Mohon tunggu...
Justin SURYA ATMAJA
Justin SURYA ATMAJA Mohon Tunggu... Wiraswasta - INDONESIA SELAMAT DAMAI SEJAHTERA

PERINDU dan PENCARI dan PEMBELAJAR CINTA

Selanjutnya

Tutup

Politik

Trisakti, Makna Holistik Pidato Ahok di Kepulauan Seribu

9 Desember 2016   04:26 Diperbarui: 9 Desember 2016   04:53 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rame! Geger! Getap Gempita! Cetar Membahana!

Itulah gambaran kasus yang menimpa Gubernur DKI Jakarta non aktif yang juga calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Sentilan kecilnya soal kedalaman pemaknaan sebuah tata nilai telah diolah oleh sekelompok orang menjadi suatu produk "penistaan agama, penghinaan ulama dan pelecehan umat" ...

Ya apa boleh buat, seperti itulah situasi dan kondisi pola pikir sebagian masyarakat sekarang ini, yang begitu rentan dijadikan obyek untuk "ditakut-takuti dan diiming-imingi" oleh sekelompok kecil orang-orang egois dan serakah yang berbalut dan berhias diri dengan topeng dan cadar sehingga nampak seolah-olah sedang membela Agama dan bahkan membela Tuhan-nya ...

Yuuuk.. untuk kesekian kalinya kita merenung, merefleksikan dan mencoba mencari makna di balik materi yang disampaikan Ahok saat memberikan sambutan pada kunjungan kerja di Kepulauan Seribu beberapa waktu yang silam. Dengan demikian kita bisa memandang apa yang disampaikannya termasuk soal mengutip sebuah Ayat Suci dari Buku Suci itu sebagai rangkaian dari sebuah puzzle yang menyeluruh, bukan hanya diambil sepotong kecil saja ...

Program Kemandirian Ekonomi Masyarakat ...

Waktu itu, Ahok bersama timnya sedang mensosialisasikan program kemandirian ekonomi bagi masyarakat Kepulauan Seribu, komunitas yang terdiri dari sekitar 20 ribuan warga yang selama ini terkesan dicuekin dan ditinggal oleh induknya di Jakarta Raya, sehingga.. teritori dan masyarakat di sana hanya dijadikan obyek plesiran saja oleh orang-orang berkantong tebal...

Ahok menawarkan program kerja sama kewirausahaan kepada siapapun warga kabupaten Kepulauan Seribu yang serius mau kerja dan berwira usaha dengan Pemprov DKI Jakarta. Bimbingan, penyuluhan, pelatihan, kemudahan dan modal diberikan oleh Pemprov dengan sistem bagi hasil 80% untuk warga dan 20% untuk Pemprov. Bukan itu saja, Ahok juga sudah merencanakan bagaimana penanganan paska panen (misal membuat cold storage), transportasi (pengadaan kapal2 angkut rutin dan terjadwal) dan pasarnya (pembangunan pasar di K. Seribu maupun koneksi ke Jakarta). Sebuah tawaran kerja sama bisnis terpadu yang pastinya sulit ditemukan di seantero negeri ini.. tul pa tul? ..

Pada kesempatan itu Ahok juga mengkritisi praktek kebanyakan Koperasi yang mengutamakan konsep 'sama rata" di mana Koperasi didirikan tanpa para anggotanya memiliki usaha. Koperasi dengan semangat pendirian seperti ini kebanyakan tidak berhasil (atau killed before life).  Ahok ingin, bahwa komunitas atau kelompok-kelompok kecil warga itu membangun usaha masing-masing terlebih dahulu. Baru setelahnya, komunitas persaudaraan warga itu bersama-sama mendirikan Koperasi (tambahan: misalnya koperasi pemasaran). Bagi hasil 20% yang diterima Pemprov nantinya akan dialokasikan kepada koperasi-koperasi yang terbentuk dan berjalan.. Sebagai tambahan, realitasnya banyak sekali koperasi-koperasi yang bisnisnya maju dan berkembang pesat tetapi dalam prakteknya tidak ada bedanya dengan korporasi... Nah.. bukankah program Ahok ini selaras dengan Konstitusi pasal 33 ayat 1?

dokumen koleksi pribadi
dokumen koleksi pribadi
Tawaran Kedaulatan Politik Masyarakat ...

Pada kesempatan itu Ahok juga menyinggung soal Pilkada DKI, dimana ia juga ikut prosesnya sebagai calon petahana. Ahok mengingatkan warga untuk memilih calon yang dinilai terbaik mmenurut mereka. Bahkah dia mengatakan, kalau ada calon yang lebih baik, lebih jujur, lebih bisa kerja untuk melayani masyarakat, ya pilih orang itu jangan pilih dirinya. Nah, terkait dengan hal itulah maka dia mengatakan supaya warga jangan mau dibodohi oleh orang-orang (pihak lain) dengan menyebut salah satu Ayat sebuah Buku Suci. Intinya Ahok sedang memaparkan pentingnya warga mempunyai kedaulatan politik, salah satunya saat menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada DKI Jakarta.. bukankah itu sesuai dengan Konstitusi bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat? ...

dokumen koleksi pribadi
dokumen koleksi pribadi
Geliat Masyarakat yang Berbudaya Nusantara ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun