Mohon tunggu...
Juwita
Juwita Mohon Tunggu... Human Resources - Penulis Lepas "_"

"Di antara halaman-halaman kata-kata, terdapat sebuah keajaiban yang mampu mengubah dunia. Ikuti jejak seorang penulis yang dengan pena dan imajinasinya merajut cerita-cerita yang membangkitkan emosi, menantang pemikiran, dan menginspirasi perubahan. Bersiaplah untuk membenamkan diri dalam alam pikiran yang tak terduga, di mana kata-kata menjadi pemandu menuju pemahaman yang lebih dalam tentang dunia dan diri sendiri."

Selanjutnya

Tutup

Puisi

mematikan hati

20 Mei 2024   19:53 Diperbarui: 20 Mei 2024   20:13 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin aku harus mematikan hati  
Agar cinta tak lagi singgah di sini  
Seperti angin malam yang dingin menyelimuti  
Begitu pula aku ingin membekukan nurani

Aku lelah menunggu harapan yang tak pasti  
Mengais cinta dalam gelap yang tak bertepi  
Setiap detik hanya menambah pedih di dada  
Mungkin lebih baik tak merasa apa-apa

Mungkin aku harus mematikan hati  
Agar luka tak lagi menggores diri  
Cinta, yang dulu terasa indah dan nyata  
Kini hanyalah bayangan yang penuh dusta

Di balik senyuman yang aku paksakan  
Ada kehampaan yang sulit diterjemahkan  
Mungkin benar, jika aku menutup pintu hati  
Takkan ada lagi air mata yang menghujani

Baca juga: Kau dan Kenangan

Mungkin aku harus mematikan hati  
Agar kenangan tak lagi menghantui  
Biar sunyi menjadi teman setia  
Dalam hening aku temukan damainya

Maka, biarlah hati ini terbungkus beku  
Tak lagi terasa hangat, tak lagi terasa rindu  
Mungkin dalam kesendirian aku akan mengerti  
Bahwa mencintai diri sendiri adalah kunci sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Hati yang Mati

Baca juga: Terimakasih Luka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun