Mohon tunggu...
Try Andrian
Try Andrian Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang mahasiswa biasa yang suka tertawa, alih-alih suka ditertawai. Hobi nonton film, renang, badminton, dan mengetik, tapi bukan seorang tukang ketik.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Renungan Bulan Ramadhan dan Idul Fitri

19 Agustus 2012   11:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:32 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar"

"Laailaahaillallahu wallaahu  akbar"
"Allahu Akbar, walillahilham . . ."

Bulan Ramadhan telah berlalu. Takbir berkumandang menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri.  Seluruh warga muslim di dunia merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan penuh suka cita, setelah sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa Ramadhan yang merupakan rukun Islam yang ke-4.

Umat muslim tidak hanya menahan lapar dan dahaga, namun juga menahan nafsu, menahan seluruh larangan Allah. Allah menjanjikan pahala yang berlipat-lipat di bulan Ramadhan. Apabila manusia mampu melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, maka ia adalah orang yang bertaqwa. Manusia wajib menjadi orang yang bertaqwa, terutama di bulan suci Ramadhan. Namun apakah kita dapat menjadi orang yang bertaqwa di hari-hari selain bulan Ramadhan?

Kita semua dapat melihat sendiri secara jelas perbedaan suasana antara hari-hari di bulan Ramadhan dengan hari-hari di bulan selain bulan Ramadhan. Contohnya adalah seperti ini; di bulan Ramadhan orang-orang berbondong-bondong pergi ke mesjid untuk sholat berjamaah, sembari melakukan sholat Tarawih dan Witir di malam hari. Hingga malam berlanjut untuk melakukan Tadarus Al-Qur'an dan Sholat Tahajud. Dapat dilihat jelas intensitas manusianya untuk masuk mesjid lebih banyak di bulan Ramadhan daripada hari-hari biasa. Namun mengapa hanya di bulan Ramadhan saja yang seperti itu? Mengapa hal-hal tersebut tidak berlanjut ke hari-hari selain bulan Ramadhan?

Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ketimur dan kebarat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang-orang yang beriman kepada Allâh, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalnan (musafir), peminta-minta dan utuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji ketika berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan masa perang. Maka merka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang benar-benar bertaqwa”

(QS al-Baqarah [2]: 177)

Manusia dituntut untuk menjadi orang yang bertaqwa. Maka barang siapa berpegang teguh dengan prinsip tersebut, maka Allâh akan menjamin kesejahteraan dalam kehidupan seorang hamba baik di dunia dan akhirat dan Allâh tidak pernah mengingkari janji-janji-Nya. Sebuah renungan bagi umat muslim bahwa ketaqwaan tidak hanya dituntut di bulan Ramadhan saja, namun setiap hari, selama kita masih diberi kehidupan di dunia.

Taqoballahu minna waminkum

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H

Minal Aidin Wal Faidzin

Mohon Maaf Lahir dan Batin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun