Suatu hari, Yesus lagi jalan-jalan di Dekapolis, daerah yang terkenal sama keramahtamahannya (dan mungkin makanannya). Seperti biasa, orang-orang udah pada heboh karena tahu Yesus datang. Mereka datang berbondong-bondong, ada yang minta doa, ada yang cuma mau ngeliat, dan ada yang niat banget bawa saudara mereka yang sakit.
Di tengah keramaian itu, beberapa orang bawa seorang pria ke Yesus. Pria ini nggak bisa mendengar dan bicaranya juga nggak jelas, mungkin karena nggak pernah dengar suara sebelumnya. "Tuhan, tolong sembuhkan dia," kata orang-orang sambil melirik si pria yang kelihatan bingung kenapa dia tiba-tiba jadi pusat perhatian.
Yesus, dengan tenangnya, cuma senyum. "Oke, ayo kita cari tempat sepi dulu," katanya. Mungkin Dia nggak mau si pria merasa canggung di depan kerumunan.
Mereka pindah ke tempat yang lebih tenang. Si pria mulai kelihatan agak lega, meskipun masih nggak tahu apa yang bakal terjadi. Lalu Yesus melakukan sesuatu yang bikin semua orang yang lihat (di zaman itu dan mungkin kita juga) terheran-heran: Dia masukkan jari-Nya ke telinga si pria!
"Bentar, bentar, apa yang Dia lakuin?" mungkin itu yang ada di pikiran orang-orang. Tapi tunggu, ada lagi. Setelah itu, Yesus meludah---iya, MELUDAH---dan meraba lidah si pria.
Setelah itu, Yesus menengadah ke langit, menghela napas dalam-dalam, dan berkata, "Efata!" yang artinya "Terbukalah!"
Dan boom! Mukjizat terjadi. Si pria langsung bisa mendengar suara burung, angin, dan mungkin suara orang-orang yang heboh di sekitar. Bukan cuma itu, dia juga langsung bisa ngomong dengan jelas!
"Wah, aku bisa dengar! Aku bisa ngomong! Ini luar biasa!" katanya dengan suara yang lancar. Orang-orang langsung bersorak.
Yesus, seperti biasa, langsung kasih peringatan, "Tolong ya, jangan cerita ke siapa-siapa." Tapi ya, kamu tahu kan gimana manusia. Mereka malah cerita ke semua orang, sampai seluruh Dekapolis tahu soal mukjizat itu.
Orang-orang di sana nggak bisa berhenti kagum. "Semua yang Dia lakukan luar biasa! Dia bahkan bikin yang tuli bisa dengar dan yang gagap bisa ngomong!"
