Mohon tunggu...
Febriana K.P
Febriana K.P Mohon Tunggu... Guru - Guru

A book lovers, interested of Philosophy and Psychology, Bakes and Cooks sometimes, a potterhead

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Reyog Ponorogo di Sekolah

8 November 2013   21:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:25 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti ditahun tahun sebelumnya, setiap tahun baru jawa (syuro) di  Ponorogo  diadakan Festival Reyog Nasional. peserta biasanya dari berbagai daerah diseluruh nusantara bahkan manca negara. selain itu setiap sekolah juga harus menampilkan tarian reyog yang akan ditampilkan sebagai penampilan pembuka dalam pagelaran tersebut. suatu kehormatan besar dan membanggakan bila bisa tampil di panggung utama kota yang ada di tengah alun-alun dengan jumlah penonton  ratusan hingga ribuan  orang. di malam gerebeg suro umumnya orang dari berbagai penjuru desa ataupun kota akan pergi ke alun-alun kota untuk menikmati tarian reyog dan pesta kembang api di malam puncaknya. kebetulan sekolah tempat bekerja akan menampilkan tarian reyog dimalam penutup sebagai penampilan pembuka. Gladi resik diadakan di sekolah tanggal 2 November yang lalu dan hampir semua sekolah masuk setengah hari menyambut acara satu  syuro.ini secara pribadi sangat bangga mengingat ini pertama kalinya sekolah kami mengirim penari reyog untuk tampil dipanggung utama pada malam penutupan yang dilaksanakan tanggal 4 November malam. berikut beberapa dokumentasi tentang gladi resik tarian reyog di sekolah :

13839177382038186690
13839177382038186690
Disekolah kami, program ekstrakurikuler tari reyog ini baru akan dilaksanakan. ini diselenggarakan karena banyaknya  siswa yang berminat untuk belajar tarian reyog. Dalam tarian reyog diperlukan banyak penari. sebagian besar siswa umumnya berpartisipasi dalam tari reyog  sebagai penari jatil, warok serta bujang anom. sedangkan penari reyog (dadak merak) biasanya dilakukan oleh profesional mengingat berat dadak merak yang mencapai 60 kg!  sedangkan, penari klono sewandono pun biasanya dimainkan oleh penari profesional karena tarian tersebut membutuhkan keluwesan tersendiri dan karisma seorang raja. diakhir gladi resik ini, semua siswa dan guru bertepuk tangan dengan riuh. bahkan beberapa anak berteriak meminta  mereka semua untuk tampil menari lagi. bagi saya, ini mencerminkan betapa besar minat generasi muda terhadap budaya daerah. Cerita singkat Reyog Ponorogo ada banyak versi yang ditampilkan tentang cerita reyog ponorogo, namun secara garis besar cerita reyog ponorogo berisi tentang raja yang mempersunting seorang puteri raja dan harus membuat satu tontonan menarik untuk rakyat. diawali dengan keinginan seorang raja yang bernama Klonosewandono  dari bantar angin (Ponorogo) yang hendak melamar seorang putri raja dari Kediri yang bernama dewi songgolangit, sebelum mempersunting dewi songgolangit, ia memberikan persyaratan pada  raja klonosewandono membuat tontonan yang menarik dan arak-arakan sejumlah prajurit berkuda, dan para prajurit kerajaannya (warok) serta iring-iringan musik untuk membuat barisan panjang menuju ke kerajaan kediri. namun dipertengahan jalan raja klono sewandono bertemu dengan satu gerombolan pasukan yang hendak mempersulit perjalannya (bujang anom),lalu bertarunglah klono sewandono dengan bujang anom yang berubah menjadi harimau. pertarungan itu dimenangkan oleh  klono sewandono, ketika hendak mati, diatas kepala harimau itu hinggap seekor merak diatasnya. lalu klono sewandono dengan senjata pecut samandimannya membuat kepala harimau dan merak itu menyatu, sehingga  terbentuklah  topeng dan tariyan reyog ponorogo tersebut. tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti #kompasianival2013 dalam tema #ekspresiIndonesia Sumber berita lomba : road to kompasianival 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun