Bodohh...
Andai saja tak kuturuti sahwatku
Terbujuk buai manis prasangka yang ternyata kusadari itu adalah bahasa penyesalanku
Melarutku dalam hening sesaat yang tak lagi menggoda
Dan tersentak dalam nanar, kudapati aku hanyalah selir dari nafsu bejatku sendiri!
****
Sial!
Kupecahkan kaca pun tak lagi guna
Kumaki bayang pun justru ia lebih berbahagia ketimbang diriku
Seakan makianku terdengar bagaikan lantunan ode yang memuja dirinya
Ya... ia lebih bahagia lantaran tak bisa mendengar
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!