Mohon tunggu...
Dhee Nduth
Dhee Nduth Mohon Tunggu... karyawan swasta -

...hidup ini di buat indah aja lalu nikmati semuanya...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tujuh Puluh Juta

3 Desember 2013   14:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:22 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika kau hancurkan pundi-pundi rupiahku

tak membuatku menghapus namamu apalagi hanya sekedar

TUJUH PULUH JUTA

Entah angin mana yang membawamu

hingga membentuk jalan TUJUH PULUH JUTA

tak pernah terlintas dalam benakku

jika aku harus mengeja cinta hingga TUJUH PULUH JUTA

Aku tak tau mengapa aku Lena hingga TUJUH PULUH JUTA kali

aku tak pernah mengerti mengapa kamu berhenti di TUJUH PULUH JUTA

Aku tak pernah ingin mencari arti tentang semua ini

sekalipun KEBODOHANterpampang jelas di jidat ku

Untukku, TUJUH PULUH JUTA-lah yang

memedar merah hatiku

membawaku ke jalan cinta

dan mem-beri-tahu-kan -ku cinta itu adalah cinta

Takada satu kebencian yang bisa meracuni hatiku

sekali beribu bisa kau tuang dalam hatiku

ia tak akan membiru

ia akan tetap memerah

Sebanyak apapun guratan yang kau tinggal ditubuh ini

Tak akan meninggalkan perih

sekalipun kau tuangkan literan air garam padanya

ia akan tetap segar

bahkan akan selalu menegarkan ejaan cinta

hingga ejaan ke-TUJUH PULUH JUTA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun