Mohon tunggu...
Jusuf AN
Jusuf AN Mohon Tunggu... profesional -

Kelahiran Wonosobo. Senang menulis (fiksi dan non-fiksi). Pemilik www.tintaguru.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suara-suara yang Ditiupkan ke Dalam Dada (6)

13 Desember 2011   14:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:21 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sampai pada suatu malam, ketika kau bermaksud meminjam uang pada salah seorang kawan, kawanmu itu justru memperkenalkan dengan pekerjaan yang menyenangkan.

"Kau benar tak punya uang, Rijal?" tanya kawanmu.

"Sekadar untuk makan dan rokok satu batang pun aku tak bisa membelinya sekarang. Maklum, tanggal tua."

"Kalau begitu ikutlah aku!"

"Kemana?"

"Bawa gitarmu."

Itulah awal mula kau mengenal sebuah pekerjaan yang tak kau duga sebelumnya akan kau lakukan. Mengamen. Dari satu tenda ke tenta makan yang berbaris di trotoar yang buka hanya saat malam, mengucap beberapa patah kata pembuka, memainkan gitar sembari bernyanyi sesuka hati, dan kemudian menyodorkan gelas bekas minuman mineral; koin demi koin kau kumpulkan. Waktu pertama kali kau masuk ke salah sebuah warung dan bernyanyi, suaramu terdengar sumbang, keringat dingin membasahi bajumu. Tetapi pada warung kedua kau mulai merasakan sedikit nyaman, bisa mengontrol nada suara dan tak lagi mengeluarkan keringat, pada warung ketiga dan seterusnya kau begitu menikmati pekerjaan itu.

"Hitunglah, Rijal. Lebih dari cukup untuk sekadar makan malam," ujar kawanmu, setelah lima belas warung kau masuki. Kau mengeluarkan semua koin dan beberapa uang kertas di gelas bekas minuman mineral itu dan mulai menghitungnya.

"Wah, kita bisa makan lele malam ini."

"Mungkin lain kali kita bisa makan bersama," balas kawanmu.

"Uang ini?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun