Mohon tunggu...
Justin SURYA ATMAJA
Justin SURYA ATMAJA Mohon Tunggu... Wiraswasta - INDONESIA SELAMAT DAMAI SEJAHTERA

PERINDU dan PENCARI dan PEMBELAJAR CINTA

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Gerakan Tobat Nasional" Langkah Awal Menuju Indonesia Raya

25 November 2016   15:46 Diperbarui: 25 November 2016   16:09 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mengapa manusia harus lahir di negara tertentu, sebagai bangsa tertentu, suku tertentu? Mengapa ada orang yang lahir sebagai laki-laki atau wanita? Mengapa kita diperankan tertentu, talenta tertentu dan rezeki tertentu? Mengapa kita di tempat tertentu, waktu tertentu dan bisa bertemu orang-orang tertentu? Mengapa ada yang meninggal dunia di tempat tertentu, waktu tertentu dan cara tertentu? .... Tidak tahulah, karena TUHAN lah yang MAHA MENGETAHUI ...

"CINTA telah lama menyentuhku sebelum diriku ada, tetapi aku belum menyadarinya. Setelah aku terhentak dan terbangun oleh kesadaranku, aku sadari bahwa CINTA menyeru kepadaku. Maka aku bergegas, semua aku tinggalkan.. hanya dan untuk menuju CINTA. Sekalipun bagiku jalan terkadang gelap, terkadang licin, terkadang berduri, terkadang terjal.. dan ketika TANGAN-TANGAN CINTA merengkuhku, sekalipun di tangan cinta terselip badik yang siap menghunusku. Maka aku hanya bisa berserah diri tanpa bisa memberontak. Lalu... CINTA membisikkan dan memberitahu padaku, bahwa CINTA tidak akan merampas apapun dariku. Karena CINTA cukup dengan cinta bukan dengan yang lain. Dan... sangat kusadari, bahkan diriku terbuat dari bagian CINTA. Maka jika semua selalu atas nama CINTA, semua keperluanku selalu terpenuhi dan tercukupi oleh CINTA.. sampai aku menghadap SANG CINTA" ...

"Seandainya setiap manusia dengan penuh kesadaran merasa selalu diawasi oleh-NYA, maka setiap manusia akan selalu menjaga kejujurannya, takut untuk menyombongkan diri dan takut untuk berbuat serakah. Sehingga setiap manusia selalu menjaga setiap perilakunya. Seandainya manusia merasa tidak terawasi oleh-NYA, maka DIA tetap mengawasi manusia, karena DIA Penguasa Tunggal dan Maha Pengawas, Hukum-NYA Kekal dan Abadi. Dan bagi siapapun akan menerima keadilan-NYA. Semua tergantung dan bergantung kepada-NYA, tetapi semua berpulang kepada diri manusia masing-masing" ...

"Daripada sejuta khayalan dan angan-angan, lebih baik dengan satu keinginan. Daripada sejuta keinginan, lebih baik dengan satu kemauan. Daripada sejuta kemaunan, lebih baik dengan satu niat. Daripada sejuta niat, lebih baik dengan satu nawaitu" ...

"Hanya ada satu perinta Tuhan kepada manusia, yaitu agar manusia hanya beribadah kepada-Nya. Ibadah kepada-Nya tanpa menyembah kepada-Nya, belum bisa dikatakan ibadah kepada-Nya. Menyembah kepada-Nya tanpa mengabdi kepada-Nya, belum bisa dikatakan mengabdih kepada-Nya. Manusia belum bisa dikatakan mengabdi kepada Tuhan, jika belum bisa mengabdi kepada sesama manusia serta menghargai seluruh Ciptaan-Nya" ...

"Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang atau suatu kaum, jika seseorang atau suatu kaum tersebut tidak mau mengubah nasibnya sendiri. Kesalahan fatal kita adalah memperbaiki akibat (masalah) dengan cara menyuplik dari akibat itu sendiri. Secara tidak sadar, sama halnya dengan menukar tekanan ke bentuk tekanan lain, menukar masalah dengan masalah lain.. hal inilah yang menyebabkan kita jalan di tempat atau bahkan mengalami kemunduran. Untuk merubah akibat mau tidak mau harus mengubah penyebabnya. Penyebab bersumber dari batin dan akibat berdampak pada dunia lahiriah. Maka ber-refleksi, hening, mawas diri, instropeksi diri sangatlah penting untuk mencari dan memperbaiki penyebab" ...

"Ketidaktahuan membuat diri kita tersesat. Ketidakpahaman membuat diri kita tersiksa. Ketidakpatuhan membuat diri kita celaka. Ketidaktahuan, ketidakpahaman dan ketidakpatuhan itu memang membahayakan.. tetapi lebih berbahaya lagi bagi orang yang tidak mau tahu, tidak mau memahami dan tidak mau patuh"...

"Samudera, batu karang dan ombak bagaikan kehidupan manusia. Untuk menghadapi ombak, ada kalanya kita harus seperti batu karang.. ada kalanya kita harus berselancar. Dalam kehidupan, kita padukan kebaikan dengan prinsip, kita padukan kebijaksanaan dengan keteguhan hati. Kita lupakan setiap kebaikan yang pernah kita lakukan terhadap orang lain, tetapi kita ingat selalu kesalahan yang pernah kita lakukan agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama. Kita ingat selalu kebaikan-kebaikan yang kita terima.. dan kita kenang selalu. Kita jangan mengingat-ingat kesalahan orang lain kepada kita, karena akan membuat hati kita menjadi sempit" ...

"Masih ada harapan dan kesempatan bagi orang yang salah, selama masih bisa merasa salah.. selama masih ada rasa malu.. selama masih ada kemauan memperbaiki"...

"Mencari air di dalam samudera itu naif dan mencari api di dalam samudera itu mustahil.. semua samar dan tipis. Bagi yang tidak mau memahami hidup, maka dunia ini penuh kenaifan, kemustahilan dan kemunafikan. Tanpa bersyukur dan berserah diri, kita tidak akan bisa melihat ke-Agungan-Nya dan ke-Indahan-Nya. Maka siapapun yang tidak mau memahami hidupnya maka tidak akan paham dan siapapun yang tidak berusaha memastikan hidupnya maka hidupnya tidak akan ada kepastian.. dan ia akan kesulitan untuk merasakan, bahwa HIDUP ITU INDAH...."

#INDONESIA MERCUSUAR DUNIA ... #INDONESIA RAJA DUNIA ...

Salam 101,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun