Mohon tunggu...
Juventi Permana Putri
Juventi Permana Putri Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis untuk berkarya Menulis untuk bercerita Menulis untuk memberi berita Menulis untuk memberi pada sesama

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sinopsis Novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal el-Saadawi

14 Mei 2013   18:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:35 3247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul: Perempuan di Titik Nol

Pengarang: Nawal el-Saadawi

Penerbit: Yayasan Obor Indonesia

Tahun terbit: 1989

Tebal buku: 177 halaman

Sinopsis :

Firdaus adalah seorang perempuan yang dipenjara dan divonis hukuman mati. Ia tidak pernah berbicara dengan siapapun, bahkan dengan sipir penjara sekalipun. Ia selalu meludahi setiap surat kabar yang terdapat gambar seorang pejabat laki-laki atau siapapun laki-laki yang ada di surat kabar tersebut. Banyak yang menduga ia mengenal semua laki-laki itu secara pribadi. Tetapi, ia sebenarnya tidak mengenal mereka semua yang ada di gambar surat kabar tersebut.

Kehidupan Firdaus sangatlah keras. Sejak ia anak-anak ia harus bertahan hidup menahan lapar, hanya dia yang hidup diantara banyak adik-adiknya. Menurutnya, adik-adiknya meninggal seperti anak ayam, meninggal satu per satu seperti anak ayam. Dan setiap ia harus bekerja ke ladang dengan membawa pupuk di atas kepalanya atau membuat adonan kue. Pernah suatu kali ia menanyakan kepada ibunya bagaimana bias ia terlahir tanpa ayah, karena dipandangannya semua wajah laki-laki mirip dengan ayahnya. Maka, ibunya memarahinya dan memukulknya, bahkan ibunya membawa seorang perempuan yang membawa sebilah pisau untuk memotong secuil daging pada bagian diantara pahanya.

Firdaus senang ketika ia disuruh untuk ke ladang dengan membawa pupuk di atas kepalanya. Karena, ia lebih senang berada di ladang daripada diam di rumah. Di ladang ia bias bermain-main dengan kambing menaiki kincir air dan berenang bersama anak laki-laki di sungai. Ia juga bias dikatakan memiliki teman dekat laki-laki bernama Mohammadain. Mohammadain selalu mengajaknya bermain pengantin laki-laki dan pengantin perempuan. Pada saat itu, Firdaus kecil tidak mengerti apa yang dilakukan Mohammadain terhadapnya, sehingga ia hanya merasakan nikmat yang ia tak tahu di bagian mana rasa itu timbul. Mereka akan bermainsampai matahari terbenam ketika ayah Mohammadain memanggilnya dan Mohammadain berjanji akan kembali keesokan harinya. Tetapi, ibunya tidak pernah menyuruhnya ke ladang lagi.

Firdaus memiliki seorang paman yang sangat baik kepadanya. Tidak pernah memukulnya seperti ayah dan ibunya. Pamannya adalah mahasiswa El-Azhar di Kairo. Ia pulang ke rumah Firdaus ketika masa liburan. Bahkan ketika orang tua Firdaus meninggal, pamannya lah yang membawanya ke kairo untuk tinggal bersamanya dan disekolahkan oleh pamannya. Ketika paman Firdaus sudah menikah, ia sering memukuli Firdaus dan memutuskan untuk memasukkannya ke dalam sekolah asrama yang memiliki asrama. Firdaus pun tinggal di asrama dan memiliki teman bernama Wafeya yang selalu menjadi teman untuk bercerita. Dan ia juga mengenal nona Iqbal yang sangat baik kepadanya. Bahkan yang mendampingi Firdaus ketika mendapatkan nilai terbaik pun nona Iqbal bukan pamannya.

Setelah Firdaus tamat sekolah menengah, ia kembali ke rumah pamannya. Istri pamannya tidak menghendaki ia tinggal bersama mereka, sehingga mereka memutuskan untuk menikahkan Firdaus dengan Syekh Mahmoud, seorang saudagar yang usianya sudah mencapai enam puluh tahun. Malang nasib Firdaus, ia harus menerima nasibnya untuk tinggal bersama duda tua yang memiliki bisul di bagian muka dan bibirnya yeng menimbulkan bau tidak sedap. Syekh Mahmoud tidak segan-segan untuk memukul Firdaus jika ia tidak menghabiskan makanannya sampai tidak ada sisa di piringnya dan memukulinya dengan tongkat ketika ia pergi ke rumah pamannya hingga keluar darah dari mulut dan hidungnya. Akhirnya Firdaus pun pergi meninggalkan rumah Syekh Mahmoud.

Ketika Firdaus berhenti di sebuah warung kopi, ia ditolong oleh pemilik watung itu yang bernama Bayoumi, yang membolehkan ia tinggal di flat miliknya dan akan dicarikan pekerjaan. Hingga suatu hari, Bayoumi dating dengan teman-temannya dan memukuli Firdaus serta memperkosanya. Dan Firdaus pun melarikan diri dari tempat Bayoumi itu.

Firdaus berjalan sampai pagi, hingga ia tertidur di sebuah bangku yang menghadap ke Sungai Nil. Ia didatangi oleh sosok perempuan yang bernama Sharifa. Sharifa mengajaknya ke sebuah apartemen, di sana Firdaus dirubah dengan didandani oleh Sharifa sehingga terlihat sangat cantik. Sharifa mendandani Firdaus seperti itu karena Sharifa mempekerjakan Firdaus untuk menjadi seorang pelacur. Setiap malam ada saja laki-laki yang datang ke apartemen Firdaus dan dilayani oleh Firdaus. Hingga, suatu hari ia mendengar Sharifa sedang adu mulut dengan seorang laki-laki yang bernama Fawzi. Fawzi bermaksud akan membawa dan menikahi Firdaus, tetapi Sharifa menolaknya. Hingga mereka terdengar sedang berkelahi. Tetapi, kemudian suara mereka menghilang dan hanya tinggal desah nafas mereka. Firdaus berjalan pelan-pelan untuk melihat mereka dan yang ia lihat Sharifa sedang tidur dengan Fawzi tanpa menggunakan sehelai baju. Firdaus pergi dari tempat Sharifa.

Setelah itu, dengan ijazah sekolah menengah yang ia punya, Firdaus melamar pekerjaan di sebuah perusahaan. Ia diterima sebagai seorang kaeyawan yang bergaji kecil. Tetapi, ia mampu menyewa sebuah flat untuk tempatnya tinggal. Di perusahaan itu ia mengenal Ibrahim, mereka menjalin hubungan dekat bahkan sangat dekat, hingga Firdaus merasa dirinya telah jatuh cinta kepada Ibrahim. Tetapi, ia merasa hancur ketika ia mendengar bahwa Ibrahim telah bertunangan dengan anak perempuan seorang direktur. Firdaus semakin membenci laki-laki. Ia merasa dipermainkan dan ia memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut.

Firdaus kembali bekerja sebagai pelacur, pelacur kelas atas tepatnya. Karena, ia tak mau dibayar dengan harga murah, ia selalu meminta upah yang tinggi. Karena ia kembali bkerja sebagai pelacur, ia mempunyai sebuah apartemen mewah, sebagai tempat tinggalnya dan tempat untuk bekerja. hingga suatu hari ada seorang germo mendatanginya dan memaksa Firdaus untuk ikut dengannya dan bekerja dengannya. Firdaus menolak dan membuat laki-laki germo itu naik pitam dan mengeluarkan sebuah pisau untuk membunuh Firdaus, tetapi Firdaus berhasil merebut pisau itu dan menikam leher germo itu berulang kali. Dan kemudian ia pergi. Di tengah jalan ia bertemu dengan seorang pangeran yang mau membayarnya mahal, dan Firdaus mengatakan bahwa ia telah mebunuh seorang laki-laki dan akan membunuh setiap laki-laki. Pangeran itu ketakutan dan lari sambil melaporkannya kepada polisi. Firdaus pun ditangkap dan divonis hukuman mati akrena ia dianggap sebagai pembunuh yang gila. Firdaus menolak ketika diminta untuk mengajukan grasi kepada presiden, karena ia beranggapan bahwa dengan vonis hukuman mati adalah jalan terbaik untuk bebas dari laki-laki.

Analisis:

Buku ini adalah salah satu novel bergaya Feminisme. Dimana penulis menceritakan bagaimana seorang perempuan seperti Firdaus bertahan hidup dengan dunianya yang sangat kejam. Perlakuan terhadap kaum perempuan yang tidak manusiawi sangat jelas terlihat dalam novel ini. Novel ini menjelaskan bagaimana perlakuan laki-laki terhadap perempuan yang tidak semestinya. Dan menuntut adanya persamaan gender. Penulis menggambarkan tokoh Firdaus sebagai tokoh yang sangat menentang adanya kaum laki-laki. Ia menganggap bahwa laki-laki hanyalah memperbudak perempuan. Menjadi seorang istri juga dianggap rendah di dalam novel ini, karena kewajiban seorang istri melayani suami dan mengurusi rumah tangga dilaksanakan tanpa upah sedikitpun. Dalam novel ini juga menggambarkan bagaimana seorang istri hanya dimanfaatkan dan diperbudak oleh suaminya. Jika istri melakukan kesalahan maka seorang suami tidak segan untuk memukul istrinya.

Menurut saya, novel ini sangat bagus untuk kalangan laki-laki maupun perempuan. Karena banyak sekali pelajaran yang dapat diambil dari novel ini. Bagaimana perjuangan seorang perempuan untuk mendapatkan haknya dan bagaimana perlakuan yang seharusnya tidak diberikan kepada perempuan diberikan oleh laki-laki. Untuk kaum laki-laki, novel ini memberikan gambaran bagaimana perasaan perempuan jika disakiti hati dan fisiknya. Begitulah gambaran yang perasaan perempuan yang diperlakukan kasar oleh laki-laki jelas terlihat dalam tokoh Firdaus. Untuk kaum perempuan, perjalanan hidup Firdaus adalah sebuah potret kecil bagaimana harga diri perempuan yang terinjak-injak. Sehingga, perempuan lebih bias menjaga diri dan kelakuannya agar diakui dan disamakan gendernya dengan laki-laki, agar kaum laki-laki tidak semaunya sendiri memperlakukan perempuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun