Mohon tunggu...
Juven
Juven Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Alumni PJA (Paralegal Justice Award) Badan Pembinaan Hukum Nasional-KEMENKUMHAM RI

Menulis adalah bagian dari mensyukuri kehidupan dan harus dibagikan sebagai bukti bahwa kita pernah hidup di dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Mancing Mania bersama Yesus

12 Januari 2025   00:36 Diperbarui: 12 Januari 2025   06:14 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkap ikan bersama Tuhan Yesus 

Pagi itu, danau Genesaret masih diselimuti kabut tipis. Simon dan gengnya, alias "Tim Jala Hebat", baru saja balik dari semalaman mancing. Tapi ya, apes banget. Bukannya dapet ikan, mereka dapet angin doang. Simon yang sudah mulai frustrasi, sambil mencuci jalanya, ngomel-ngomel kecil, "Ini ikan pada rapat di mana sih? Kok gak ada yang mampir ke jala gue?"
Di sisi lain, Yesus lagi asik ceramah di tepi pantai. Banyak orang ngumpul, sampai-sampai mereka dorong-dorong Yesus makin dekat ke air. "Wah, ini kalau didorong lagi, gue bisa nyemplung," pikir Yesus sambil senyum. Akhirnya, Yesus ngeliat Simon dan perahunya.

"Eh, bro Simon!" Yesus manggil. "Bisa minjem perahu lo bentar gak? Gue mau ceramah dari sini, biar suaranya lebih jelas." Simon yang lagi lemes karena gagal mancing cuma bisa angguk. "Ya udah, pake aja, Tuhan. Semalam juga gak ada yang ngisi perahu ini selain angin."

Yesus naik ke perahu dan lanjut ceramah. Setelah selesai, Dia nengok ke Simon dan bilang, "Oke, sekarang kita mancing lagi."

Simon bengong, terus ketawa kecil. "Tuhan, serius nih? Gue sama anak-anak udah semalaman mancing, dan gak dapet apa-apa. Tapi ya udah deh, kalo kata Tuhan, gue coba lagi."

Akhirnya, Simon dan timnya mendayung agak ke tengah dan mulai nurunin jala. Awalnya sih biasa aja, tapi tiba-tiba... Bruaakkk! Jalanya jadi berat banget! Simon dan anak-anak langsung panik campur heboh. "Eh, eh, tarik! Jangan sampai jala putus!" teriak Simon sambil ngos-ngosan. Ikan-ikan pada numpuk, kayak lagi pesta pindahan rumah. Sampai-sampai mereka harus manggil bantuan perahu lain buat angkut semua ikan itu.

Simon yang tadinya skeptis, sekarang berlutut di depan Yesus di atas tumpukan ikan. "Tuhan, gue gak pantes banget dapet ini. Gue cuma nelayan biasa, dan gue juga sering berbuat dosa."

Yesus senyum, ngeliat Simon dengan tatapan penuh kasih. "Simon, mulai sekarang, lo gak cuma bakal nangkep ikan. Lo bakal jadi penjala manusia. Lo akan bawa orang-orang mendekat ke Kerajaan Allah."

Simon cuma bisa terdiam, antara kagum, bingung, sama terharu. Akhirnya, dia, Yakobus, dan Yohanes langsung parkirin perahu mereka di pantai dan bilang, "Tuhan, kami ikut. Ikan kami tinggalkan. Perahu kami tinggalin. Mancing kami pensiunkan. Sekarang, hidup kami buat-Mu."

Dan dari situlah, perjalanan mereka sebagai rasul Yesus dimulai. Tentu saja, mukjizat ini bukan cuma tentang ikan, tapi tentang panggilan Tuhan yang selalu melampaui logika kita. Karena saat Tuhan memanggil, Dia juga memampukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun