Mohon tunggu...
Fanny
Fanny Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang manusia yang fana

The only One who can truly satisfy the human heart is the One who made it

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Coolins yang Terluka

24 Oktober 2019   23:07 Diperbarui: 24 Oktober 2019   23:38 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari yang indah ketika seorang Hariadhi melangkah masuk halaman rumahku. Mungkin ini menjadi hal yang tak terlupakan. Aku berdiri di samping kulkas yang sudah banyak tempelan magnet yang menghiasi pintunya. 

Entah sudah berapa kali aku membuka pintu kulkas. Kulkas yang sudah hampir 5 tahun mengisi ruang kecil di dapurku. Kulkas yang sudah setia tanpa satu kali pun mengeluh. Kulkas yang tetap berdiri dengan teguh. Saking sayangnya aku pada kulkas itu, aku memberinya nama Coolins. 

Dari pagi hari sampai siang hari, masih saja ku buka tutup si Coolins. Entah apa yang kuharapkan. Dan tiba-tiba hati ini langsung berdegup dengan kencang dan aku mulai berkeringat dingin. Aku bingung apa yang harus kulakukan, rasanya kepala ini mulai berputar. Tubuhku mulai merasa lemas. 

Pada akhirnya, aku mencoba meraih HP yang tergeletak agak jauh dari tempat aku berdiri, kira-kira 10 langkah (hahaha jauh ya...). 

Aku menekan dengan cepat tuts di HP, HP yang kuberi nama Blackist dan sudah hampir 7 tahun berada di genggamanku, masih dengan setia seperti Coolins menemaniku. Ketika ada suara dari sebrang sana, langsung ku jawab dengan cepat dan minta dengan segera untuk mengantarkannya ke rumah ku. 

Tepat jam 13.00 WIB, seorang lelaki berperawakan ramping dan berpakaian necis datang dan dengan segera ku suruh untuk masuk, ya Hariadhi ini seorang kurir makanan online, yang membawakan makan siangku yang terlambat. Karena Coolins ku mengalami kerusakan sehingga tidak dapat menyimpan makanan. Ketika melihat muka yang melas, maka bertanyalah Hariadhi, "kenapa muka Mbak e begitu? Sudah kelaparan kah?"

Jawabku, "soalnya perutku sudah bergejolak daritadi karena semalam saya tidak makan apa-apa, kulkasku rusak Pak." Dengan sedih, aku bilang, "saya sayang banget ama nih kulkas, rasanya ga rela kalau dibuang. Kasihan Pak." Sambil agak terisak.

Tanpa ku duga sama sekali dan hal yang tak terlupakan untukku, ketika Bapak ini berkata, "oala, kulkasnya Mbak e rusak toh?! Sini Mbak, 'Tak betulkan. Saya juga tukang reparasi lho. Boleh ya Mbak e saya betulkan?!"

Rasanya hati ini langsung berdegup cepat karena gembira. Oh Pak Hariadhi, kau bagaikan utusan dari Khayangan yang tak ku sangka dapat memuaskan perutku dan hatiku. 

Pada akhirnya happy ending deh. Si Coolins bisa sembuh dengan sempurna dan siap menjaga makanan untukku. 

Moral: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun