Mohon tunggu...
Just Pensies
Just Pensies Mohon Tunggu... Swasta -

apa iya ini aku???

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[FPK] TENTANG SUATU HARI : Untuk Guruku

28 Oktober 2011   18:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:21 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh    : Dewi Hamdanah + Just Pensies (No. 219)

bungkuk tubuhnya kulepas lewat sudut mata bertopi merah menyandang tas jingga berselempang setia tanpa tanda jasa dan sepatu yang disemir debu jalan raya

menata langkah di patahan kata tuntun mata-mata mungil tatapi waktu yang kian melaju tiada ragu entah demi suatu akhir, atau hanya mengekor angin

tak kulupa bisikkan slamat jalan ketika langkah bu guru menyusuri jembatan menyesal tadi kubuat beliau tumpahkan kemarahan walau diam yang ditampakkan

sungguh ada banyak guratan malu tercuat di pipi menekuk tunduk, saat kali kedua kau kutemui di sela ramainya cakapan jejarum jam jelang malam: mengusik jarak

esok pagi masihkah ibu hadir? sudi mendengar tangis ampun getir namun tanpa janji tak ulangi lagi jika teman masih menikam dengan kata serupa belati

melangkah dan terus melangkah mencecap arah dan panah adalah yang amat kausuka sedari belia hingga renta sekalipun orang orang tak jarang menaruh memacam barang di sepatu butut -yang telah melekat, menyatu pada kaki demi membuatmu urung pergi ahh mereka iri sebab kebanyakan kakinya tak punyai mata atau memang dirimu dapat terlalu banyak mata mata?

singgah di suatu hari kulihat kau melangkah dan (tak bisa) terus melangkah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun