Di tepian sunyi aku bersandar,
Reruntuh hati kian mengakar.
Cahaya redup tak lagi memendar,
Hanya gelap yang terus mengabar.
Janji-janji dulu kini pudar,
Terbawa angin ke sudut hangar.
Rindu menjelma beban yang sukar,
Menyesak jiwa, lemah tak tegar.
Langit kelabu menyimpan nestapa,
Hujan mengguyur duka yang nyata.
Aku merangkai luka di dada,
Menganyam tangis yang tak bersisa.
Waktu berjalan tanpa peduli,
Meninggalkan aku sendiri sunyi.
Di relung hati yang kini mati,
Tak ada harapan, semua menyepi.
Bagai debu yang terhempas angin,
Cinta terburai menjadi dingin.
Bayangmu pergi tak lagi ingin,
Tinggal jejak yang perihnya intim.
Oh, reruntuh ini takkan kubangun,
Hati yang hancur tak perlu disusun.
Biarlah ia karam di lautan murung,
Sampai waktu memelukku lirih dan tenang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H