Mohon tunggu...
Just Pensies
Just Pensies Mohon Tunggu... Swasta -

apa iya ini aku???

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[KCV] Kondho Oye

14 Februari 2012   11:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:40 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13292204801409887241

(Bowo Bagus dan Just Pensies, No : 14)

"Pojopajapubalakethekmlayu-mlayu

Kacabenggalakaton ayu

Sumilak banyukatonkobyakkabyuk,

Bbbbuuuuuurrrrrrrrrrr…….."

Gimana, mbah? Sudahkelihatan?” wajah Priyo basah kuyup kena semburan Mbah Kondho.

Airdalambaskomkuninganterkecipak. Kanan-kiribaskompenuhbungatujuhrupa. Kemenyanyangdibakardalamanglokecilmasihmengepulkanasap. Wewangiancampuradukdiudara. Ditamahlagiaromahiomelatidimejakecilitu. Kerispusakatergelatakrapidisampingubarampeupacara.

MbahKondhomenggeramkecil. Tangannyabasahsetelahselesaimembacamantradanmencelupkandibaskomitu. Mulutnyamasihkomat-kamitkecil. PriyootidaksabarmenungguMbahKondhomemberijawabanpadapermintaannya. PadahalMbahKondhobelummauberkata-katapadanya.

Masihmisteri, Yo…! Gawatini. Diaditunggangimakhluklimpad. Inijelasmenyulitkankita.”

Tapi, mbahsayaperlujawabanitusekarang. Initinggal 4 haridansayaharusbertindakcepatsebelumPabuitunjegog!”

Pulanglahdulu. PercayasamaMbahKondho. Pastiweweitumbradhat. Besokkamukemarilagibawamaharnya. Untukjimatampuhlho, So! Ndakbisamain-main.”

.

***

.

Pagi-pagi benar,  sebelum ayam berkokok, sebelum setan lari karena takut terkena sinar matahari, Priyo bergegas menstater vespa tuanya melaju kencang menuju tempat mangkal Mbah Kondho

"Halo Mbah?"

"Hush! Hola halo, yang sopan sama orang tua!"

"Inggih mbah, sori bin soribin Mbah.. btw bagaimana itu perkembangan jimatnya mbah?"

"Btw itu apa? Heh?"

"Wah mbah ndak gaul sih, gaulnya ma roh melulu, makanya gaul mbah"

"Halah, wes cepat, btw itu apa? Atau jimatnya ndak jadi wae?"

"Ah ngambek.. ngambek.. mbah ngambek he.. he.."

"Yak ampun.. bener le? Ndak mau jimatnya?"

"Iya mbah, ampunnn deh... iya, btw itu artinya ngomong-ngomong.. gitu mbah,"

"Woo.. lah cuma itu to ha ha ha..."

"Lah, iya mbah, mana, mana jimatnya?"

"Nih, itu ada satu paket, jangan dibuka disini, dibuka dirumah. Sebelum dibuka berdoa dulu, mohon ampun pada Tuhan, bahwasanya kowe mo nekat pake jalan pintas. Kamu telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian."

"Lah?"

"Abis itu, setelah dibuka, ada buku manual petunjuknya, dibaca dan dilaksanakan dengan seksama dan teliti, kalau satu saja terlewat, gagal kamu nanti"

"Hadeh... oke deh mbah"

Akhirnya dengan langkah ringan secepat angin yang terbang menyapu debu jalanan, Priyo pulang ke rumah sambil tersenyum-senyum membayangkan bulan depan akan terkabul keinginannya untuk pacaran sama si Juminten, sang kembang RT tempatnya tinggal.

.

***

.

Setelah memarkir vespa bututnya, tak sabar Priyo meluncur masuk kamar lalu mulai segera mengambil sikap doa, namun….

Ddddrrrrrtttttt…….ddddrrrrrttttt……dddddrrrrrrttttt…….

"Hah? Apa nih? Kok  mbah telpon?" HP-nya bergetar hebat di samping kakinya.

"Ya halo Mbah? What's up dud? Anything problem?"

"We lah apa lagi itu?"

"Wa ha ha ha.. besok aku kasih kamus gaul deh Mbah. Donlot di internet!"

"O ya, btw sebelum doa, cuci kaki dan tangan, juga mukamu"

"Wa ha ha ha si mbah ini udah bisa bahasa gaul ni"

"Hus! Cepat sana!"

"Siap mbah!"

"Klik"

Akhirnya setelah bersusah payah, menyucikan raga, berdoa mohon pengampunan dengan air mata berlinang, ia mulai membuka bungkusan dari Mbah Kondho. Sebuah buku petunjuk ditemukannya, lalu mulai dibuka dan dibacanya.

"Kalo kamu mau jadian sama Juminten, kamu harus pergi ke alamat ini, baca halaman dua.  Lalu jangan lupa bawa surat lamaran kerja, pake baju yang rapi, dan bersiaplah untuk tes kerja"

"Walah.. syarat yang aneh Mbah ni.. hadeh.."

"Halaman tiga.... kamu punya buku tabungan gak? Kalo belum segera buka halaman sepuluh.. Duh apalagi ini?"

"Halaman... halaman... sepuluh.. nah ini.. Pergi ke bank Anu, bikin tabungan baru, tuh duit yang dibawah kasur masukken ke sana!"

"Lah? Darimana dia tau kalo aku nyimpan uang dibawah kasur? O iya dia kan dukun, pasti tau dong"

.

***

.

Akhirnya setelah buku petunjuk abis dibaca, ia membuka jimat yang katanya harus dibuka dan dibaca mantranya.

"Krsksk...."

"Hah? Kok kitab suci? Piye to ini mbah ni?"

"Lho ini apa? Coba aku baca..."

"Mulai sekarang baca Kitab Suci dan doa tiap hari, kalau mau tumbuh!!"

"Wah... Mbah Kondho ngerjain aku nih.. tapi... biarlah, akan aku lakukan semua ini demi cintaku pada Juminten sayang!"

.

***

.

Singkat cerita, dalam waktu singkat Priyo telah menjadi karyawan di sebuah perusahaan software di kota tempat ia tinggal, berbekal gaji pertama dan tabungannya yang lumayan  banyak, dihampirinya si pujaan hati, Juminten sayang. Namun diam-diam, Mbah Kondho sudah nelpon Juminten, mengabarkan bahwa mas Priyo sudah berubah, jadi anak baik, rajin sembahyang dan puasa,serta sudah mapanbekerja.

"Jumi.. sayang..."

"Iya mas.."

"E.. anu jeng, Mas mo tanya..."

"Iya mas... silakan ihik ihik.."

"Kalo mas punya ruang kosong di hati mas, dan ada tunas bunga didalamnya, mau ndak jeng Jumi masuk dan menyirami tunas bunga itu.."

"Ihik.. anu Mas.. anu.."

"Kok anu?"

"Anu Mas, Jumi mau.. mau banget gitu loh.. sekalian lamar Jumi aja mas, tuh bapak, ibu, paman, kakek ada semua lengkap... dah kebelet nih mas.."

"Hah?"Gubrakkk..., Priyo kaget, terkejut, girang, hingga terjatuh...

"Eh Mas ati-ati.. sini Jumi bantuin berdiri..."

Sambil berdiri lagi, dalam hatinya Priyo bergumam.

"Mbah Kondho emang oye!"

.

.

TAMAT!

(Sambung mbesok lagih…) :D

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Cinta Fiksi dengan judul : Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Event Kolaborasi Cerpen Valentine

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun