Mungkin bagi rekan – rekan yang sudah dikarunia buah hati pasti pernah merasakan judul diatas. Setidaknya bagi seorang ibu, tentunya perjuangan sangat berat akan dimulai, sejak tengah malam yang seharusnya bisa istirahat karena mungkin esok harinya harus bekerja terpaksa harus begadang untuk nungguin si buah hati, boro-boro kalau sang suami mau berbagi dengan gantian berjaga,tapi bagi suami yang egois malahan dia tidur pulas ngorok sampai pagi,…..benar-benar naluri seorang ibu diuji saat itu,….ceritanya lain kalau buah hati sembuh barang satu dua hari dengan obat jalan,tapi ketika anak harus diopname,…….tentunya semua schedule yang sudah dibuat akan berantakan.
Nah,cerita ini saya tulis bukan untuk mempermalukan para orangtua pasien-pasien tersebut, tetapi saya hanya mengambil dari sisi kejenuhan dan stress yang dialami para orangtua yang nungguin si buah hati tadi. Sebagai individu yang bekerja di pelayanan kesehatan saya sedikit tahu bagaimana repotnya para orangtua anak tersebut, bagi yang masih punya anak satu tentunya akan lebih focus menjaga buah hati,tapi bagi yang punya anak lebih dari satu dan masih usia sekolah pasti sang ibu akan pusing bagi-bagi waktu.
Biasanya orangtua yang mampu akan memilih kelas perawatan yang menyediakan fasilitas istirahat buat penunggu,jadi bisa rebahan sambil nungguin……..berbeda dengan orang – orang yang hanya mampu di kelas perawatan menengah ke bawah, tentunya tidak tersedia fasilitas yang nyaman tadi, sehingga walaupun badan sudah pegel-pegel gak karuan, terpaksa kursi keras itu diduduki juga demi buah hati.
Usut punya usut saat buah hati tidak kunjung sembuh juga, padahal sudah lebih dari tiga hari, kejenuhan akhirnya datang. Para ibu yang tadinya murah senyum berubah jadi jutek…..sang bapak yang tadinya jarang datang kok…..sekarang jadi sering datang ya?...tapi kok di malam hari…..
Di saat – saat inilah mulai terdengar cerita – cerita aneh…..mulai dari kamar mandi yang terkunci sementara anak diluar sudah nangis-nangis nyari bapak ibunya, atau bapak yang hanya pakai sarung tersipu – sipu malu saat ketemu suster karena kepergok sedang bermesraan di keremangan kamar perawatan, padahal sang suster sebelumnya sudah ketok pintu ucap salam, kasus lainnya ada yang mojok sambil sang istri rebahan dengan kepala di pangkuan sang suami…….. nah…,biasanya para susterlah yang salah tingkah kalau memergoki hal ini……eehhh yang kepergok cuma senyum - senyum dikulum…..
Saya tidak mempersepsikan semua orangtua pasien seperti diatas tapi kejadian itu memang nyata adanya…..entah karena kejenuhan, stress, atau nafsu, tetapi seks di kalangan penunggu pasien terutama orang tua pasien anak memang sering kami temui, tentunya di malam hari disaat waktunya semua pasien dan penunggu lain terlelap, yang patut diacungi jempol memang kerelaan mereka untuk saling menguatkan di saat anak sakit,sesuai janji pernikahan mereka bahwa di saat sehat, sakit,suka, dan duka,………kebersamaan itu selalu ada untuk menjadikan keluarga yang bahagia.
family
Maaf kalau cerita ini terlalu vulgar,mohon kritik sarannya……karena ini tulisan pertama saya
terimakasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H