Mohon tunggu...
Juwanda Prayuda
Juwanda Prayuda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Buku, Freelance, Mahasiswa PPG Prajab Gelombang 2 Tahun 2023, Bisnis

Begitu banyak hal yang terjadi....Seperti hari kemarin yang terhampiri dan hari esok yang masih misteri.... Semua berlalu dalam waktu yang sudah ada dan sudah tentu menggambarkan perjalanan dan sebuah tujuan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kunang-kunang Kecil

17 Februari 2022   06:34 Diperbarui: 17 Februari 2022   06:37 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesendirian yang menyejukkan bersama kunang-kunang (normantis.com)

Embun pagi menghiasi nuansa mataku, ku melihat untuk pertama kalinya pada dunia, teriakan ayah, ibu dan sanak saudara terdengar jelas ditelingaku, aku hanya menangis dan menangis, memang ini adalah lampion sebuah kelahiranku. Namaku Adhyasta yang mempunyai arti anak yang mengubah dunia menjadi baik. Pertama, hidup bukan hanya untuk bahagia tapi untuk membantu orang lain, dari hati nuranimu pasti ada sedikit tempat untuk bernaung pada sebuah kelopak dermawan. Hari terus berganti dan waktu pun terus memutar layaknya seperti roda sebuah kehidupan, seketika sudah beranjak menjadi anak usia 4 tahun, waktu sangat cepat untuk menghabiskan sisa hidupku.

Pada hari ini, suasana berbeda, semua menjadi pasif dalam keadaan ini, yaitu keadaan yang membuatku menjadi trauma pada sebuah keramaian, pada peristiwa itu aku mengalami trauma mental karena dalam perjalanan menuju sekolah aku dikejar oleh orang yang tak dikenal, yang akan menculikku. Suasana menjadi gemuruh yang sangat buruk.

Kumparan.com
Kumparan.com

Tidak ada orang yang membantuku, hingga aku masuk pada keramaian, yang ku pikir aku akan aman pada keramaian, ternyata aku salah, aku terjebak pada sebuah kegelapan dimana semua orang adalah jahat, malangnya nasibku, aku bisa apa, disetiap cela aku tak bisa bernafas karena pada keadaan ini semua menjebakku. Yang aku ingat mereka berkata kepadaku sebuah arti kematian. Sinar cahaya matahari menjadi bukti untuk menghela nafas ini akan baik-baik saja.

Mereka berkata, "Nak sini, ada mobil mainan nih, pasti suka kan?"

Adhyasta heran melihat mereka "Apa, aku tidak suka mobil, karena mobilnya kecil"

Mereka berkata, "Hey, jangan menolak atau sama om akan diajak bermain, yuk bermain?" sambil mereka merayu dengan banyak orang.

Adhyasta berkata, "Om-om ini siapa? adhyasta tidak kenal, dan kenapa om-om mengejar aku, karena aku banyak permen lollipop ya?"

Mereka berkata, "Ini anak banyak bicara juga"

"Dan anak ini harus kita bunuh" Pungkas yang lainnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun