[caption caption="sepakbola tarkam dan suka-suka ala imam nahrawi"][/caption]
sumber gambar:Â alfikronline.com
Hingga saat ini, Tim Transisi yang dibentuk oleh Imam Nahrawi untuk menggantikan tugas pokok dan fungsi PSSI ternyata tak berjalan mulus, justru mengalami kendala soal pengetahuan dan kemampuan yang tak mungkin bisa dilampaui.
Entah siapa yang memmulai dan memiliki ide untuk membentuk Tim Transisi, namun yang jelas semangat terbentuknya telah menyalahi hukum di negeri ini dan kini bahkan terang-terangan melecehkan hukum yang sebenarnya ada.
Memaksakan hasrat ptibadi dan kelompok tertentu dengan membentuk Tim Transisi yang tidak sejalan Undang-Undang adalah blunder yang tak mungkin bisa dilampaui, justru makin menjauhkan yang katanya niat baik yang diinginkan.
Justru bukan hanya berkembang kesan di masyarakat tapi keputusan Imam Nahrawi telah dinyatakan keliru oleh lembaga peradilan, maka makin terlihat bahwa Imam Nahrawi telah melakukan manuver-manuver ngawur untuk mengganti kepengurusan PSSI.
Menpora memang masih dan selalu ada karena ini bathiniah, namun yang Imam Nahrawi cuman lahiriah dan jiwa Menpora-nya telah beku seperti ia membekukan PSSI, yang selama ini terlibat dalam pengelolaan sepakbola indonesia, yang dianggapnya telah gagal toal tanpa secuil pun kemajuan dan prestasi.
Bukan hanya langkahnya ngacau namun sudah tersimpulkan bahwa Imam Nahrawi gak tah dan gak paham .. gak sadar dan gak ngerti soal ekosistem, ekologi dan ekonomi persepakbolaan nasional yang katanya tata kelolanya mau diperbaiki secara menyeluruh, tidak hanya sekedar ganti pengurus atau ganti nama federasi, namun secara total tatra kelola sepakbola Indonesia harus dirombak.. begitu kira2 lamunannya..
Prestasi dan prestige yang selama ini tak pernah diperoleh adalah fakta autentik yang tak bisa dibantah dan terbantahkan - itu kata Imam Nahrawi dan barisan pengidols fanatiknya, walau dengan segala macam alasan dan argumentasi ngawur tanpa bisa membuktikan. Kekacauan dan kerancuan pola pikir Imam Nahrawi nyata2 telah mengakibatkan banyaknya korban, yakni rakyat sepakbola nasional menderita.. padahal harusnya disejahterakan olehnya.
Gaji nunggak serta ketidak disiplinan menerapkan aturan yang mereka miliki sendiri (ini semburan puisi para revolusioner palsu), yang dikiranya bukti sahih mau dilakukan upaya perbaikan, namuuuun.... hingga saat inipun yang namanya rodmep reformasi tata kelola sepakbola naisonal itu masih nyaris tak terdengar, tak terlihat dan tak terbaca oleh rakyat sepakbola nasional... ternyata tak lebih dari mimpi siang bolong dan penilaian sepihak saja kepada PSSI dan industri sepakbola nasional.
Kondisi keukeuh bertahan pada posisi yang berlawanan dengan hukum, tentu saja membawa dampak dan konsekwensi logis kepada diri Imam Nahrawi secara langsung maupun tidak langsung, Sikap yang malah makin menjauhkan rasa simpaty masyarakat terhadap maksud dan tujuan (yang katanya) baik itu.