Mohon tunggu...
Juwinda Ningrum
Juwinda Ningrum Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

Lulusan Managemen Dakwah, suka topik dan baca buku #SelfImprovement, (e): windelafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial

Si Manis "Buy No, Pay Later ", Jebakan Hutang Adiktif

21 Agustus 2022   17:25 Diperbarui: 21 Agustus 2022   17:27 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://maucash.id/hindari-kebiasaan-ini-agar-hutang-tidak-semakin-bertumpuk

2. Biaya tambahan yang tidak disadari 

Ketika seseorang sudah mengaktifkan fitur pay later untuk berbelanja akan ada beberapa biaya tambahan, seperti biaya administrasi, biaya cicilan dan biaya lainnya. 

Walaupun fitur Pay later menawarkan persen angka biaya tambahan yang kecil, tetapi tanpa di sadari saat dihitung tetap saja biaya tambahannya cukup besar, apalagi jika barang yang di beli harganya mahal. 

Maka Semakin tinggi harga yang dibayarkan semakian tinggi juga jumlah biaya tambahannya.

3. Cash Flow terganggu 

Saat menggunakan fitur pay later akan membuat seseorang lebih boros karena bisa berbelanja dengan kondisi uang di dompet atau di rekening tidak berkurang.

Seolah -- olah uangnya masih banyak dan membeli barang apapun bisa. Padahal, uangnya terbatas. 

Jika kita tidak pandai mengelola keuangan, tentunya keadaan cash flow atau arus keuangan akan terganggu. 

Fitur  Pay later, tanpa sadar membentuk mindset berhutang. Jika hal itu di lakukan terus -- menerus dan berulang kali, bisa saja menjadi kebiasaan dan lama -- lama terjebak di lingkaran hutang.  

3. Peretas identitas 

Syarat mengaktifkan fitur pay later terbilang mudah, salah satunya memfoto identitas diri atau KTP. 

Secanggih apapun dunia digital saat ini, tidak memungkinkan kejahatan cyber menghilang. 

Beberapa kasus yang penulis temui, banyak grup-grup di facebook yang isinya orang-orang galbay (gagal bayar) kredit online. Salah satunya ada pengguna akun Shoope pay later yang curhat bahwa akunnya terkena hack, jadi dia tidak berbelanja, tidak bertransaksi tapi ada transaksi atau tagihan yang harus dia bayarkan. Jika limit kreditnya cukup besar, sangat merugikan dia, karena harus menanggung pembayaran.

5. Tunggakan Transaksi payLater bisa menodai Reputasi Kredit 

Ketika seseorang telah megajukan kredit tetapi tidak bisa membayarnya dengan tepat waktu, maka tagihan itu dapat membuat reputasi kredit menjadi buruk.

Seseorang akan mempunyai catatan tidak baik pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dapat mempengaruhi pangajuan kredit yang lebih penting kedepannya seperti kredit property. 

Kontrol diri adalah kunci di tengah trend Buy Now Pay Later. 

Dengan Membuat perencanaan keuangan yang dapat memandu kita  dalam menggunakan uang. Salah satunya Membuat prioritas dalam memenuhi kebutuhan atau keinginan. Saat ini sudah banyak aplikasi untuk membantu arus keuangan kita terkontrol.  

Mindset yang harus kita miliki adalah jika tidak punya uang jangan beli, mau beli ya nabung. 

Musuh terbesar kita adalah diri sendiri, sehingga kita sendirilah yang bisa mengontrol diri kita agar tidak terjebak trend Buy Now Pay Later

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun