Mohon tunggu...
Justin SURYA ATMAJA
Justin SURYA ATMAJA Mohon Tunggu... Wiraswasta - INDONESIA SELAMAT DAMAI SEJAHTERA

PERINDU dan PENCARI dan PEMBELAJAR CINTA

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Timnas U19: Vietnam, Kita Jumpa Lagi di Final!

15 September 2013   09:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:52 3473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1379207406231110485

[caption id="attachment_266188" align="aligncenter" width="465" caption="gambar dari www.republika.co.id"][/caption]

Timnas U19: Vietnam, Kita Jumpa Lagi di Final!

Girang, gregetan, harap-cemas, bersorak, lesu, nyesel, bangga, sakit, adem dan seabrek rasa adonan lain selalu dirasakan para pecinta asli Timnas kala menyaksikan laga-laga Timnas entah itu Garuda Muda maupun Garuda Senior. Pun demikian rasa cinta asli itu selalu saja berkecamuk di dalam dada saat Garuda 19 berjibaku di lapangan Stadion Gelora Delta Sidoarjo semalam melawan Timnas “Arsenal Asia” “Rambo” Vietnam dengan kekalahan 1-2. Bagi para sisa-sisa gerombolan pengidols fanatic Halma yang identik dengan para revolusioner palsu tentunya tidak merasakan adonan unik itu, lha wong mreka berpedoman pada kaidah “cinta itu boleh memilih”, ya akhirnya mreka memuji setinggi langit ketika Tim asuhan Indra Sjafrie ini main bagus dan menang tapinya terus mencari dalih saat tim ini main rada jelek dan kalah. Itulah bedanya pemilik rasa cinta asli dan cinta palsu…

Dengan hasil laga ketiga semalam, tak pelak Vietnam yang didominasi para pemain jebolan Akademi Arsenal yang ketika melawan Garuda 19 menerapkan taktik dan strategi Vietkong yang tak kenal takut digabung dengan gaya Rambo yang bergerak sederhana tapi cepat mematikan pusat kekuatan lawan sukses menahan laju Garuda 19. Sebaliknya, Garuda 19 meski unggul super cepat lewat gol kapten Evan Dimas tak bisa lepas dari tekanan dan tak kepikir cara lain kecuali menerapkan banyak pergerakan rumit dan sulit yang mejadi ciri khas sejak laga lawan Brunei dan Myanmar, terutama pada babak pertama. Memasuk babak kedua pelatih Indra Sjafrie berhasil mengubah pola main pasukannya menjadi lebih efektif sederhana meski masih saja beberapa pemain mempertontonkan kebiasaan ‘dribbling’ tanpa makna dan semboyan ‘bola harus ditendang ke depan’ dan pada akhirnya belum berhasil menyamakan kedudukan atau berbalik memenangkan pertandingan…

Menatap laga sisa melawan Thailand besok Senin dan bertemur melawan Pasukan Kebanggaan Malaysia Rabu, Garuda 19 masih berpeluang besar memenangkannya dan menemani Vietnam ke babak semifinal. Beberapa catatan ini yang selalu menjadi catatan evaluasi pastilah sudah dipahami betul oleh seorang Indra Sjafri, pelatih yang karena kualitasnya tetap dipertahankan kepengurusan yang sekarang meski Indra adalah pelatih yang juga direkrut saat rezim revolusioner palsu berkuasa tempo hari. Catatan penting itu sepertinya sudah harus dihapus ketika nanti melakoni duel maut kontra Thailand dan Malaysia:

  • Kebiasaan melakukan pergerakan rumit dan sulit yang membuat capek sendiri maupun rekan setimnya, semisal: selalu dan selalu memaksakan untuk menggiring bola meski dikepung 3-4 pemain lawan.
  • Kebiasaan harus menendang bola ke depan yang tak jarang menyebabkan bola muntah dan akhirnya dikuasai lawan atau terbang keluar gelanggang.
  • Jarak antar lini dan antar pemain yang terlalu lebar sehingga tidak mendukung pola permainan satu dua sentuhan.
  • Kebiasaan menumpuk pemain di lini belakang saat ditekan lawan tanpa man to man marking, kondisi seperti ini seolah mempersilakan para pemain lawan menunggu saat tepat untuk mencetak gol.

Pelatih sekelas Indra Sjafri tentunya sangat jauh lebih paham atas pemetaan situasi timnya saat ini. Ia pasti akan mengupayakan segenap daya kreatifitasnya untuk menutup sisi-sisi kelemahan skuad pilihannya. Pun, ia tidak akan mencari dalih akan adanya beberapa atau bahkan banyak pemain titipan yang dipaksakan pihak tertentu. Toh, kenyataannya memang Indra sendiri yang memilih skuad yang dibawanya ke AFF U19 kali ini, entah itu kerangka pemain inti yang sekitar 3 tahun sudah bersamanya maupun para pemain yang baru diberi kesempatan mengikuti seleksi paska pergantian kepengurusan yang baru lalu. Maka, siapa pun nanti yang akan dipilih menjadi starter saat melawan Thailand hari Senin besok dan berhadapan dengan Pasukan Kebanggaan Malaysia hari Rabu berikutnya, semoga mampu menghilangkan atau setidaknya mengurangi kebiasaan pergerakan rumit dan sulit serta menampilkan pergerakan mudah dan sederhana tetapi efekti untuk menjungkalkan lawan-lawannya. Satu hati, setara dan bermain sebagai sebuah tim dengan spirit Garuda di Dadaku merupakan kunci sukses kemenangan menatap target Juara Satu turnamen ini.

Oleh karena itu, bukan optimisme yang berlebihan ketika seluruh anggota tim Garuda 19 ini menyatakan tekad bulat: Vietnam, Kita Jumpa Lagi di Final dan nanti pada laga pamungkas Evan Dimas dan kawan-kawan akan mempersembahkan yang terbaik bagi negri ini dan mengangkat piala emas kemenangan, didampingi tim “Arsenal Asia” “Rambo” Vietam yang terpaksa pulang dengan kalungan pinggat perak…

Heu heu heu.. udah dulu ach.. mo main ke tetangga dulu…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun