Mohon tunggu...
Juwita Sari Rizky
Juwita Sari Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pariwisata UGM

Saya tertarik dengan industri perhotelan dan hospitalitas. Suka jalan-jalan (kalo selo) dan mencoba kuliner baru. Platform ini akan berisi pengalamanku ketika mengalami suatu fenomena. Stay tune.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Wedang Tahu Si Banyak Manfaat

28 Juni 2023   14:50 Diperbarui: 28 Juni 2023   14:53 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makanan menjadi topik yang sangat menyenangkan, apalagi makanan yang akan diceritakan adalah makanan kesukaan yang memiliki sejarah yang menarik. Dahulu ketika belum ada alat komunikasi, ajaibnya makanan bisa menjadi alat komunikasi antar individu. Maka dari itu tidak aneh lagi bahwa akulturasi budaya melalui makanan banyak terjadi apalagi di Indonesia. Akulturasi makanan Tionghoa di Indonesia sudah sangat lumrah, salah satunya adalah kembang tahu atau orang Jogja sering menyebutnya dengan wedang tahu.  

Sumber: CNN Indonesia
Sumber: CNN Indonesia

Makanan ini populer di Tainan, Taiwan dengan sebutan tauhue yang diambil dari dialek Hokkien. Sajian kembang tahu tiap negara berbeda-beda, misalnya di Taiwan, menggunakan topping manis seperti kacang tanah, kacang merah, oatmeal, sirup jahe, dan sirup almond. Namun, meskipun masih di wilayah yang sama dengan China, Hubei memiliki sebutan yang berbeda, yaitu doufunao () atau doufuhua () dan hanya disajikan dengan gula saja.

Di Hong kong, kembang tahu dibuat secara tradisional dengan dalam timba kayu dan dianggap sebagai bagian dari dimsum. Biasanya disajikan dengan pasta kacang hitam atau santan meski tidak jarang juga disajikan dengan sirup jahe manis. Uniknya, kembang tahu khas Sichuan dijual dengan tongkat pikul atau gerobak sepeda dan disajikan dengan rasa asin. Topping yang dipakai biasanya minyak cabai, kecap, andaliman, daun bawang, kacang, atau bahkan dikonsumsi dengan nasi putih. Sama seperti di Sichuan, kembang tahu di daerah Tiongkok Utara tidak disajikan dengan manis. Biasanya kembang tahu memakai kuah kecap yang gurih dengan isian sayuran asin, taburan daun bawang atau daun ketumbar, taburan udang kecil atau rebon kering sebagai topping sehingga rasanya gurih. Bentuk tahu dan rasanya memang sama tapi perpaduan berbeda. Penyajian wedang tahu di Tiongkok pun ditambahkan dengan cakwe dan mantau. Jika melihat dari penjelasannya kembang tahu asli Tiongkok bukanlah minuman, melainkan makanan atau lauk berkuah.

Konon, kembang tahu masuk ke Indonesia pada akhir abad ke-19 pertama kali di Semarang yang dibawa oleh seorang imigran Tiongkok yang bernama Ong Kiem Nio. Dalam bahasa Mandarin kembang tahu disebut douha (). Selain itu, kembang tahu juga memiliki banyak nama khas di beberapa daerah seperti tahok di Solo, tahwa di Jawa Timur, bubur tahu di Kalimantan Barat, kembang tahu di Bangka Belitung dan Kalimantan Selatan. Di Jogja sendiri, kembang tahu lebih dikenal sebagai wedang tahu. Menurut sumber yang kutemukan, dahulu mulanya penjual kembang tahu di Semarang menjajakan minuman ini dengan dengan cara dipikul. Untuk menarik perhatian, biasanya penjual akan membunyikan kentongan kecil yang dipukul kayu. Iya benar, di Indonesia, kembang tahu ini lebih dianggap sebagai minuman karena disajikan dengan kuah jahe seperti halnya wedang ronde. Seiring berjalannya waktu, cara berjualan wedang tahu mulai berbeda. Saat ini wedang tahu dijajakan menggunakan gerobak atau membuka stand kecil dan menjualnya dengan cara berkeliling atau di pinggir jalan.

Pada akhir tahun 2019, kali pertamanya aku mencoba wedang tahu yang  ketika itu cukup viral di media sosial. Pagi hari setelah selesai olahraga, aku memberanikan diri untuk mampir ke Wedang Tahu Bu Kardi yang berlokasi di dekat Pasar Jalan Asem Kranggan, sebrang Gudeg Yu Djuminten. Beliau sangat ramah dan banyak bercerita kepadaku saat menyiapkan pesanan. Beliau bilang kalau rumahnya di daerah Godean dan mempersiapkan jualannya sejak pagi buta. Wedang Tahu Bu Kardi merupakan salah satu warung kaki lima yang konsisten menjajakan minuman tradisional sejak 14 tahun lalu hingga saat ini masih eksis dan menjadi buruan pecinta minuman hangat baik dari warga lokal maupun wisatawan.

Sukardi (54) yang biasa disapa Bu Kardi ini sudah menekuni usaha wedang tahu sejak tahun 2008. Diceritakannya hingga sekarang ini bersama anggota keluarganya sudah memiliki empat lapak usaha wedang tahu. Lokasinya ada di Jalan Asem Gede Kranggan dan Pasar Pathuk yang buka mulai pukul 07.00 hingga 10.30 pagi. Sementara dua lapak lainnya di depan Mirota Godean dan Jalan Pramuka Umbulharjo yang buka sore hari pukul 16.00 WIB sampai pukul 21.00 malam. Bu Sukardi menjelaskan bahwa wedang tahu ini adalah minuman tradisional yang terbuat dari sari kedelai yang kemudian disisir tipis-tipis dan diberi siraman air jahe. Air jahenya sendiri dibuat dengan gula jawa sehingga memberikan sensasi manis dan memiliki warna gelap. Satu porsi wedang tahu di lapak Bu Kardi dibanderol dengan harga tujuh ribu rupiah saja. Dalam satu hari biasanya Bu Sukardi bisa menjual hingga 150 porsi dengan menghabiskan dua panci wedang tahu. Sementara jika akhir pekan atau hari libur bisa dua kali lipat.

 Setelah selesai menyiapkan pesananku, tiba saatnya the moment of truth mencoba wedang tahu yang viral ini apakah benar seenak itu atau biasa saja. Ketika ku coba, rasanya cukup unik. Mungkin karena pertama kali lidahku merasakan rasa yang seperti ini. Tahunya memiliki tekstur yang lembut bercampur dengan manis dan hangatnya kuah jahe memberikan sensasi yang luar biasa. Meskipun cita rasanya hampir sama dengan wedang ronde, tetapi rasa tahu yang khas langsung melebur di mulut tentu menjadi pembeda antara kedua minuman ini. Namun, aku kurang suka jika tahu yang dimakan tidak dibarengi dengan kuah jahenya karena rasanya cukup aneh di mulutku. Rasa tahu tanpa kuah jahe hanyalah tahu biasa, hambar.

Sumber: Harian Jogja
Sumber: Harian Jogja

Selain rasanya yang enak, ternyata wedang tahu ini juga memiliki berbagai manfaat apabila dikonsumsi, yaitu (1) sumber protein yang sangat baik; (2) menurunkan tekanan darah atau mencegah hipertensi; (3) mencegah tersumbatnya pembuluh darah; (4) mencegah penyakit jantung; (5) meredakan nyeri rematik, sakit kepala, dan migrain; (6) mencegah mual dan muntah; (7) membuat lambung dan perut menjadi nyaman; (8) menghangatkan badan. Kandungan gizi wedang tahu yang disajikan dalam 100 gram memiliki total 380 kkal yang terdiri dari lemak 13,80 gram, protein 48,90 gram, dan karbohidrat 23,30 gram. Oleh karena itu, banyak pelanggan yang setiap hari datang baik di pagi maupun sore hari ke lapak Bu Sukardi untuk menyantap wedang tahu sebagai sarapan atau menjadi bekal bawaan ke kantor. 

 Cara membuat wedang tahu cukup tricky atau gampang-gampang susah. Tidak menggunakan teknologi modern, tetap konsisten dengan alat tradisional. Pertama, kedelai yang sudah dicuci bersih lalu direndam selama kurang lebih delapan jam. Setelah dibilas, lalu diblender sampai halus. Kedelai yang sudah halus ini kemudian diperas untuk diperoleh sarinya dan dimasak. Dalam proses pembuatannya, wedang tahu tidak menggunakan pengawet sehingga minuman ini lebih nikmat diminum langsung dan tentunya menyehatkan. Namun, terdapat versi lain di mana terjadi beberapa perubahan, yaitu sari kacang kedelai diganti dengan susu kedelai yang dicampur dengan agar-agar. Sedangkan, kuahnya yang terbuat dari rebusan jahe dan gula pasir/merah, ditambahkan daun pandan, daun jeruk, kayu manis hingga cengkeh agar lebih harum ketika disantap.

Meskipun dalam proses pembuatan dan penyajian wedang tahu di Indonesia tidak 100% sama seperti di negeri asalnya, tetapi cita rasanya tidak mengurangi manfaat yang diperoleh. Akulturasi makanan maupun minuman akan selalu menyesuaikan dengan lidah masyarakat setempat dan wedang tahu berhasil masuk dengan budaya lokal hingga saat ini dapat diterima di semua kalangan. 

Referensi

Dinar, B. (2022, Januari 15). Asal-usul Wedang Tahu, Terinspirasi dari Makanan Berkuah Khas Tiongkok. KASKUS. Retrieved Juni 26, 2023, from https://www.kaskus.co.id/thread/61e280c38db104733504ebf0/asal-usul-wedang-tahu-terinspirasi-dari-makanan-berkuah-khas-tiongkok/

Info Gizi AKG. (2021, September 10). Tofu Flower Alias Kembang Tahu. AKG FKM UI. Retrieved Juni 26, 2023, from https://akg.fkm.ui.ac.id/tofu-flower-alias-kembang-tahu/

Jajanan Enak Di Bogor. (2021, Juli 27). Inilah Sejarah Makanan Jaman Dulu Yang Disebut Wedang Tahu. Jajanan Enak Nusantara. Retrieved Juni 26, 2023, from https://www.jajananenakdibogor.com/makanan/makanan-jaman-dulu-wedang-tahu.html

Lyliana, L. (2022, Januari 15). Asal-usul Wedang Tahu, Terinspirasi dari Makanan Berkuah Khas Tiongkok. Kompas.com. Retrieved Juni 25, 2023, from https://www.kompas.com/food/read/2022/01/15/111300075/asal-usul-wedang-tahu-terinspirasi-dari-makanan-berkuah-khas-tiongkok?page=all#page2

Oesman, D. W. (2021, JulI 12). Kembang Tahu Asalnya dari China. Bolong.id. Retrieved JunI 25, 2023, from https://bolong.id/eg/0721/kembang-tahu-asalnya-dari-china

Padmaratri, L. (2018, November 23). Kuliner Jogja: Pagi Hari Menyeruput Wedang Tahu Kranggan, Lezat Menghangatkan. Wisata. Retrieved Juni 25, 2023, from https://wisata.harianjogja.com/read/2018/11/23/504/954173/kuliner-jogja-pagi-hari-menyeruput-wedang-tahu-kranggan-lezat-menghangatkan

Ratnasari, E. D. (2018, Juni 19). Rayuan Manisnya Penuh Budaya Wedang Tahu Khas Semarang. CNN Indonesia. Retrieved Juni 26, 2023, from https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180617140300-262-306783/rayuan-manisnya-penuh-budaya-wedang-tahu-khas-semarang

Warta Jogjakota. (2022, September 2). Mencicipi Minuman Tradisional Wedang Tahu Bu Kardi. Portal Berita Pemerintah Kota Yogyakarta. Retrieved Juni 25, 2023, from https://warta.jogjakota.go.id/detail/index/23350

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun