Generasi muda memiliki peran yang penting dalam perekonomian negara Indonesia. Rendahnya tingkat literasi finansial telah membuka celah untuk tindak kejahatan dan penipuan. Oleh karena itu, edukasi dan literasi finansial perlu ditingkatkan. Dalam Kelas Literasi Finansial yang diselenggarakan pada tanggal 10 Agustus 2022 lalu, telah dipaparkan pentingnya mengatur keuangan secara individu dan untuk bisnis.Â
Terdapat 4 poin-poin penting terkait dengan finansial dasar yaitu earning, spending, saving dan investing. Menurut Rizkya Firdaus Gusdianto, seorang mahasiswa dari Universitas Diponegoro, dengan adanya kelas-kelas edukasi ini mampu untuk menumbuhkan kesadaran dan eksplorasi lebih lanjut demi kondisi perekonomian di Indonesia yang lebih baik lagi.
Sebagian individu mengalami kendala dalam mengatur keuangan pribadi akibat mengikuti rasa malas dan kurangnya self control. Malas misalnya adalah malas mencatat pengeluaran dan pemasukan hingga melakukan budgeting. Budgeting adalah aktivitas membuat pos pengeluaran sesuai kebutuhan. Tiga kunci mengatur keuangan yaitu plan, manage, dan evaluate. Plan adalah untuk menentukan pengeluar apa saja yang butuh di keluarkan, manage adalah untuk mengatur mana yang paling butuh dan mana yang kurang, dan evaluate adalah evaluasi dari keseluruhan pengeluaran kita sehingga lebih tau mana yang lebih penting atau tidak.
Finance merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan cara pengelolaan uang agar kondisinya senantiasa stabil dan tidak kekurangan maupun kelebihan. Tugas finance membutuhkan ketelitian yang tinggi, karena berkaitan dengan perhitungan uang yang dimiliki perusahaan. Fungsi utama dan paling umum dari lingkup per-finance-an adalah mengumpulkan dana perusahaan, menyalurkan dana, mengelola keuntungkan, dan mengajukan kebijakan. Menurut Nana Sudjana dan Berlian, finansial atau keuangan adalah sebuah seni sekaligus ilmu yang digunakan untuk mengatur dan mengelola uang. Finansial erat hubungannya dengan sebuah proses, pasar, serta instrumen yang melibatkan berbagai elemen. Elemen yang dimaksud adalah para individu serta pemerintah. Menurut Martono dan Harjito, mereka mengartikan financial adalah aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan dana, menggunakannya, dan mengelolanya dengan tujuan tertentu. Mereka juga menyebut finansial sebagai pembelanjaan perusahaan.
Tidak menggunakan Financial Advisor bagaikan mendaki di tempat baru tanpa menggunakan pemandu. Mari kita asumsikan Anda tersesat di hutan dan waktu malam turun. Anda dua jam dari mana-mana, dan suara-suara aneh itu mulai keluar. Segelap-gelapnya itu. Izinkan saya mengajukan pertanyaan. Apakah Anda lebih suka memiliki kompas dan peta atau pemandu? Saya ingin menjadi pemandu ANDA.Â
Seiring berjalannya waktu, tentu akan banyak sekali budaya luar yang masuk ke negara Indonesia ini. masyarakat-masyarakat Indonesia yang memiliki mental tidak ingin kalah tentunya akan banyak terpengaruh dengan budaya-budaya tersebut. Seperti halnya NFT dimana sempat booming di kalangan dunia bagian barat, dan sudah diduga bahwa masyarakat Indonesia akan ikut membelinya dengan 2 alasan utama. Alasan tersebut adalah karena memang ingin invest atau hanya ingin mengikuti tren, "Dengan memiliki NFT tersebut saya akan merasa jauh lebih baik dan kaya dibanding orang-orang lainnya". Maka dari itu, dibutuhkannya seorang financial advisor untuk membantu masyarakat Indonesia yang memiliki gengsi tinggi untuk mengerti kapan harus mengerem, dan kapan harus gas.Â
Cara menghindari financial distress : a.Pastikan rasio utang Anda tidak melebihi 50% dari total aset bersih. b.Terapkan perencanaan keuangan, atau gunakan financial advisor c.Sementara individu dapat mencoba membuat peluang bisnis sampingan atau mencari kerja sampingan.Â
Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan seorang financial advisor, seorang individu dapat menghindari krisis ekonomi atau financial distress dimana suatu perusahaan atau individu tidak dapat menghasilkan pendapatan yang cukup, sehingga tidak dapat memenuhi atau membayar kewajiban keuangannya. Dengan bantuan seorang ahli finansial, tidak hanya dapat menghindarkan kita dari financial distress, tetapi kita juga dapat lebih terorganisir masalah finansialnya sehingga tidak perlu mencatat penghasilan dan pengeluaran bulanan, aset-aset yang dimiliki, dan lainnya. Â (EL11)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H