Mohon tunggu...
Justin SURYA ATMAJA
Justin SURYA ATMAJA Mohon Tunggu... Wiraswasta - INDONESIA SELAMAT DAMAI SEJAHTERA

PERINDU dan PENCARI dan PEMBELAJAR CINTA

Selanjutnya

Tutup

Bola

Meski Digebuk Thailand, Timnas Juara AFF 2016!

20 November 2016   14:44 Diperbarui: 20 November 2016   15:25 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dan berita dari detik.com

Masyarakat pecinta Tim Nasional Sepakbola Indonesia (Timnas) tentu kuciwa berat dengan kekalahan 2-4 atas jawara bertahan Thailand pada laga perdana AFF Suzuki Cup 2016 yang digelar Sabtu 19/11/16 kemaren di Philippine Sports Stadium. Tertinggal 2 gol di babak-1, sukses samaken sekor jadi 2-2 namun akhirnya keok juga dengan sekor 2-4 hingga priwitan ditiup panjang sama tukangnya...

"Kami harus tetap bersyukur karena masih mampu menyamakan kedudukan, meskipun mengalami kekalahan pada akhirnya,"tutur sang Boaz Solossa yang menceploskan 1 gol ke gawang Thailand, di mixed zone setelah pertandingan. Sebuah sikap yang sangat bijak dari sang kapten, bagaimanapun, apapun hasilnya kudu tetep disyukuri. Mosok bersyukur kalo pas menang dowang ajah. Yang terpenting, rombongan duta sepakbola nasional ini mau dan bisa menemukan hikmah dari ketidakberhasilan pada laga perdana ini... tul pa tul?

Evaluasi Laga Perdana ...

Seperti gw ungkapkan dalam coretan ngawur sebelumnya: "Timnas, Lumat Thailand dengan Buldozer", rupanya harapan Timnas menang 2-1 atas Thailand sementara ini kudu terkubur dulu. Yang terjadi ya prediksi realistis kalah 0-2 (akhirnya 2-4). Dari catatan kecil si bodo, setidaknya ada beberapa hal yang patut direnungken sama seluruh angguta sekuad Garuda:

  1. Mental "merasa kalah sebelum bertanding"- ini dimulai dari Om Riedle sang pelatih. Lho gimana tho? Sebelum pertandingan ato bahkan selama ini lah, timnas Thailand selalu diposisikan lebih kuat dan lebih hebat daripada Timnas kita.. kata laennya, nyaris semua merasa bahwa kualitas Timnas itu di bawah Thailand. Ini sikap ngawur salah kaprah yang mau gak mau suka gak suka gak ada pilihan laen kecuwali dikubur dalem-dalem. Itu pertama.. Keduanya, sebelum laga Om Riedle cuman menargetkan anak2 asuhannya "gak kalah" sama Thailand. Gak kalah itu ya imbang ato menang.. target maju perang itu ya menang! Sama, kita semua jalanin petualangan hidup di duniya ini ya untuk mencapai kemenangan.. Inga.. inga... bangsa Indonesia tuh ditakdirken Tuhan sbagai manusia-manusia unggul bukannya warga kelas dua, tiga dst... tul pa tul?
  2. Strategi penetapan starting11 - Secara teknis, inilah awal mula Timnas hampir menang. Melawan Thailand yang persiapannya jauuuuh lebih matang kerana mereka mengikuti serangkaian turnamen pra piala dunia, di sekuad Garuda mutlak ada beberapa pemaen penggebuk, pendobrak dan perusak layaknya buldozer. Dari stok yang ada, pemaen yang cocok jalanin peran itu adalah Ferdinand Sinaga (depan), Zulham Zamrun (sayap kiri) dan Stefano Lilipaly (tengah-andai Hariono dari Persib gabung dia lebih pas). Knapa begitu penting? Kerana slama ini Timnas kalo maen tuh gw bilang terlalu sopan. Adanya pemaen begundal pasti bakal merusak konsentrasi pemaen lawan. Okayh lah, Evan Dimas gak dimainin kerana sakit.. mosok sakit mau dipaksa?
  3. Strategi bertahan parkir angkot - Om Riedle sebelon pertandingan bilang kalo timnya akan lebih condong menerapkan pola strategi bertahan mengingat lawan dinilai lebih unggul. Apa2an ini? Pertahanan terbaik itu ya menyerang! Itu teori yang gak perlu dibantah lagi lah... Tapi okelah wong udah terjadi.. Cuman gini, pola bertahannya Timnas itu beda dengan pola bertahan Chelsea waktu final Liga Champion beberapa taon lalu. Kalo Chelsea di bawah kumando Mou waktu itu menerapkansecure parking bersistem, lha kalo Timnas - maap2 aja - masih nerapin pola parkirliar. Liat ajah, saat ditekan lawan para pemaen Timnas pada bergerombol di daerah 16 alias lawan udah rada jauh masuk ke teritori kerajaan Timnas. Herannya lagi, meski buaaanyaak pemaen timnas di situ tapi para pemaen Thailand dengan enak sangat leluwasa memaenkan bola. Pasukan Garuda lebih demen membayang-bayangi, lalu berlari mengejar dan toh akhirnya lebih sering ga bisa rebut bola. Jadi gak heran, meski dikerumunin dibayangin 2-3 pemaen Timnas, satu orang pemaen Thailand mampu lolos lalu melakuken penetrasi efektif dan tertarget. Contoh terjadinya gol kedua yg menusuk ke gawang Kurnia Meiga... adduh... !
  4. Cepat puas dan hilang fokus - Gw dah bilang: para pemaen Timnas tuh sebenernya ga kalah kualitasnya dibanding Thailand. Buktinya mreka mampu samaken kedudukan dari keteteran 0-2. Namun dan akan tetapi, setelah sukses samaken kedudukan trus merasa puas (merasa dah menang meski perlu 1 gol lagi supaya menang). Ini ada koneknya dengan target "asal gak kalah" yang ditetepin sama Om Riedle. Normalnya dimana mana, tim yang mampu samaken kedudukan palagi abis ketinggalan 2 gol, spirit sama permainannya jadi seperti di atas angin dapet tenaga tambahan dan kebanyakan akhirnya menang! Sementara itu penyikapan pelatih dan pemaen Thailand sebaliknya "harus menang"! jadi klop lah...

Menyongsong laga kedua kontra Filipina ...

Heu heu heu.. itu tadi ulasan orang yang kagak bisa maen balbalan udah gitu gak ngarti seteratejih maen bola dengan bener... Lalu, lantas, kemudiyan.. gimana caranya biyar menang lawan tuan rumah Filipina pada laga kedua Selasa malem lusa?

  1. Ubah pola pikir sebelumnya lalu tanamkan keyakinan - Timnas lebih kuat dan hebat dibanding Filipina! Ibarat mau maju perang, harus menang! Inga.. inga.. para pemaen, kita ini, sampeyan2 dan gw dan masyarakat pecinta balbalan nasiyonal adalah bangsanya manusia2 unggul. Lha wong Tanah Air kita ini adalah super kaya paling kaya raya di dunia. Gak mungkin lah Tuhan menurunken jalma-jalma idiot untuk menjaga, memelihara dan mengelola waktu, alam dan manusianya.. cuwekin ajah kalo Om Riedle mengatakan sebaliknya, wong beliauwnyah bukan orang Nusantara.. oke?
  2. Starting11- Kasih istirohat Kurnia Meiga dan suruh Andritany jaga gawang. Mainkan Hansamu Yama Pratama gantikan Yanto Basna biyar Basna istirahat dulu kemaren dah kecapean sama rada setress. Maenkan Evan Dimas kalo dah sembuh sakitnya. Maenkan Zulham Zamrun di sayap kiri sama Andik di sayap kanan. Turunken Ferdinand Sinaga berduwet sama Boaz. Instruksiken khusus bwat Zulham, Lilipaly sama Sinaga yang punya modal sangar bwat jalanin peran sbagai buldozer yang menggebuk, menggaruk dan merusak konsentrasi lawan.
  3. Strategi gotong royong - Saat menyerang sbaeknya pake strategi kelompok-kelompok kecil yang rada berdekatan spy bisa peragakan permainan balbalan gotong royong kas negeri ini. Andik terutama, waktu2 tertentu kudu brani dribel bola menusuk penetrasi ke kutak pinalti lawan.. syukur2 bisa langsung bikin gol tapi setidaknya berpotensi dilanggar dan dapet hadiyah pinalti. Saat bertahan pake pola man to man marking sejak sebelon lawan lewatin garis tengah lapangan. Jangan nungguh dibombardir kayak sebelumnya, kalogitu mah tinggal nungguh gol terjadi ajah... capek deh...!
  4. Jangan cepet puas dan tetep fokus - spanjang pertandingan musti tetep fokus meski - katakanlah - udah menang dengan sekor besar sekalipun, sampai dengan priwitan disemprit sama wasit tanda laga usai...

Rasakan Jadi Sang Pemenang!

Selalu ada kesempatan jadi Sang Pemenang meski sebelumnya merasakan kekalahan. Kalau yakin dan mau, Timnas PASTI mengukir sejarah dan jjadi JUARA AFF CUP 2016 ini...

Pemaen Timnas sekaliber Kurniawan, Bima Sakti sampe Bambang Pamungkas pun belon pernah ngerasain jadi juara meski puluhan kali berjersey Garuda. Maka inilah saatnya para angguta skuad Garuda mencicipi rasa dan aroma kemenangan Timnas, seperti paling akhir terjadi pada gelaran SEA GAMES 1991 juga di Manila. Kala itu tanggal 2 Desember 1991.. Timnas menjungkalkan Thailand dengan sekor 4-3 liwat adu pinalti dan meraih pinggat emas... (maap ya, kagak usah ikut2an demo 212 Wiro Sableng kawe)..  Kalo kagak percaya betapa rasa nikmat dan bersukurnya jadi juara, ya tanya saja sama Aji Santoso, Bambang Nurdiansyah, Eddy Harto, Erick Ibrahim, Ferril Hatu, Hanafing, Heriansyah, Herry Setiawan, Kashartadi, Maman Suryaman, Perry Sandria, Rocky Putiray, Robby Darwis, Salahuddin, Sudirman, Toto Haryono, Widodo C Putro dan Yusuf Ekodono.. ato tanya sang pelatih Anatoli Polosin.. 

Kalo asih kagak percaya.. ya tanya saja sama rumput yang berguyaang....

Ganti Tim Pelatih ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun