Di suatu siang yang ramai, Yesus baru saja mendarat di kota setelah perjalanan panjang. Ia langsung dikerumuni orang-orang yang antusias, seperti influencer zaman sekarang yang baru nge-vlog. Tapi di tengah kerumunan itu, seorang pria bernama Yairus---kepala rumah ibadat, berpakaian rapi seperti direktur perusahaan---datang dengan ekspresi panik.
"Guru, tolong saya! Anak saya yang masih remaja lagi sakit parah, hampir nggak kuat lagi!" katanya sambil berlutut.
Yesus, dengan wajah penuh kasih, hanya berkata, "Tenang aja, Bro. Ayo kita ke rumahmu."
Kerumunan makin ramai. Semua orang ikut jalan kayak fans mau ikutan meet-and-greet. Di tengah perjalanan, ada seorang ibu-ibu yang lama menderita pendarahan kronis. Dengan nekat, dia menyentuh jubah Yesus.
"Kalau cuma bisa nyentuh ujung jubah-Nya aja, pasti sembuh nih," batinnya.
Benar saja, saat dia nyentuh, langsung sembuh! Tapi Yesus tiba-tiba berhenti dan bertanya, "Siapa yang barusan sentuh saya?"
Para murid, bingung, bilang, "Duh, Guru, orang di sini bejibun, pasti kepegang sana-sini."
"Yesus cuma senyum kecil dan bilang, "Ada kekuatan yang keluar. Siapa?"
Ibu itu akhirnya maju dengan malu-malu, "Saya, Guru..." Dia cerita semuanya.
Yesus berkata dengan lembut, "Imanmu yang menyelamatkanmu. Kamu sembuh, sekarang pergi dengan damai, ya."
Tapi saat drama itu selesai, seorang utusan dari rumah Yairus datang membawa kabar buruk:
"Pak, nggak usah repotin Yesus lagi. Anakmu udah meninggal."
Semua langsung terdiam. Yairus terlihat lemas, kayak baterai habis 1%. Tapi Yesus dengan santai berkata, "Jangan takut, percaya aja. Ayo, kita lanjut."
Ketika sampai di rumah Yairus, suasananya seperti sinetron: tangisan keras, orang-orang meraung-raung, dan ada yang mukanya lebay banget. Yesus masuk dan bilang, "Kenapa kalian nangis dan ribut banget? Anak ini nggak mati, dia cuma tidur."
Semua orang langsung ketawa. "Tidur? Guru, dia udah nggak ada napasnya!"