Mohon tunggu...
Juwilsi T. Rawung
Juwilsi T. Rawung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah Mahasiswa yang sedang mengejar masa depan Mari kita saling berbagi inspirasi dalam karya fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jejak Kata yang Hilang

12 Januari 2025   04:19 Diperbarui: 12 Januari 2025   04:19 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Jejak langkah di pasir waktu,
tertulis bisu di ujung rindu,
kata-kata pernah berpadu,
hilang kini dihembus bayu.

Dahulu hadir bak nyala bara,
membakar sepi, mengusir luka,
namun angin membawa sirna,
meninggalkan ruang tak bernyawa.

Kemana suara yang pernah merdu?
menggetarkan jiwa, menusuk kalbu.
Kini tinggal bisikan semu,
jejaknya lenyap, tenggelam pilu.

Aku menapak sisa yang hampa,
mencari makna di balik asa,
namun kata-kata tak pernah kembali,
terbenam dalam malam yang sunyi.

Wahai jejak yang tak terlihat,
hadirlah lagi meski hanya sejenak,
agar hati tak lagi retak,
merajut harap yang pernah goyah.

Di mana kau, wahai kata yang hilang?
tersimpan di pelukan bintang?
Ataukah hanyut di arus petang,
meninggalkan dunia yang terang?

Aku menunggu di ujung senja,
merangkai doa di garis cahaya,
semoga jejak kata kembali nyata,
mengisi ruang yang sempat tiada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun