Mohon tunggu...
Justin SURYA ATMAJA
Justin SURYA ATMAJA Mohon Tunggu... Wiraswasta - INDONESIA SELAMAT DAMAI SEJAHTERA

PERINDU dan PENCARI dan PEMBELAJAR CINTA

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapakah Ahok?

24 Oktober 2016   19:29 Diperbarui: 25 Oktober 2016   22:52 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: iberita.com

Pidato Ahok di Kabupaten Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu telah membuat heboh banyak orang entah itu para petinggi partai politik, para pemimpin agama, para aktivis, para pengamat, para komentator dan masyarakat luas. Satu bagian isi pidato yang menyinggung salah satu rangkaian kalimat di sebuah Kitab Suci memicu munculnya berbagai macam pendapat, analisa bahkan tuduhan, bukan hanya terhadap Ahok tetapi merembet ke orang, kelompok atau organisasi. Saling adu argumentasi, saling kritik, saling tuduh, saling serang dan saling tuntut pun tak bisa dihindari lagi, bahkan kalimat bernada ancaman fisik pun muncul dipamerkan di ruang publik. Tak bisa dipungkiri, telah terjadi pengkotak-kotakan entah itu di jajaran elit politik, pemuka agama, para tokoh masyarakat atau orang-orang yang ingin dianggap sebagai elit, pemuka agama atau pemuka masyarakat. Gambaran situasi tersebut saban hari dapat disaksikan entah itu di televisi, media online maupun media sosial...

Para pemuka agama (atau yang mengklaim sebagai pemuka agama), para pimpinan organisasi keagamaan saling beradu tafsir, saling beradu argumentasi, saling serang, saling tuding bahkan saling hujat. Lha sebenarnya bagaimana sikap sebagian besar umat (rakyat jelata) atas isyu ini? Belum ada penelitian atau survey atau jajak pendapat tentang hal ini, ya kalau mau mendapatkan peta sesungguhnya maka seluruh rakyat negeri ini perlu ditanya langsung. Faktanya, yang saban hari ribut soal ini adalah para (yang mengaku diri mereka) elit atau tokoh. Entah mereka punya kepentingan tertentu entah tidak, sebagian dari mereka telah terpotret sebagai orang yang MERASA PINTAR, BEREBUT PINTAR, MERASA BENAR, BEREBUT BENAR.. dalam hal ini khususnya terkait Surat Al Maidah 51dan runutannya...

Tafsir kata "AWLIYA" begitu mendominasi berbagai macam debat yang dipertontonkan orang-orang pintar seperti diuraikan di atas. Nyaris tak pernah kita dengar dari mulut para elit, para tokoh atau yang mengaku diri mereka elit atau tokoh; apa, siapa dan bagaimana sebenarnya yang dimaksud dengan YAHUDI dan NASRANI. Apakah secara lahiriah, yaitu semua orang "keturunan bangsa Yahudi (12 suku)" dan/atau semua orang yang beragama YAHUDI serta semua orang yang beragama NASRANI? Kalau hal lahiriah itu yang dimaksud, maka perlu dilakukan sensus untuk mendapatkan data siapa saja Warga Negara Indonesia (WNI) "keturunan bangsa Yahudi" atau WNI yang beragama Yahudi (adakah?). Lalu, perlu juga dilakukan sensus untuk mengetahui siapa saja WNI yang "beragama NASRANI" (adakah?). Dari pilihan "kolom agama" di Kartu Tanda Penduduk (KTP) cuman ada Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu.. gak ada agama lain, bahkan Sunda Wiwitan sebagai salah satu aliran kepercayaan asli negeri ini pun gak ada, pun gak ada pula agama Nasrani... Jadi, apakah Ahok itu seorang Yahudi dan/atau Nasrani?

Ataukah yang dimaksud adalah Yahudi dan Nasrani secara "MAKNAWI"? Lantas apa makna YAHUDI dan NASRANI? Kalau ada makna terdalam, mbok ya umat (rakyat jelata) yang mungkin banyak yang gak tau itu diberi pencerahan supaya tau, lalu paham, lalu patuh menjalaninya dengan benar... karena.. Ketidaktahuan membuat kita tersesat... Ketidakpahaman membuat kita tersiksa.. dan.. Ketidakpatuhan membuat kita celaka!...

Okelah kalo bagitu... biarlah orang-orang pinter itu saling BEREBUT MERASA BENAR, BEREBUT MERASA BISA, BEREBUT MERASA PINTAR.. Bagi saya, KEBENARAN MUTLAK itu hanya milik TUHAN SANG PENCIPTA Alam Semesta. Mungkin Tuhan sedang menyampaikan pesan penting lewat "mulut ndower" Ahok, bahwa kita Bangsa Indonesia sudah saatnya sadar lalu berubah/bertobat! Bahwa kita sekarang ini masih dan sedang dijajah; bukan penjajahan oleh Belanda & Jepang seperti dialami lebih dari 350 tahun kala itu, tetapi penjajahan gaya baru lewat metode "kekinian" oleh sekelompok kecil "para penguasa dunia" yang menawarkan atau bahkan  memaksakan untuk patuh dan menyembah "tuhan palsu": materialisme dan materialistik (uang/harta dan kekuasaan/tahta serta ketenaran). Bahwa musuh utama Bangsa Indonesia itu bukanlah sesama WNI, tetapi 'sistem jahat "globalisasi" yang menawarkan "tuhan palsu" tadi; sepertinya ini  hebat tetapi sistem adu domba yang penuh dengan pengkhianatan, penipuan dan pembohongan yang akan menghancurkan negeri dan bangsa Indonesia... Mungkin sudah saatnya kita masing-masing sebagai bagian dari Bangsa Indonesia "mau mengubah diri" dan tampil berperilaku sebagai bangsa yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian Budaya Nusantara... Mungkin Tuhan juga sedang mengingatkan kalau kita termasuk para tokoh, sadar gak sadar sudah/sedang menjadi pelaku sistem jahat tadi... Coba tengok, sebagian anak bangsa dan para tokoh/elit pada berantem dan cakar-cakaran cari menangnya sendiri... 

Tuhan memerintahkan kita untuk hanya beribadah kepadaNya saja; belum bisa dikatakan beribadah kepadaNya tanpa menyembah kepadaNya; belum bisa dikatakan menyembah kepadaNya tanpa mengabdi kepadaNya; belum bisa dikatakan mengabdi kepadaNya tanpa mengabdi kepada sesama manusia dan menghargai seluruh ciptaanNya.

Sebagai bahan permenungan atas "kasus Ahok" ini, mungkin rangkaian kalimat berikut ini dapat dijadikan bahan refleksi saya dan (mungkin) Anda:

Mengapa manusia harus lahir di negara tertentu, sebagai bangsa tertentu, suku tertentu, agama tertentu? Mengapa ada orang yang lahir sebagai laki-laki atau wanita? Mengapa kita punya peran tertentu, keahlian tertentu, talenta tertentu dan rezeki tertentu? Mengapa kita tinggal di tempat tertentu, waktu tertentu dan bisa bertemu orang-orang tertentu? Mengapa ada orang yang meninggal dunia di tempat tertentu, waktu tertentu dan cara tertentu?... 

Tidak tahulah! karena HANYA TUHAN lah YANG MAHA MENGETAHUI...

Salam 101,

Indonesia RAJA DUNIA...

101 (Satu Untuk Semua - Semua Untuk Satu) - (One For All - All For One)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun