Secara sederhana, Educompreneur adalah konsep pendidikan yang menggabungkan elemen-elemen kewirausahaan dengan pendidikan formal. Kegiatan ini diadakan pertama kali oleh angkatan kami semester 5 dari Universitas Serang Raya. Perjalanan saya sebagai educompreneur ke Singapura membawa perspektif baru tentang bagaimana pendidikan dan dunia bisnis bisa saling mendukung untuk menciptakan ekosistem yang lebih inovatif dan berkelanjutan. Singapura, dengan segala kemajuan teknologi dan infrastrukturnya, telah menjadi pusat pendidikan global yang tak hanya memfokuskan pada pengajaran formal, tetapi juga pada pengembangan kewirausahaan dalam bidang edukasi. Salah satu tempat yang menggambarkan kolaborasi pendidikan dan dunia usaha di Singapura adalah Marina Bay, yang tidak hanya menawarkan panorama kota yang menakjubkan, tetapi juga merupakan simbol dari integrasi berbagai sektor, termasuk pendidikan dan teknologi. Di sini, kita bisa melihat bagaimana inisiatif edukasi yang berbasis teknologi telah mendorong berbagai kemitraan antara institusi pendidikan dan perusahaan teknologi, menciptakan peluang bagi para educompreneur untuk berkembang. Selain itu, Singapura dan Malaysia, yang memiliki kesamaan budaya dan sejarah, juga menunjukkan potensi besar dalam kerja sama pendidikan untuk masa depan. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan berbagi sumber daya antara kedua negara, mereka dapat menjadi model kerja sama yang efektif di 2025, mengedepankan kualitas pendidikan yang tidak hanya mengutamakan kompetensi akademik, tetapi juga kemampuan kewirausahaan yang dapat mempersiapkan generasi masa depan untuk menghadapi tantangan global.
Perjalanan seorang educompreneur ke Malaysia bukan hanya sekadar mengunjungi tempat-tempat ikonik seperti Menara Kembar Petronas atau Genting Highlands, tetapi juga membuka kesempatan untuk menjalin hubungan yang lebih kuat dalam dunia pendidikan dan kewirausahaan. Seiring dengan visi besar 2025, Singapura dan Malaysia memegang peranan penting dalam menciptakan kerja sama pendidikan yang berbasis pada teknologi, kewirausahaan, dan inovasi. Melalui kunjungan ke Universitas Teknologi Mara (UiTM) dan Universitas Teknologi Petronas (UTP), saya menyadari potensi luar biasa yang dimiliki kedua negara ini untuk saling mendukung dalam membangun ekosistem pendidikan yang lebih modern dan relevan dengan kebutuhan masa depan.
Dalam kunjungan ke UiTM, saya dapat melihat bagaimana kampus ini memadukan pendidikan dengan dunia industri, menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki kemampuan akademik yang baik, tetapi juga siap beradaptasi dengan perkembangan dunia bisnis yang dinamis. Di sini, hubungan erat antara perguruan tinggi dan perusahaan lokal maupun internasional sangat terlihat. Hal ini membuka peluang bagi educompreneur untuk menjalin kemitraan dalam bidang pendidikan, berbagi pengetahuan, serta menciptakan inovasi yang berfokus pada pengembangan karakter kewirausahaan. Bagi saya, UiTM menunjukkan dengan jelas bahwa pendidikan tidak hanya tentang mengajar teori, tetapi juga tentang mengasah keterampilan praktis yang dapat langsung diaplikasikan di dunia kerja. Keterlibatan dunia usaha dalam proses pendidikan sangat penting, terutama jika kita ingin mempersiapkan generasi masa depan yang mampu berkompetisi di pasar global yang semakin menuntut keahlian multidisipliner.
Setelah kunjungan ke UiTM, perjalanan dilanjutkan ke UTP, sebuah kampus yang berfokus pada bidang teknologi dan energi. Di UTP, saya merasakan atmosfer akademik yang sangat mendalam dengan penekanan pada riset dan pengembangan. Keunggulan UTP terletak pada pendekatan mereka yang sangat terintegrasi antara teori dan praktik, khususnya di bidang teknologi dan rekayasa. Mahasiswa di sini diberi kesempatan untuk terlibat dalam proyek-proyek nyata yang langsung berhubungan dengan dunia industri, mempersiapkan mereka untuk menjadi inovator yang siap menghadapi tantangan besar di dunia kerja. Melihat hal ini, saya merasa bahwa kerja sama antara Singapura dan Malaysia di sektor pendidikan harusnya lebih dioptimalkan, terutama dalam bidang teknologi dan riset. Kedua negara ini, dengan kekuatan masing-masing, dapat saling melengkapi dan menciptakan platform pendidikan yang lebih baik dan lebih adaptif terhadap perkembangan zaman.
Setelah acara akademik di kedua universitas tersebut, perjalanan berlanjut ke destinasi-destinasi populer di Malaysia yang menawarkan gambaran lebih luas tentang budaya dan perekonomian negara ini. Salah satunya adalah Menara Kembar Petronas, sebuah simbol kemajuan ekonomi Malaysia yang berhasil menggabungkan antara modernitas dan tradisi. Mengunjungi tempat ini bukan hanya tentang menikmati keindahan arsitektur yang menakjubkan, tetapi juga meresapi semangat kewirausahaan dan globalisasi yang tergambar pada perkembangan pesat negara ini. Bagi seorang educompreneur, Menara Kembar ini juga mengingatkan kita bahwa pendidikan, seperti halnya pembangunan infrastruktur, harus dirancang untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan.
Genting Highlands, dengan pemandangan alamnya yang mempesona dan fasilitas hiburan yang lengkap, memberikan wawasan tentang pentingnya industri pariwisata sebagai salah satu pilar ekonomi Malaysia. Bagi saya, Genting Highlands mengajarkan tentang bagaimana industri kreatif dan pendidikan dapat bersinergi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ini adalah contoh lain bagaimana edukasi di Malaysia tidak hanya terfokus pada bidang akademik semata, tetapi juga pada pengembangan keterampilan yang bisa mendorong pertumbuhan sektor-sektor industri lainnya, seperti pariwisata, hiburan, dan ekonomi kreatif.
Tak ketinggalan, Batu Cave yang terkenal dengan keindahan alamnya dan sebagai tempat wisata religi juga memberikan pelajaran berharga. Batu Cave menjadi simbol penting tentang keragaman budaya dan agama yang ada di Malaysia. Dalam konteks pendidikan, ini mengajarkan kita tentang pentingnya membangun masyarakat yang inklusif, saling menghargai perbedaan, dan mendorong keberagaman dalam dunia pendidikan. Hal ini sangat relevan dalam membangun pendidikan yang holistik, yang tidak hanya mengutamakan aspek akademik tetapi juga karakter dan nilai-nilai sosial.
Dari semua pengalaman ini, saya semakin yakin bahwa Singapura dan Malaysia dapat menjadi model kerja sama pendidikan yang sangat berpotensi pada 2025. Melalui kolaborasi antara universitas, pemerintah, dan sektor industri, kedua negara ini memiliki kapasitas untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih kuat dan lebih inovatif. Singapura, dengan kemajuan teknologinya, dan Malaysia, dengan keberagaman sumber daya dan potensinya, bisa saling melengkapi untuk menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan global.
Dalam konteks edukasi kewirausahaan, kedua negara ini juga bisa memainkan peran penting dengan menciptakan program-program yang mengajarkan keterampilan bisnis, inovasi, dan pengelolaan sumber daya secara efisien. Dengan memanfaatkan teknologi dan jaringan internasional, kerja sama pendidikan antara Singapura dan Malaysia tidak hanya akan menguntungkan kedua negara, tetapi juga dapat menjadi contoh bagi negara-negara lainnya dalam menjalin kemitraan pendidikan yang saling menguntungkan. Pada akhirnya, tujuan utama dari kerja sama ini adalah menciptakan pendidikan yang relevan, inovatif, dan mampu mempersiapkan generasi masa depan untuk menghadapi dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan.
Sumber :
https://uis.unesco.org/sites/default/files/documents/higher-education-in-asia-expanding-out-expanding-up-2014-en.pdf
https://jiecr.org/index.php/jiecr/article/view/85
https://asean.org/wp-content/uploads/2023/08/Higher-Education-in-Southeast-Asia-and-Beyond-HESB_Partnership-in-Higher-Education_11.2022.pdf
https://uitm.edu.my/index.php/en/
https://pwk.teknik.untan.ac.id/files/buku/fullbook-perencanaan-destinasi-pariwisata-compressed-compressed_1706694217.pdf
https://ibs.ac.id/ibs-perkuat-kolaborasi-global-bersama-universiti-teknologi-mara-uitm/
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI