Jakarta : Kegiatan pemberdayaan kaum dhuafa merupakan kegiatan saling membantu sesama dan bentuk pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan untuk membantu kaum dhuafa dan menjalin hubungan silahturahmi. Dengan adanya kegiatan pemberdayaan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa mengajarkan agar bisa lebih bersyukur dan dapat membantu sesama. Maka dari itu kami mahasiswa Manajemen semester 3 Uhamka melakukan pemberdayaan kaum dhuafa, hal ini guna memenuhi tugas dari mata kuliah Kemuhammadiyahan serta untuk membantu keluarga dhuafa. Melalui kegiatan ini mahasiswa di latih untuk melakukan pemberdayaan sosial sehingga dalam jiwa mereka tumbuh rasa kepedulian dan empati terhadap sesama manusia yang sedang membutuhkan. Kami melalukan pemberdayaan di Jl. Raya Centex RT 011 RW 02 Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13740.
Mahasiswa manajemen yang beranggotakan Deshica Putri Yuniar, Juwita Asih, Aulia Rahma Putri dan Siti Nur Adni yang melakukan kegiatan pemberdayaan bersama Ibu Sri Lestari. Kegiatan pemberdayaan  kaum dhuafa ini merupakan tugas akhir dari mata kuliah kemuhammadiyahan yang di bimbing oleh ibu Ade Putri Muliya, S.Pd.I, M.Pd. Menurut kami, Kelompok 8, kegiatan ini merupakan rangkaian yang panjang dari kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya. Kami sebelumnya telah melakukan observasi dahulu untuk memilih kaum dhuafa yang akan di berdayakan. Setelah itu menentukan program dan melakukan pengumpulan bantuan (fundraising).
Tim kami menemukan kaum dhuafa yang sesuai dengan kriteria sebagai kaum dhuafa yaitu ibu Sri Lestari. Lalu kami pergi ke kediaman ibu Sri untuk bersilahturahmi dan melihat kondisinya. Ibu Sri merupakan seorang janda dan tinggal seorang diri. Keseharian beliau yaitu berkerja sebagai pengupas bawang, yang hanya berpenghasilan Rp 100.000/minggu sehingga tidak cukup untuk membiayai hidupnya. Anaknya yang sudah menikah tinggal jauh dan tidak pernah menafkahi ataupun peduli terhadap ibunya. Bahkan untuk makan sehari-hari Ibu Sri mendapatkannya dari tetangga sekitar. Air minum yang di konsumsi sehari-hari menggunakan air dari keran yang diendapkan selama seminggu dan di rebus. Sering kali beliau terpaksa mengutang kepada pemilik kontrakan yang dihuninya. Setelah bersilaturahmi dan melihat kondisi ibu sri, tim kami membuat flayer pamflet untuk penggalangan dana (fundraising) yang nantinya akan di sebarluaskan melalui media sosial yang kami miliki.
Pertama kali tim kami melakukan penggalangan dana (fundraising) yaitu pada tanggal 11 Oktober 2024 yang kami sebarkan melalui status instragram kelompok kami dan WhastApp milik pribadi serta secara lisan langsung dan terakhir kali kami sebarkan pada tanggal 30 Desember 2024 yang terkumpul Alhamdulillah sebanyak Rp 1.060.000. Pada tanggal 30 Desember 2024 tim kami pergi ke pasar dan agen untuk membeli sembako, dan kebutuhan lainnya serta alat untuk pengupas bawang. Dan pada tanggal 3 Januari 2024 tim kami menuju kerumah ibu Sri Lestari untuk menyalurkan bantuan berupa barang yang telah tim kali beli sebelumnya berupa sembako,kebutuhan kamar mandi dan alat pengupas bawang.Â
Ibu Sri terlihat sangat bahagia bercampur sedih. Ibu Sri berkata “banyak banyak berterimakasih kepada anak anak karna udah mau berjuang untuk ibu, benar benar merjuangin ibu, ibu doakan semoga anak anak di lancarin terus rezekinya sukses untuk kedepannya dan dimudahkan segalanya’ ucap ibu sri sambil menangis.
 Setelah itu kami melakukan sesi dokumentasi dan mengucapkan terimakasih kepada ibu Sri karena telah menjadi target pemberdayaan kami. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada para donator yang sudah menyisihkan rezekinya untuk ibu Sri, semoga dengan adanya kegiatan yang telah kami lakukan bisa memberikan motivasi atau menjadikan contoh yang baik untuk masyarakat agar lebih peduli terhadap sesama dan saling membantu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H