Taji, Klaten (10/08/2023) -- Di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi, Indonesia telah menjadi salah satu negara yang menghadapi tantangan serius dalam penanganan sampah plastik. Limbah plastik, yang pada awalnya memberikan manfaat dalam berbagai aspek kehidupan modern, kini telah menjadi ancaman nyata bagi lingkungan dan kesehatan manusia.Â
Sepanjang tahun 2022, Indonesia menghasilkan sekitar 12,54 juta ton sampah plastik. Terancamnya lingkungan bumi oleh limbah plastik dan perubahan iklim memaksa kita untuk mencari solusi inovatif yang dapat membantu menjaga keberlanjutan lingkungan. Berangkat dari permasalahan tersebut, mahasiswa KKN Tim II UNDIP 2022/2023 menemukan sebuah solusi untuk mendaur ulang sampah plastik khususnya di Desa Taji, Kecamatan Juwiring, Klaten, menjadi taman ecobrick.
Taman ecobrick adalah konsep yang menggabungkan seni, kreativitas, dan keberlanjutan dalam sebuah proyek yang dapat merubah limbah plastik menjadi objek yang bermanfaat. Ecobrick sendiri adalah botol plastik yang diisi dengan sampah plastik padat hingga mencapai kepadatan tertentu.Â
Botol-botol ini kemudian digunakan sebagai bahan bangunan alternatif atau dekorasi yang dapat membantu mengurangi penumpukan sampah plastik. Taman ecobrick adalah contoh nyata dari konsep zero waste (nol limbah), di mana limbah plastik yang sulit terurai di alam diubah menjadi material bangunan yang memiliki nilai lebih. Dengan cara ini, taman ini membantu mengurangi beban sampah plastik yang merusak lingkungan dan ekosistem.
Pembangunan taman ecobrick telah dimulai sejak tanggal 27 Juli 2023. Inovasi ini merupakan karya lanjutan dari Desa Taji yang telah dimodifikasi kembali oleh mahasiswa KKN UNDIP. Mahasiswa KKN UNDIP merencanakan untuk membuat kursi dan meja sebanyak 9 buah dengan bahan dasar ecobrick dan kayu. Kegiatan ini dilakukan dengan kolaborasi antara mahasiswa, perangkat desa, hingga kader PKK.Pembuatan ecobrick diawali dengan pengumpulan botol dan sampah plastik melalui bantuan ibu-ibu kader PKK.Â
Kemudian, dilanjutkan dengan pengisian botol plastik dengan sampah plastik hingga padat. Tidak hanya sampah plastik, botol tersebut juga diisi dengan pasir untuk menjaga ketahanan ecobrick. Tahapan selanjutnya adalah penyusunan kerangka kursi dan meja antara ecobrick dengan kayu yang telah diolah. Kegiatan ini diakhiri dengan penataan kursi dan meja di taman ecobrick, area Balai Desa Taji.
Taman ecobrick adalah bukti nyata bahwa dengan kreativitas, kolaborasi, dan kesadaran lingkungan, limbah plastik yang merusak dapat diubah menjadi sumber daya yang bermanfaat untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dalam menghadapi masalah lingkungan.Â
Proyek ini membawa keindahan estetika dan edukasi tentang perlunya pengelolaan limbah plastik yang bijaksana.. Inisiatif seperti ini turut membangun antusias warga Desa Taji dalam menjaga keindahan alam dengan menginspirasi perubahan positif di dalam masyarakat. Melalui taman ecobrick, mahasiswa KKN UNDIP dan masyarakat Desa Taji siap untuk melanjutkan pembangunan berbasis lingkungan untuk mewujudkan masa depan hijau.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI