Mohon tunggu...
Chantiq Jelita
Chantiq Jelita Mohon Tunggu... Relawan - PNS biasa di Sumatera Utara.

PNS biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengalaman Naik Kereta Api Ekonomi

7 Oktober 2014   04:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:06 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Hari Sabtu kemarin saya naik kereta api ekonomi "Putri Deli" dari kota saya menuju Medan untuk berhari raya bersama orang tua. Ini kali pertama saya naik kereta api ekonomi lagi setelah cukup lama, mungkin setahun atau dua tahun. Saya berangkat bersama kedua anak saya. Kami memutuskan naik kereta api, bukan naik mobil,  karena stamina saya sedang tidak prima untuk menyetir jarak jauh sampai berjam-jam (setidaknya 4jam). Sekalian menghemat lah., ya tenaga, ya ongkos.. heheSelain itu juga karena anak2 ingin menikmati lagi jajanan favorit yang biasa dijual di kereta api, mi pecel dan keripik ubi.Mengingat akhir pekan biasanya penumpang padat, khawatir tidak kebagian tiket, saya memutuskan untuk memesan terlebih dahulu. Biar gampang, pesan online saja. Rabu malam saya coba pesan, tp ternyata pesan tiket online kena biaya. Ah, gak jadi lah.. Saya pesan di loket saja. (dasar pelit! hihi...)Esoknya jam 8 pagi saya ke stasiun kereta, antri sekitar 10 menit, taraa.. tiket ke Medan pulang pergi pun di tangan. 
#TEPAT WAKTU.Sabtu pagi, jam 7.45 kmi meninggalkan rumah menuju stasiun kereta. Sekitar jam 8 kereta datang, penumpang pun berbondong2 naik. Masih banyak yang kelihatan heboh, terburu-buru, berebut naik, padahal sudah ada nomor tempat duduk lengkap demgan nomor gerbongnya. Semua pasti kebagian tempat duduk kan? Jam 8 lewat 16 menit, sesuai dengan yanh tertera di tiket, kereta pun berangkat. Wah, tepat waktu! Hebat nih PT.KAI sudah bisa memberangkatkan kereta tepat waktu. Patut diapresiasi.
#FASILITAS & PELAYANANDalam perjalanan, saya melihat banyak perubahan di gerbong kereta api ekonomi ini. Dulu, kereta api "Putri Deli" ini sangat saya hindari karena fasilitasnya yg 'minimalis". Penumpang padat berjejal, sirkulasi udara nyaris tidak ada, sumpek, panasnya jangan ditanya! AC? Jangan mimpi! Kipas angin hanya ada 2 di tiap gerbong, itupun lebih sering mati. Belum lagi toilet yg kotor dan baunya minta ampuun.!Tapi sekarang sudah jauh berbeda. Mau masuk gerbong, di depan pintu disediakan anak tangga sebagai pijakan agar penumpang tidak kesulitan.Begitu masuk, udara sejuk menerpa tubuh. Sudah ada AC di kereta ekonomi !! Wah.. makin hebat deh PT.KAI. Makin bertambah pula rasa kagum saya.
#LEBIH NYAMANSelain tepat waktu dan ada AC, kereta api ekonomi sekarang ternyata lebih nyaman, meski tentu saja masih di bawah ekspektasi anak2 yang taunya hanya kelas eksekutif atau bisnis. Duluuuu... waktu harganya masih murah, dan anak2 masih kecil, jika bepergian naik kereta api, saya selalu ambil kelas ekeskutif atau bisnis. Memang gak sanggup rasanya naik yg ekonomi membawa anak kecil dengan kondisi seperti itu.Tempat duduk penumpang dilengkapi nomor dan busanya lumayanlah untuk diduduki. Lantainya pun bersih, sudah disapu dan dipel sebelum penumpang naik. Tempat sampah disediakan di tiap ujung gerbong, di samping toilet, dekat pintu. Satu hal yang paling saya suka adalah : bebas asap rokok! Saya memang alergi terhadap asap rokok, karenanya saya sangat bersyukur PT.KAI memberlakukan larangan merokok sepanjang perjalanan, baik di dalam gerbong, di bordes maupun di toilet. Horeeeee....Kenyamanan penumpang masih ditambah lagi dengan hilangnya pedagang makanan/minuman yg hilir mudik dengan suaranya yang lantang menawarkan dagangannya. Jajanan yang sangat khas kereta api adalah pecal, mi, ayam/burung goreng, sate kerang/jengkol/telurpuyuh dan telur bebek rebus. Saya dan anak2 sangat suka mi yang disiram bumbu pecal.Sekarang pedagang hanya ada di stasiun tertentu seperti Perlanaan,  Tebing Tinggi, dan hanya boleh naik saat kereta berhenti. Saya tidak keberatan dengan kebijakan ini. Perjalanan jadi lebih nyaman. Toh, saya masih bisa menikmati mi pecal nan lezat dengan membelinya saat kereta berhenti di stasiun.
#SAYANG SUNGGUH SAYANGKereta api ekonomi "Putri Deli" yang telah banyak berubah sungguh membuat saya sangat terkesan. Nantinya, saya akan lebih memilih naik kereta api daripada naik mobil ke Medan. Nyaman, tidak kena macet dan tentunya lebih irit. Dengan membayar 20 ribu saja sudah bisa sampai Medan dengan cukup nyaman.Namun dengan segala perubahan dan perbaikan itu, masih ada juga sedikit kekurangannya, yaitu waktu tempuhnya yang lama karena berkali-kali harus 'minggir' berhenti di stasiun, biasanya stasiun kecil yg namanya tak akrab di telinga, untuk melakukan persilangan. Selain itu, toilet juga masih menebarkan aroma yang sangat tidak sedap. Saya tidak (belum!) sanggup memakai toilet di kereta api ini. Pengen pipis pun ditahan, sampai tiba di Stasiun Besar Medan barulah saya ke toilet lalu disambung ke musholla.Itu saja kekurangan kereta api ekonomi yang saya tumpangi ini. Sayang sungguh sayang....Sampai di Medan jam 13.05. Sedikit terlambat dari jadwal yang tertera di tiket 12.30. Tak apa lah..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun