Mohon tunggu...
Juven
Juven Mohon Tunggu... Editor - Alumni PJA (Paralegal Justice Award) Badan Pembinaan Hukum Nasional-KEMENKUMHAM RI

Musafir sejati meninggalkan jejak yang mengesankan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Orang Tua Yesus yang taat akan Janji Malaikat Tuhan dan tiga Raja dari timur yang percaya diri

25 Desember 2024   17:26 Diperbarui: 25 Desember 2024   17:26 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam gelap malam yang dipenuhi angin dingin Betlehem, langkah Yusuf dan Maria semakin berat. Kota itu penuh, setiap penginapan menutup pintunya, tak memberi tempat bagi wanita yang hampir melahirkan. Yusuf, dengan tangan yang bergetar karena cemas, terus mengetuk pintu demi pintu. Namun, jawaban selalu sama---tidak ada ruang. Maria, meski menahan sakit persalinan, tetap berusaha menenangkan suaminya. "Yusuf, Tuhan menyertai kita. Dia pasti menyiapkan tempat untuk Putra-Nya."

Akhirnya, mereka menemukan sebuah kandang, tempat sederhana yang dipenuhi aroma jerami dan hewan ternak. Lentera kecil menggantung, memancarkan cahaya redup, cukup untuk menyinari sudut ruangan. Yusuf menata jerami menjadi tempat berbaring. Maria tersenyum, meski tubuhnya lelah. Di tempat itulah, dalam keheningan malam, lahirlah Sang Juruselamat dunia.

Maria memandang bayi kecil itu dengan penuh cinta, membungkus-Nya dengan kain lampin, lalu meletakkan-Nya di palungan. Air matanya mengalir, bukan karena kelelahan, tetapi karena perasaan takjub. "Inilah Putra Allah," bisiknya. Yusuf berdiri di sampingnya, hatinya dipenuhi rasa syukur meski ia masih bertanya-tanya, "Mengapa Raja segala raja lahir di tempat serendah ini?"

Namun, keheningan itu segera terpecah. Dari kejauhan, terdengar langkah kaki mendekat. Para gembala, yang sebelumnya menjaga kawanan domba di padang, datang dengan wajah penuh sukacita. "Malaikat Tuhan menampakkan diri kepada kami!" seru mereka. "Kami diberitahu bahwa Juruselamat telah lahir di sini, di palungan ini!" Mereka bersujud, memandang bayi kecil itu dengan takjub. Maria dan Yusuf saling berpandangan, merasa takjub bahwa berita kelahiran ini sudah tersebar ke langit dan bumi.

Tidak lama berselang, ketukan lembut terdengar di pintu kandang. Tiga pria berpakaian mewah, dengan wajah yang mencerminkan kebijaksanaan dan perjalanan jauh, berdiri di sana. Mereka memperkenalkan diri sebagai orang-orang dari Timur yang telah mengikuti bintang terang hingga ke tempat ini. "Kami datang untuk menyembah Raja yang baru lahir," kata salah satu dari mereka.

Maria dan Yusuf tak dapat menyembunyikan keterkejutan mereka ketika orang-orang majus itu mempersembahkan hadiah-hadiah: emas, kemenyan, dan mur. Hadiah-hadiah yang tampak begitu megah di tempat yang begitu sederhana. Dengan penuh hormat, mereka bersujud di hadapan bayi Yesus, menyampaikan penghormatan mereka.

Dalam keheningan yang menyelimuti setelah mereka pergi, Maria memandang Yusuf, matanya penuh haru. "Tuhan sungguh bekerja dengan cara yang ajaib," katanya. Yusuf mengangguk. Di tengah kesederhanaan kandang itu, mereka menyadari bahwa meski tidak ada ruang bagi mereka di dunia ini, surga dan bumi bersatu untuk menyambut kelahiran Sang Juruselamat.

Di malam yang sunyi itu, Maria memeluk bayinya lebih erat, berdoa dalam hati agar kasih-Nya yang telah hadir di dunia ini membawa terang bagi semua manusia.

KISAH PERJALANAN TIGA MAJUS DARI TIMUR

Tuhan Yesus dibungkus dengan kain Lampin
Tuhan Yesus dibungkus dengan kain Lampin

Perjalanan Tiga Raja yang Luar Biasa dan Penuh Kejenakaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun