Mohon tunggu...
Juwita
Juwita Mohon Tunggu... Human Resources - Penulis Lepas "_"

"Di antara halaman-halaman kata-kata, terdapat sebuah keajaiban yang mampu mengubah dunia. Ikuti jejak seorang penulis yang dengan pena dan imajinasinya merajut cerita-cerita yang membangkitkan emosi, menantang pemikiran, dan menginspirasi perubahan. Bersiaplah untuk membenamkan diri dalam alam pikiran yang tak terduga, di mana kata-kata menjadi pemandu menuju pemahaman yang lebih dalam tentang dunia dan diri sendiri."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Budaya Organisasi Lembaga Kursus dan Kesesuaian Bidang Keahlian dengan Mata Ajar terhadap Kepuasan Kerja dan Implikasinya pada Kinerja Tutor

22 Desember 2022   14:49 Diperbarui: 22 Desember 2022   15:13 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebuah lembaga organisasi pendidikan formal maupun non formal memiliki arah dan tujuan yang jelas untuk di capai. Hal ini menjadi alasan bahwa dalam suatu lembaga harus ada budaya organisasi yang dapat mendukung menjadi pedoman bagi anggota organisasi sehingga dapat menunjang keberhasilan lembaga tersebut.

Budaya organisasi berperan sebagai perekat sosial (social glue) yang mengikat semua anggota organisasi secara bersama-sama. budaya organisasi  juga merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi. Artinya, bahwa budaya organisasi sudah menjadi pola keyakinan dan nilai-nilai (values) organisasi yang dipahami, dijiwai dan di praktikkan oleh organisasi sehingga pola tersebut memberikan arti tersendiri dan menjadi dasar aturan berperilaku dalam organisasi. Adanya budaya organisasi yang kondusif akan membawa dampak positif bagi layanan pendidikan itu sendiri. banyak faktor untuk mencapai service quality yang baik bagi penyedia jasa  yaitu dengan menumbuhkan ketulusan, perasaan  senang hati dan timbulnya suatu budaya di mana karyawan akan bekerja sama saling tolong menolong demi memberikan yang terbaik kepada pelanggan. Adanya budaya organisasi yang kondusif akan membawa dampak positif bagi layanan pendidikan itu sendiri.

Selain berpengaruh terhadap budaya organisasi juga sangat penting dalam hal pengembangan karir karyawan, menfalitisasi pencapaian tujuan serta untuk  "memproduksi" pemimpin yang berkualitas. Pegawai atau anggota organisasi yang menghidupkan budaya organisasi cenderung dinilai memiliki nilai plus dibandingkan yang lain, perilaku menaati aturan perusahaan tidak tertulis dalam kontrak kerja artinya hal ini dilakukan dengan suka rela atas kesadaran diri karyawan sendiri tanpa di gaji atau di beri hadiah oleh atasan. budaya dapat menfasilitasi munculnya inisiatif yang inovatif dalam sektor publik dan menyediakan lingkungan yang mendukung untuk  mengembangkan 'pemimpin giat'.

Adanya budaya organisasi membawa dampak positif bagi anggota organisasi seperti kepuasan kerja. Kepuasan kerja merupakan faktor yang diyakini dapat mendorong dan memengaruhi semangat kerja seseorang agar seseorang dapat bekerja dengan baik dan secara langsung akan memengaruhi kinerja seseorang. Kepuasan kerja berhubungan dengan budaya organisasi sebab karyawan yang cenderung mampu menyelesaikan tugas yang di bebankan akan memiliki kepuasan kerja pada lembaga organisasi. Kepuasan kerja dapat di ukur dengan indikator kepuasan terhadap gaji, promosi atau pun terhadap rekan kerja. Kepuasan kerja kepuasan kerja juga dapat diartikan sebagai sebuah efektivitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan.

 Budaya Organisasi 

Budaya organisasi di definisikan sebagai "nilai-nilai yang menjadi pegangan sumber daya manusia dalam menjalankan kewajibannya dan juga perilakunya di dalam organisasi." Nilai-nilai inilah yang akan memberi jawaban apakah suatu tindakan benar atau salah dan apakah suatu perilaku dianjurkan atau tidak. Menurut Fahmi (2017:117) "Budaya organisasi merupakan hasil proses

melebur gaya budaya dan perilaku tiap individu yang dibawa sebelumnya ke dalam sebuah norma-norma dan filosofi yang baru, yang memiliki energi serta kebanggaan kelompok dalam menghadapi sesuatu dan tujuan tertentu". Menurut Torang (2014:106) "Budaya organisasi dapat juga dikatakan sebagai kebiasaan yang terus berulang-ulang dan menjadi nilai dan gaya hidup oleh sekelompok individu dalam organisasi yang diikuti oleh individu berikutnya."

Sementara itu menurut Effendy (2015:8) "Budaya organisasi di defenisi kan sebagai norma, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, filsafat, kebiasaan organisasi, dan sebagainya yang dikembangkan dalam waktu yang lama oleh pendiri, pemimpin, dan anggota organIsasi yang di sosialisasi kan dan diajarkan kepada anggota baru serta diterapkan dalam aktivitas organisasi dalam memproduksi produk, melayani para konsumen, dan mencapai tujuan organisasi." Dari teori-teori di atas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa budaya organisasi adalah kebiasaan-kebiasaan atau nilai-nilai bersama yang dianut suatu organisasai yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas organisasi.


Kepuasan Kerja 

Spector mendefinisikan kepuasan kerja sebagai sikap yang merefleksikan bagaimana perasaan evaluatif individu mengenai pekerjaannya, baik secara keseluruhan maupun dari berbagai aspek pekerjaannya. Perasaan tersebut berkisar antara kesukaan atau kepuasan terhadap pekerjaannya ataupun ketidaksukaan atau ketidakpuasan terhadap pekerjaannya. Selanjutnya Howel dan  Dipboye mendefinisikan kepuasan kerja  sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari

pekerjaannya. Dengan kata lain kepuasan kerja mencerminkan sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya. Sedangkan menurut Robbins, kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Organ dan Hamner yang  menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaannya. Hal ini merupakan kumpulan komplek keyakinan dan pengetahuan, emosi (perasaan, sentimen, evaluasi) dan kecenderungan perilaku. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki sikap yang sangat positif tentang pekerjaannya, dan sebaliknya orang yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya akan memiliki sikap negatif terhadap pekerjaannya tersebut.


Kinerja 

Kinerja adalah hasil dari suatu proses yang mengacu dan diukur selama periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya. 

Menurut Sutrisno (2016:172) "Kinerja adalah hasil kerja karyawan dilihat dari aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi." Menurut Mangkunegara (2017:67) "Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya." Menurut Fahmi (2017:188) "Kinerja adalah hasil dari suatu proses yang mengacu dan diukur selama periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya." 

Menurut Torang (2014:74) "Kinerja adalah kuantitas atau kualitas hasil kerja individu atau sekelompok di dalam organisasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang berpedoman pada norma, standar operasional prosedur, kriteria dan ukuran yang telah ditetapkan atau yang berlaku dalam organisasi. 

Dari teori-teori yang diketahui di atas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa kinerja adalah suatu proses atau hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai melalui beberapa aspek yang harus dilalui serta memiliki tahapan-tahapan untuk mencapai nya dan bertujuan untuk meningkatkan kinerja pegawai itu sendiri. Maka dari itu kinerja merupakan elemen yang penting dalam maju mundurnya suatu organisasi. Karena kinerja merupakan cerminan bagaimana suatu organisasi itu berjalan ke arah yang benar atau hanya berjalan ditempat saja. Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun