Mohon tunggu...
Justin Alfret Jaflean
Justin Alfret Jaflean Mohon Tunggu... Pustakawan - Mahasiswa

Just to learn to develop linguistic skills!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Warisan Sajak yang Tak Pernah Padam

29 September 2024   11:17 Diperbarui: 29 September 2024   11:24 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tumbuh dari benih-benih sajak bapak yang mulai 

rapuh. Berjalan mengikuti jejak tetua yang sudah rimpuh.

Berdikari mengarungi ganasnya badai sajak pergolakan. 

Bertahan dengan bekal mantra yang dikeramatkan.

Benih dari bapak nampak subur, menjulang seperti

 biasanya. Meski banyak benalu menggerogoti setiap harinya.

Tatkala pucuk-pucuk sajakku mulai rimbun bermekaran. 

Ranting bapak perlahan mulai lapuk berjatuhan. 

Aku coba tuk memupuk, namun bapak melarang hal itu. 

Bapak hanya berbisik, jangan berhenti sampai di situ.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun