Mohon tunggu...
Just Pensies
Just Pensies Mohon Tunggu... Swasta -

apa iya ini aku???

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[MIRROR] Foto Berdarah

16 Desember 2011   12:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:10 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

(Just Pensies - no. 36)

Malam masih menyisakan tembang hidup. Lampu jalanan berpendar makin redup. Pintu-pintu hampir semua tertutup. Namun, hatiku masih meletup, membara, mendidih karena luka yang tak jua mengatup. Dari siang, aku belum tidur cukup. Dada berdebar tak karuan karena sakit yang menelusup, bergerak agresif menyusup.

Kupandangi slideshow foto-foto di laptop. Mataku melotot tak berkedip. Satu per satu wajah cewek Nampak dengan gayanya masing-masing. Seolah, hanya dialah yang paling cantik. Ada ratusan foto-foto berbagai paras perempuan. Aku mengumpulkannya dalam folder “BUNGA-nama disamarkan”.

Kuncup-kuncup bunga bermekaran menghiasi layar. Kalau tidak malam ini, pasti aku akan menganggap mereka cantik, ayu dipandang mata. Kalau tidak malam ini, pasti aku sudah berbunga-bunga. Kalau tidak malam ini, rasaku sudah bahagia dari tadi.

Namun, adaku di malam ini! Tembang hidup bagai rintihan anjing kesakitan, sekarat menunggu ajal. Pendar jalanan hanya berasa kelam. Malam ini membara, meski di luar sana semilir dingin menusuk diri. Aku gemetar karena amarah. Merekalah penyebabnya! Mereka harus dihabisi!

Printer aku nyalakan. Kertas sudah tersedia. Foto-foto itu aku cetak dengan kebencian. Decit suara printer membuatku ingin membanting apapun di dekatku. Lolongan serigala malam masih lebih merdu. Aku tunggu wajah-wajah itu muncul dari balik lelehan tinta. Satu…satu…hingga semuanya.

Kugenggam semua lembar foto di tangan kiri. Kupandangi dengan garang. Pisau cutter aku raih dengan tangan kanan. Tak ada ampun bagi mereka yang sudah mentah-mentah menolakku. Padahal aku sudah banyak berkorban baginya. Aku tidak butuh mereka lagi, bahkan apa yang selalu terucap dari bibirnya : temenan ajah, kakak-adik ajah, … ahhhhh….omong kosong! Malam ini semua harus diselesaikan. Sakit hatiku harus terlampiaskan!

Darah mulai mengucur dari pergelangan tanganku. Membasahi hamparan foto di lantai. Aku terduduk dengan sesungging senyum puas. Sebentar lagi….sebentar lagi…. Waktunya sudah genap. Sudah aku hitung dari sembilan hari yang lalu. Dan malam ini akan datang kesempurnaannya. Terdengar suara-suara anjing berkelahi di luar sana.

Sebentar lagi….ya, sebentar lagi……

AKU AKAN MENGHANTUIMU…!!!

[caption id="attachment_156752" align="aligncenter" width="565" caption="gambarfototerbaru.tk"][/caption] NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju ke sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun