Di padang luas, mentari membakar,
Hamparan pasir tampak bergetar,
Bayang-bayang oase seakan benar,
Namun dekat tiada, ia terus pudar.
Langkah kaki penuh harap mendekat,
Melihat air di batas yang tak terjangkau,
Namun hanya ilusi yang mengikat,
Mimpi yang rapuh, pecah di bawah cahaya kilau.
Fatamorgana, penghibur sekaligus pembunuh,
Menjanjikan manis pada jiwa yang lusuh,
Namun kebenaran selalu mengeluh,
Bahwa yang palsu hanya tinggal debu yang luruh.
Hidup pun begitu, sering penuh dusta,
Janji-janji manis seperti fatamorgana,
Mengundang jiwa dalam kebutaan,
Hingga terjebak di lorong harapan.
Namun di balik ilusi, ada hikmah tersembunyi,
Bahwa yang sejati tak pernah berdusta,
Seperti embun pagi yang setia menghiasi,
Memberi kehidupan, tak hanya asa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H