Mohon tunggu...
Juwilsi T. Rawung
Juwilsi T. Rawung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah Mahasiswa yang sedang mengejar masa depan Mari kita saling berbagi inspirasi dalam karya fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Reruntuh Hati

5 Desember 2024   04:29 Diperbarui: 5 Desember 2024   08:20 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Di tepian sunyi aku bersandar,
Reruntuh hati kian mengakar.
Cahaya redup tak lagi memendar,
Hanya gelap yang terus mengabar.

Janji-janji dulu kini pudar,
Terbawa angin ke sudut hangar.
Rindu menjelma beban yang sukar,
Menyesak jiwa, lemah tak tegar.

Langit kelabu menyimpan nestapa,
Hujan mengguyur duka yang nyata.
Aku merangkai luka di dada,
Menganyam tangis yang tak bersisa.

Waktu berjalan tanpa peduli,
Meninggalkan aku sendiri sunyi.
Di relung hati yang kini mati,
Tak ada harapan, semua menyepi.

Bagai debu yang terhempas angin,
Cinta terburai menjadi dingin.
Bayangmu pergi tak lagi ingin,
Tinggal jejak yang perihnya intim.

Oh, reruntuh ini takkan kubangun,
Hati yang hancur tak perlu disusun.
Biarlah ia karam di lautan murung,
Sampai waktu memelukku lirih dan tenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun