Mohon tunggu...
Arif Hidayat
Arif Hidayat Mohon Tunggu... -

yeehhaaaaaahhh..... udah gak kebalik lagiii :)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Huru-Hara Desa Rangkat] Paman Petani Jadi Playboy... Hah?!

26 Oktober 2010   11:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:05 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sumber ilustrasi: http://yanrmhd.wordpress.com

Masih berkisah di desa fiksi bernama Desa Rangkat dimana kehidupan yang damai dan bersahaja masih mengisi ruang hidup para penghuni desa, saling memaknai satu sama lainnya, berbagi kata, berbagi hikmah... Kehidupan indah bermula pagi itu.. dengan udara sejuk yang mengantarkan keceriaan pagi itu... tidak terkecuali suasana di rumah mommy, tempat aku nge-kost 350.000/bulan dengan fasilitas sarapan pagi plus kopi, dan laundry 2 potong sehari (tidak termasuk jenis pakaian untuk zona pribadi, cuci sendiri katanya!) dan kamar mandi luar (rasionalisasi dari kenyataan aku jarang mandi karena alasan malas ngantri). tapi hari ini berbeda! hari ini aku bangun pagi sekali, lebih pagi dari ayam jago si mommy dan kumandang azan shubuh dari Mas Hikmat yang menggetarkan hati...

****

Pagi mommy... hari ini tak usah buatkan aku kopi! aku sedang buru-buru.... "mas yayok udah berangkat mom?"

"Belum, masih bersiap-siap di kamar, mau kemana pagi-pagi sekali sudah rapi?"

"biasa... ke ladang"

"ladang?? kok nggak pake baju yang biasanya? itukan bajumu andalanmu yang cuma dipake pas lebaran aja"

"kali ini ladangnya beda mom... ini ladang cinta.... udah ah... aku takut terlambat mom... bye... "

Si mommy pun bingung melihat polahku yang lain dengan hari-hari sebelumnya... "tumben ni orang jam segini sudah mandi, rapi, keren, wangi pula! dan wanginya seperti wangi yang aku kenal" pikirnya...

"Mommm... mommy liat minyak wangi cinta gak? cinta cari kemana mana gak ada, di kamar uleng juga gak ada" suara cinta memecah kebingungan si mommy...

"minyak wangi kamu? jangan-jangan..."

****

Sebelum berangkat ke "ladang", kusempatkan dulu singgah ke warung kopinya kang Budi... biasanya pagi-pagi sekali the three masplayboy yang kucari sudah ngetem disana sambil menebarkan kebahagiaan pesona kata ke gadis-gadis-gadis di desa

Pagi kang budi... eh pagi juga Daeng Andi, Mas lala, kang ibay, mas refo... (komplit nih ujarku dalam hatiku.. pas!) ada juga Om David dan Bang Triansyah yang pulas tertidur di bale bale samping warung kopi setelah semalaman bertugas menjaga keamanan desa ini... mesra sekali melihat mereka berdua tidur?!

Ada juga Sepeda onthel yang ikut meramaikan barisan kursi panjang yang terbuat dari kayu. onthel?? yah begitulah... entah ini sebuah hal yang aneh ataupun bagian lain dari keajaiban dan uniknya desa rangkat... cuma di Desa rangkat Sepeda Onthel minum kopi!

"Mas lala, kang ibay, mas refo... boleh kuminta sedikit ilmu rayuan kalian gak?" tanyaku sambil membuka obrolan pagi.

"hah!!" semua tertawa mendengar pertanyaan polosku... termasuk juga onthel!

"menangnya buat apa? mau jadi playboy juga kayak kita-kita? okelah gapapa ni saya kasi beberapa kata rayuan yaa" kata mas lala mengawali perguruanku pagi ini..

Aku pernah menaruh hatiku...

Pernah jatuhkan hatiku...

Bahkan pernah ditembak bertubi tubi...

Aku adalah pria yg fakir...

Bahkan untuk memiliki dirikupun aku tak bisa...

Banyak keberhakan mereka padaku...

Dan sekarang giliran hatiku...

Aku tak bisa hidup tanpanya...

Walau lebih pahit lagi hidup tanpamu...

Ambillah bila kau sudi....

Tak perlu kau jaga...

Tak perlu kau rawat...

Cukup sirami dengan keiklasan...

Jangan pernah menangis untukku...

Walau itu pupuk tersubur ntuk sirami hatiku...

Yang paling indah buatku adalah senyummu...

Tersenyumlah jangan karna mahligai yg kubawa untukmu...

Biar aku tak mengejarnya bila ingin melihatmu tersenyum...

Karena dikaulah mahligai yg sesungguhnya

****

Dan Tanpa diminta lagi, Mas Ibay Pun turut mempertunjukkan kebolehannya

Wahai CINTA terima kasih atas ruang hati yang kau berikan..

Biarlah aku merebahkah hati barang sebentar...

Walaupun hatiku nanti jadi bergetar...

Bertemu dengan CINTA yang penuh perasaan...

Andai tulisan ini bisa bicara...

Kurengkuh CINTA dalam asmara

Bukan maksud mengobral kata..

Tapi itulah yang kurasa....

****

Tak kalah refo pun memainkan larik cintanya...

Hai wanitaku..

Nyaman dengan latahmu..

Lapar dengan tawamu..

Haus dengan racauan manjamu..

Rindu dengan bisikan mesramu..

Terenyuh dengan sentuhan kejutanmu..

Terhanyut dengan gurauan ayumu..

Kuingin mereguk senyummu..

Menikmatinya dengan halus-rasa..

Membawamu ke hawa nirwana..

"Ya"

Aku membutuhkanmu..

Apa adanya

Inilah carikan larik cinta untukmu..

Larik rayuan..

Sederhana..

Tulus..

Tanpa basa-basi..

****

"Ngomong2 siapa sih yang sudah membuat paman petani jatuh cinta? sampe minta jurus-jurus maut rayuan kami",  tanya refo sambil ngendas-ngendus aroma minyak wangi yang rasanya ia kenal...

"Mmhhh... ada dehhh...." jawabku sambil ngacir berlalu meninggalkan warung kopi dan berdendang dalam hati...  dam didam didam dubidibidu damdam....

(bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun