Mohon tunggu...
Arif Hidayat
Arif Hidayat Mohon Tunggu... -

yeehhaaaaaahhh..... udah gak kebalik lagiii :)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[HURU-HARA Desa Rangkat] Sensus Bangunan Rumah kacau Gara-Gara Angka 26!!!

28 Oktober 2010   22:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:01 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_306872" align="alignnone" width="450" caption="Warkop Budi van Boil.... (Sumbe gambar www.berita2.com)"][/caption]

Siang itu tepat tanggal 29 Oktober ini, Pak Yayok Selaku Kades Desa Rangkat mengadakan Sensus Bangunan perumahan untuk mendata jumlah dan status bangunan perumahan warga desa. Ditemanani 2 anggota hansip desa Om David dan bang Tri, sensus dilakukan dimulai dari sudut desa bagian utara sambil menyisir kearah selatan (sesuai dengan no urut).

"Oke... catat tri!, No 24 rumah Nyimas Herda, kasih keterangan bangunan rumah merangkap warnet, status janda, eh salah... maksud saya status bangunan permanen"

"Siap pak Kades sedang saya catat, eh om david bawa penghapus gak?" tanya bang tri sambil berbisik pada rekan kerja seprofesinya itu.

"Wah... saya gak bawa, emangnya kamu salah tulis ya?"

"Hehehe... iya nih tadi telanjur nulis status janda yang sempet disebut pak kades" jawab bang tri sambil cengar-cengir

"Ehm... ehm!!" Pak kades menimpali percakapan ilegal antara anak buahnya itu.

"Kalian harus serius! sensus ini penting buat data desa kita, dengan sensus ini kita bisa mengukur tingkat kesejahteraan  warga desa ini" sambung pak Kades kembali.

"Darimana cara tahunya pak kades?" tanya Om david kali ini.

"Ya dari status rumah tadi, apa masuk kedalam tipe bangunan permanen atau semi permanen"

"Maksudnya permanen itu apa, pak Kades?" timpal bang tri sambil ngegosok-gosok kertas dengan bantuan sedikit ludahnya lantaran enggak punya penghapus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun