Di bawah langit kaca yang pucat membisu,
Denting sunyi bergetar dalam waktu,
Bulan menggantung, redup dan beku,
Menyulam bayang di kanvas biru.
Angin melukis rindu yang samar,
Menyentuh daun, memecah gemetar,
Suara hati mengalir gemilang pilar,
Namun hilang, terserap hening nan lapar.
Bintang berpendar, malu dan fana,
Menyimpan rahasia yang tak bernama,
Cahaya berjatuhan, tanpa makna,
Seperti doa yang karam di samudra.
Aku berjalan, menatap yang fana,
Meniti denting waktu yang tak tertata,
Jejakku hilang di lengkung senja,
Terserap sunyi, larut dalam asa.
Di bawah langit kaca, segalanya sirna,
Hanya ada denting, memecah fana,
Aku berdiri, menanti tanpa makna,
Bersama sunyi, dalam harmoni yang fana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H