[caption id="attachment_177221" align="alignleft" width="259" caption="Photo by: alexindoerp.com"][/caption] Belakangan ini berita BBM sungguh membuat kami tidak habis pikir. Lha kan katanya cuma naik ke Rp6.500 kok sudah rame jadi pembicaraan di mana-mana. Mulai warung kopi, berita, menteri, bahkan blogger kompasiana ngutak ngulik berita ini jadi tambah rame. Belum lagi aksi mahasiswa yang sudah mulai bikin macet jalanan. Bagi kami ini sungguh aneh dan terkesan dibuat-buat. Belum lagi ditambah isu soal keamanan presiden dan keluarganya, bentrok antara petugas dan demonstran...sungguh tidak pantas BBM ini untuk dijadikan rame. Apalagi kalau kenaikannya cuma sampai Rp6.500? Oh no... Bagi kami di Papua, harga eceran Rp10.000 seliter sudah biasa. Pernahkah Anda mendengar kami demo karena bensin yang demikian mahal? Kami tidak perlu demo untuk itu, tidak ada yang harus anarkis, bentrok-bentrokan hanya karena bensin Rp10.000. Apalagi kalau cuma Rp6.500. Kalian di Jawa, Sumatera, Sulawesi dan sebagian Kalimantan masih cukup beruntung. Bersyukurlah bensin kalian tidak perlu semahal bensin di Papua. Kalau kami sudah rela mendapatkan BBM dengan harga lebih mahal, tolonglah supaya POM bensin kami jangan sampai kosong. Kami sungguh rela membelinya dengan harga lebih mahal karena sangat kami perlukan untuk menjangkau daerah-daerah kami dibalik pegunungan atau di seberang pulau-pulau yang menuntut nyali. Atau jangan-jangan Jakarta belum tahu bahwa harga bensin kami sudah Rp10.000-an.... Gimana ribut-nya negeri ini kalau dinaikkan skalian sampai Rp10.000! Segini aja, tukang kompor sudah mleduk dimana-mana...nggak di koran, di jalanan, di layar tv, DPR....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H