Mohon tunggu...
Arif Hidayat
Arif Hidayat Mohon Tunggu... -

yeehhaaaaaahhh..... udah gak kebalik lagiii :)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teman Khayalan : Sabrina dan Shellby

10 Januari 2011   15:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:45 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1294674945596818537

[caption id="attachment_84261" align="alignnone" width="488" caption="Admin/orinekadafy.blogspot.com"][/caption]

*

“Mama pergi ke Mini market deket rumah dulu ya, nanti pulangnya mama bawakan ice cream kesukaan kamu.”

“Iya, Ma. Yang rasa stroberi ya,” balas gadis kecil itu yang segera disambut ciuman lembut mamanya. Tepat di atas keningnya. Dan perlahan keluar meninggalkannya.

Pintu kamar ditutup, ruangan dengan dinding yang dihiasai wallpaper dominan berwarna merah muda kembali menyisakan ‘para’ penghuninya dalam kesehariannya.

“Mengapa Shellby ngeliatin Sabrina kayak gitu?” tanya Sabrina sesaat setelah pintu kamar ditutup.

“Sabrina jahat! Jangan ganggu Shellby!” jawab Shellby ketus.

“Kenapa Shellby marah? Salah Sabrina apa?”

“Gak usah nanya Shellby!”

“Kok gitu sih? Kita kan sahabat,” tanya Sabrina cemas.

“Sahabat? Justru Shellby benci sama persahabatan kita!”

“Memangnya kenapa dengan persahabatan kita? Bukannya Shellby selalu bahagia? Kalau Shellby sedih, Sabrina pasti ada buat bikin Shellby bahagia.”

Shellby terdiam mendengar Sabrina berbicara, ditatapnya dalam wajah sahabatnya. Sabrina pun mendekati sahabatnya itu, balas menatap wajah shellby.

“Shellby masih ingat gak waktu pertama kali kita kenalan? Di kamar ini juga loh. Waktu itu Sabrina liat Shellby nangis, trus Sabrina ajak main boneka bareng Sabrina, habis itu kita sahabatan sampai sekarang,” Sambung sabrina kembali.

“Tapi Shellby benci persahabatan kita yang gak nyata! Cuma Shellby yang bisa ngeliat Sabrina, cuma Sabrina juga yang bisa ngeliat Shellby. Terus Shellby benci cuma bisa diam kalau ada orang lain, kita gak bisa main lagi, ketawa juga gak bisa. Shellby gak mau itu!”

“Shellby....” balas Sabrina yang terputus karena sudah disela Shellby.

“Mendingan Sabrina pergi aja. Shellby gak mau ngeliat sabrina lagi! Shellby mau sendiri!” sela Shellby.

Belum sempat Sabrina mencoba menenangkan sahabatnya. Langkah kaki terdengar di luar kamar, berhenti tepat di depan pintu. Mereka berdua terdiam. Seseorang membuka pintu kamar dari luar.

“Mama sudah pulang. Ini ice cream yang mama janji beli tadi,” ucap mama gadis kecil tadi seraya memberikan ice cream rasa kesukaannya.

“Rasanya Mama tadi dengar kamu berbicara sama seseorang, sama siapa tadi anak mama berbicara?” tanya mamanya kembali.

“Enggak kok, cuma main boneka aja kok.”

“Yaudah, lanjut aja lagi main bonekanya ya, Mama mau masak dulu buat makan siang kamu nanti,” sambung mamanya.

Belum sampai langkah mamanya meninggalkan kamar itu, Gadis kecil itu memanggil mamanya kembali.

“Ma..”

“Ada apa, sayang?”

“Sabrina Sayang Mama,” jawab Sabrina yang kemabli disambut ciuman lembut mamanya. Tepat di atas keningnya. * Salam . PsiFic Lainnya: . Prodeo : Aku pun Berhak Makan!

.

Kisah Sabrina Lainnya:

.

Tungku : Anakku Lapar!

Kotak Musik : Lullaby

Gaun : Cinta Untuk Sabrina

Pistol : Satu Peluru Untuk Suamiki, Satu Peluru Untukku

Pisau : Sepotong Daging Untuk Suamiku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun