Mohon tunggu...
Justin SURYA ATMAJA
Justin SURYA ATMAJA Mohon Tunggu... Wiraswasta - INDONESIA SELAMAT DAMAI SEJAHTERA

PERINDU dan PENCARI dan PEMBELAJAR CINTA

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok, Prototype Pemimpin Pelayan Masa Depan

14 Desember 2016   14:20 Diperbarui: 14 Desember 2016   14:55 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
101 Pemimpin Pelayan (dokumen Pribadi)

Terdakwa penoda agama Basuki Tjahaja Purnana alias Ahok meneteskan air mata saat sidang perdana di PN Jakarta Utara, kejadian ini sontak jadi viral. Lanjutannya, banyak sekali komentar-komentar entah yang bernada simpati empati maupun yang bernuansa miring sampai mengejek. Akhirnya gubernur Jakarta non aktif yang juga calon petahana ini mengungkapkan, bahwa saat itu ia terkenang ayah kandungnya yang tepat 13 Desember 19 tahun yang lalu meninggal. Ahok teringat bahwa ayahnya adalah orang yang menghormati umat muslim. Keluarga angkatnya juga beragama Islam. Dia juga ingat ajaran Islam bahwa orangtua akan menangis di kuburan apabila anaknya menyakiti menista orangtua...

Begitulah Ahok, pejabat publik yang sangat menyadari dan memahami bahwa tugas utama sebagai seorang pemimpin adalah melayani, memperjuangkan dan menghadirkan keadilan sosial bagi rakyatnya. Maka tak heran, prinsip utama Ahok adalah "jujur" dan ia memposisikan diri sebagai pelayan dan pekerja dengan rakyat sebagai para bosnya. Maka dalam konteks pilkada sekarang ini ia mengatakan sedang melamar kerja kepada rakyat Jakarta...

Menilik sejarah panjang negeri ini, paska selesainya masa pengabdian Paduka Yang Mulia Bung Karno sebagai Pemimpin Besar Revolusi, Proklamator dan Presiden Pertama Republik Indonesia dan melalui cara khusus digantikan oleh Jenderal Besar Soeharto yang berkuasa lebih dari 30 tahun, Indonesia seolah mengalami krisis pemimpin pelayan. Pak Gus Dur (alm) sempat memberikan secercah cahaya harapan restorasi negeri ini ketika mendapat mandat oleh MPR, tapi Tuhan ternyata berkehendak lain dengan beliau...

Bangsa Indonesia saat ini harus bersyukur, karena Tuhan Sang Maha Pengatur melalui lebih dari separo rakyat yang mempunyai hak pilih telah mengirimkan seorang sederhana untuk melanjutkan pengabdian Bung Karno, Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebelumnya, Jokowi bersama Ahok mendapat kesempatan dari warga Jakarta untuk melayani mereka. Kalau dicermati, Jokowi dan Ahok adalah dua tukang sapu di antara sedikit petugas kebersihan negeri ini yang bertugas bersih-bersih negeri super kaya ini dari kotoran-kotran dan sampah berbau busuk yang sudah puluhan tahun menumpuk dan menumpuk terakumulasi menjadi seperti sekarang ini... Jokowi dan Ahok adalah Prototype Pemimpin Pelayan Masa Depan Indonesia ...

Seperti disinggung tadi, Ahok menempatkan "JUJUR" sebagai prinsip utama. Ia tidak ingin "membodohi maupun dibodohi", pun ia tidak keder dan takluk ketika "ditakut-takuti" dan tidak tergoda kalau "diiming-imingi". Ini terlihat dari sepak terjangnya baik itu semasa masih menjabat wakil gubernur maupun setelah menjadi gubernur melanjutkan masa kerja Jokowi. Menghadapi para pengemplang APBD, para petualang bisnis APBD, para konspirator pejabat-pengusaha, para preman klimis maupun preman jorok, pejabat dan PNS malas, mafia proyek maupun mafia pasar...; ia tak takut dan tak gentar melibas mereka meski ia sadar konsekuensi akan banyak orang akan memusuhinya baik yang langsung berkaitan dengan urusan2 itu maupun orang2 pada rentetannya. Menurut Ahok, ia sedang berjalan ke arah yang benar dan di jalan yang sama banyak orang berjalan ke arah yang salah berlawanan dengan dirinya.. maka pasti tabrakan pun tak bisa dihindari. Ahok tidak pernah kecil hati, karena dengan bekerja jujur ia akan bekerja dengan benar...

Ahok juga sangat menjaga integritas dirinya sebagai orang yang BISA DIPERCAYA. Untuk itu ia punya semangat "bergerak-mendalami-tenggak habis"! Suami Veronica Tan ini sangat aktif dan mobile, selalu mendalami persoalan sampai ke akar-akarnya, memetakan sesuatu dengan holistik, meramu solusi penyelesaian persoalan dengan mengatasi penyebab mendasarnya dan setelah itu dikerjakan dengan tuntas. Seharusnya bisa dimengerti kalau di beberapa hal terlihat seperti agak lambat termasuk serapan anggaran yang terlihat kecil dibandingkan dengan periode sebelumnya atau di daerah lain, karena memang ada hal-hal mendasar yang harus dibenahi telebih dahulu dan juga tidak sedikit programnya yang direcokin dan dihadang oleh pihak-pihak yang kepentingannya terganggu.. tikus-tikus penggerogot itu...

Sebagai pemimpin provinsi yang jadi etalase negeri, Ahok memegang teguh bahwa ia harus MENYAPA dan MENYAMPAIKAN banyak hal apa adanya kepada rakyatnya. Kalau baik dikatakan baik, kalau jelek ya dibilang jelek, kalau benar katakan benar dan kalau salah ya sampaikan saja salah. Bilamana ada sesuatu hal yang kurang benar, maka Ahok pasti menyampaikan kepada pihak yang terkait atau publik apa saja yang kurang benar dan bagaimana seharusnya yang benar. Nah, di sinilah pangkal kasus yang menimpanya sekarang ini. Ahok bukan tipikal orang yang mengedepankan pencitraan, tapi ia adalah seorang yang lugas apa adanya. Problem cara berkomunikasi itulah salah satu kelemahannya. Ahok menyadari itu dan ia sekarang ini sedang mencoba untuk memperbaiki cara komunikasinya tanpa membuang ciri-khas prinsip cara hidup dan cara bertindaknya. Ahok berpandangan bahwa penyampaian informasi apa adanya harus dilakukan meskipun terkadang itu sangat menyakitkan bagi yang diberi informasi...

Ahok menyadari, bahwa untuk memperjuangkan dan mewujudkan keadilan sosial bagi rakyatnya - dia sering menyebut dengan "mengadministrasi keadilan sosial" - sebagai seorang pemimpin pelayan harus memiliki sifat BIJAKSANA. Tentu seorang Ahok masih jauh panggang dari api untuk urusan ini, tidak seujung kuku lah kalau dibandingkan dengan "betapa bijaksananya" para tokoh yang sekarang ini getol membuat berbagai macam aksi untuk menghabisinya. Tetapi perjalanan ziarahnya ini pasti akan menuntun dan mengantarnya menjadi seorang yang bijaksana seperti diamanatkan sila ke-4 dari Pancasila. Ia juga menyadari, bahwa meniti perjalanan menuju peningkatan pencapaian kualitas entah itu sebagai pribadi maupun sebagai pejabat publik pasti menemui hambatan, rintangan, ujian, cacian, hinaan, cercaan dan fitnah selain ada juga pujian. Semoga Ahok bisa mencapai persinggahan terbaiknya...

Sebagai seorang pemimpin Ahok sangat mengerti dan memahami bahwa ia harus membawa perubahan bagi manusia-manusia maupun wilayah Jakarta menjadi lebih baik. Untuk menghadirkan perubahan ia mutlak harus membangun. Untuk membuat bangunan yang baik, benar dan kuat maka ia mutlak harus membangun fondasi yang kokoh. Fondasi yang kokoh haruslah dalam, panjang dan lebar serta diisi dengan material-material berkualitas dan pas. Maka tidak bisa dielakkan, sebelum membangun ia harus merobohkan atau menghancurkan atau merusak dahulu bangunan lama yang akan diperbaiki. Meski sanagt tidak populer di kerumunan pemimpin yang biasa-biasa saja, untuk hal-hal yang sangat prinsip mutlak ia harus bersikap OTORITER. Tidak ada kamus dalam dirinya bahwa ia akan memberikan ruang pembiaran. Ibaratnya orang tua, ia akan keras mengajarkan kebenaran dan keras pula mengingatkan ketika anak-anaknya melakukan sesuati yang salah.. dan sikapnya inilah yang juga menyebabkan ia dimusuhi banyak orang, terutama oleh mereka yang mengedepankan pencitraan atau kemasan atau punya kepentingan dan hasrat pribadi/kelompok tertentu...

Jadi... kalau toh Ahok akhirnya terjungkal dalam kasus ini dan mati karir politiknya, setidaknya Tuhan telah menjadikannya sebagai seorang PROTOTYPE PEMIMPIN PELAYAN masa depan negeri ini, yang pasti akan diduplikasi oleh para calon pemimpin muda di seantero negeri ini. Gak ada tempat di negeri ini buat orang-orang yang gak mau menempatkan PANCASILA sebagai Dasar Negara dan INTI BUDAYA Indonesia Raya.... Buat Ahok: jangan putus asa.. jangan kecil hati... MAJU TERUUUS!

101 dokumen pribadi
101 dokumen pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun