Mohon tunggu...
Justin SURYA ATMAJA
Justin SURYA ATMAJA Mohon Tunggu... Wiraswasta - INDONESIA SELAMAT DAMAI SEJAHTERA

PERINDU dan PENCARI dan PEMBELAJAR CINTA

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Djohar Arifin, Ketika Cinta Berbunga Dusta...

11 Oktober 2012   00:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:57 1235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Heu heu heu...

Beberapa potong singkong rebus mengawali olahraga mulut pagi ini.. kupi kental item yg nikmat sampai tetes terakhir... tetap ditemani hisapan dalam sahabat sejati...

Yuk sejenak lupakan aktivitas kloning-mengkloning akun kompasiana, kembali ke urusan bal-balan nasional yang dicintai oleh kalangan masyarakat segala kasta, segala usia, segala latar belakang.. Harapan untuk menjadi saksi solidnya organisasi PSSI, bergaungnya liga profesional yang satu dan satu-satunya serta timnas yang solid, berkualitas dan disegani di ranah Asia Tenggara dan Asia sebagai pemenuh kepentingan nasional,  rupanya masih akan menjadi mimpi di siang hari bolong...

Pernyataan atau pengakuan PSSI bahwa ISL dan IPL saat ini sama-sama legal dan akan berjalan paralel pada musim kompetisi 2013 ternyata tidak bisa dijamin kebenarannya. Sampai saat ini, para pengurus PSSI yang legal dan diakui Pemerintah, AFC, FIFA dan asosiasi bal-balan negara-negara anggota FIFA di seluruh pelosok jagad raya di bawah komando Djohar Arifin, ternyata tetap ngotot menganggap bahwa ISL adalah ilegal. Hal ini terungkap dalam surat yang dikirim PSSI kepada FAM (Asosiasi Sepakbola Malaysia) tangal 04 Oktober 2012 yang lalu, seperti diberitakan TribunNews...

Diberitakan pula bahwa PSSI juga menyertakan daftar 32 tim yang berstatus ilegal dan sedang terhukum, berasal dari ISL dan Divisi Utama, mereka adalah: Persipura Jayapura, Persiwa Wamena, PSPS Pekanbaru, Persisam Samarinda, Persib Bandung, Pelita Jaya, Sriwijaya FC, Persela Lamongan, Deltras Sidoarjo, Mitra Kukar, Persiba Balikpapan, Persiram Raja Ampat, Persidafon Dafonsoro, PSAP Sigli, PSGL Guyo Lues. Persih Tembilahan, Persita Tangerang, Persip Pekalongan, Persitema Temanggung, Persiku Kudus, PSIM Yogyakarta, PSMP Mojokerto, PSBK Blitar, Persekam Metro Malang, Persid Jember, Persepam Pamekasan, PS Sumbawa Barat, Barito Putra, Persigo Gorontalo, Persin Sinjai, PSBS Biak, dan Perseru Serui.

Pemanggilan 8 pemain ISL  oleh pengurus PSSI untuk bergabung dengan tim besutan Nil Maizar rupanya cuman model usang gerakan pencitraan semata. Kedelapan pemain dan banyak pemain ISL lainnya yang karena keadaan tidak berkesempatan membela timnas, lantas mereka diberi stempel sebagai para pemain mata duitan, pengecut, pengkianat bangsa, tidak nasionalis, tim joging, tim kacang; rupanya tidak lebih parah daripada para pengurus PSSI yang konon sedang gigih memperjuangkan legalitas dan persatuan bal-balan nasional. Langkah-langkah yang diambil berdalih 'cinta bal-balan nasional' ternyata didasari oleh bunga-bunga dusta.. Sangat disayangkan, nasionalisme yang ditunjukkan oleh Nil Maizar beserta pasukan perangnya ternyata tidak mampu diimbangi bahkan dirusak oleh para bosnya sendiri...Bisa dibayangkan, apa buah dari bunga-bunga dusta, tak lain pastilah perpecahan yang jauh lebih parah...

Memasuki bulan Oktober, penulis punya harapan besar bahwa melalui momen Hari Peringatan Kesaktian Pancasila, Djohar Arifin akan menuntaskan langkah nyata pertobatannya dengan sungguh-sungguh membentuk timnas yang berdasarkan persatuan. Namun apa lacur, harapan ternyata tinggal harapan meski masih harus ditempatkan di kamar spesial hati ini, karena konon, manusia dapat bertahan hidup selama 40 hari tanpa makan, 4 hari tanpa minum tetapi cuman 4 detik saja tanpa harapan...

Akhir kata...

Ternyata oh ternyata memang benar... Djohar Arifin semakin gemar menulis buku hariannya di ranah pihak luar, dan semakin melupakan pentingnya menulis buku harian indah di hati masyarakat pecinta bal-balan nasional...

Kala cinta berbunga dusta, siapa yang dapat menerima? Entah sampai kapan cinta-cinta ini tetap dipenuhi dengan bunga-bunga dusta... Mari kita bertanya pada rumput yang bergoyang, pada rumput tetangga, pada isteri tetangga atau pada Ki Joko Bodo...

Heu heu heu... :-)

11-okt-2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun