Mohon tunggu...
Juwita Ramadhani
Juwita Ramadhani Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Seorang apoteker dan Akademisi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Agama dan Ilmu Pengetahuan: Dua Sisi Mata Uang yang Saling Melengkapi

4 November 2024   23:30 Diperbarui: 4 November 2024   23:38 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam perkembangan peradaban manusia, agama dan ilmu pengetahuan seringkali dianggap sebagai dua entitas yang bertentangan. Namun, pandangan ini perlu dikoreksi. Sebagai seorang akademisi, saya melihat bahwa agama dan ilmu pengetahuan justru dapat bersinergi dan saling melengkapi dalam memajukan kehidupan manusia.

Agama, khususnya Islam, memiliki peran penting dalam mendorong pengembangan ilmu pengetahuan. Al-Qur'an sendiri banyak menyerukan manusia untuk menggunakan akal dan mengkaji alam semesta. Ayat pertama yang diturunkan pun berisi perintah untuk membaca dan belajar. Ini menunjukkan bahwa Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan.

Dalam sejarah, peradaban Islam pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia. Para ilmuwan Muslim seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, dan Al-Biruni memberikan kontribusi besar bagi perkembangan berbagai bidang keilmuan. Hal ini membuktikan bahwa agama dan ilmu pengetahuan dapat berjalan beriringan.

Di era modern, agama dapat berperan sebagai landasan etis dan moral bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agama memberikan panduan agar ilmu pengetahuan digunakan untuk kemaslahatan umat manusia, bukan untuk menghancurkan.

Selain itu, agama juga dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi para ilmuwan dalam melakukan riset dan pengembangan. Keyakinan bahwa alam semesta adalah ciptaan Tuhan mendorong para ilmuwan untuk terus mengkajinya dengan penuh kekaguman.

Di sisi lain, perkembangan ilmu pengetahuan juga dapat memperkuat keyakinan beragama. Berbagai penemuan ilmiah modern justru membuktikan kebenaran ayat-ayat kitab suci yang selama ini dianggap mustahil. Ini menunjukkan bahwa tidak ada pertentangan antara kebenaran agama dan kebenaran ilmiah.

Sebagai kesimpulan, agama dan ilmu pengetahuan bukanlah dua hal yang bertentangan. Keduanya dapat bersinergi untuk memajukan peradaban manusia. Yang dibutuhkan adalah dialog yang intensif antara para agamawan dan ilmuwan agar tercipta integrasi keilmuan yang komprehensif. Dengan demikian, agama dan ilmu pengetahuan dapat menjadi dua sisi mata uang yang saling menguatkan dalam membangun masa depan umat manusia yang lebih baik.

Juwita Ramadhani

Mahasiswa S3 Doktor Ilmu Farmasi UAD

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun