Mohon tunggu...
Karuniawan Sagala
Karuniawan Sagala Mohon Tunggu... Lainnya - Luntang lantung

hai all....\r\naku just_aminute\r\n18-06 '78

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Apa Buktinya Kalau Kamu Cinta Aku?

6 Juli 2010   07:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:03 7962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gua tuh sayank banget sama lo.... semua mau lo gua turutin, gua harus gimana lagi coba? nada suara Sony meninggi tapi raut wajah yang seyogyanya terlihat tegang justeru malah memperlihatkan kesedihan. [caption id="attachment_186619" align="alignright" width="150" caption="rutinitas dalam bercinta (google)"][/caption]

Sudah seminggu ini Clara melontarkan pertanyaan yang sama kepada Sony kekasihnya: "buktinya apa kalau kamu sayang sama aku?" tandas Clara. Awalnya Sony hanya menganggap pertanyaan itu sebagai bukti perhatian Clara terhadap dirinya, namun belakangan dengan berulangnya tema perbincangan dalam kesempatan apapun mereka bertemu menyebabkan Sony merasa bahwa cintanya sedang dikecilkan dan terkandung nada kebosanan sang kekasih didalamnya.

Mereka berdua mempunyai latar belakang pergaulan yang berbeda, Sony sejak kecil hingga kuliah dan sebentar lagi diwisuda ini memang dibesarkan dalam pendidikan yang mengedepankan keseriusan dalam study, sehingga watak yang nampak sekilas dari perilakunya menunjukkan bahwa dia adalah seorang kutubuku yang akut dengan segudang konsep dan teori dikepalanya. mimik wajah yang serius dan jarang tertawa setidaknya mengatakan itu. sementara Clara seorang yang tomboy agak urakan dan mempunyai banyak teman lelaki, "benar-benar hanya teman".

Teman-teman Clara adalah rekan-rekan tempat melepas penat setelah aktivitas kuliah kesehariannya. Ia lebih banyak menghabiskan waktu bersama gank nya itu ketimbang berduaan dengan Sony pacarnya sendiri. tapi seringnya waktu bersama dengan gank prianya itu, Clara semakin tidak memahami apa itu berkasih sayang dengan lawan jenis. Ia tidak punya rasa cinta kepada siapapun dalam kelompok itu, yang dia tahu disanalah tempat melepas tawa dan memelintir kata-kata sehingga menjadi bahan canda bersama. Sony bukanlah type pria yang romantis dan penuh dengan kemesraan. Bukti kecintaannya adalah apel disaat weekend dengan mengajak Clara hang out atau sekedar di rumah Clara saja, toh yang terpenting baginya mereka dapat bertemu. Clara pun tidak rewel untuk persoalan jalan-jalan keluar, karena hal itu sering dia lakukan bersama rekan-rekan cowoknya. Ini adalah weekend dimana hubungan mereka telah berjalan 8 bulan. seperti biasa dan hampir berulang, Sony berkata "hai, pa kabar? gimana kuliah kamu lancar? kamu sehatkan??" selebihnya adalah diam membiarkan 1 atau 2 jam berlalu dengan cangkir di atas meja yang sesekali diseruput. sesekali pandangan mereka bertemu lalu kembali diam, menekuri phonecell yang ada didalam genggaman masing-masing. Lalu Sony akan pamit untuk pulang terlebih dahulu kepada orangtua Clara dan di teras rumah, sudah seperti ritual, ia akan ucapkan: "aku sayang kamu" sembari meraih lengan kekasihnya mengangkatnya lalu mencium punggung telapak tangannya untuk kemudian berpisah. Selain ungkapan cinta dan sayang dari Sony, ciuman di tangan itu lah yang membedakan bahwa Sony adalah pacarnya. yah, hanya itu... Sudah pukul 01:00 dinihari belum terpicing juga mata Sony. Rasa kantuk tak kunjung datang sementara esok jam 08:00 am dia harus sudah berada di ruang kelas praktikum. "Ah, mengapa Clara menanyakan bukti cinta sich? sebenarnya aku memang ingin memeluknya, menciumnya, tapi kan....." dibalikkan tubuhnya ke sisi tembok diatas pembaringan. [caption id="attachment_186733" align="alignleft" width="150" caption="silent love (google)"][/caption] Kalau begini caranya, sampai pagi pun aku tidak akan bisa tidur nih. Baik, akan kukirimi email saja untuknya mudah-mudahan besok malam dia akan membacanya: Clara sayank, kamu tau gak betapa aku ingin memeluk erat tubuhmu yang indah dan wangi itu. Betapa telah lama kuangankan dapat melumat bibir tipis kamu. Tapi kita gak akan pernah mempunyai tempat dan moment yang pas untuk itu. Kita gak akan punya kesempatan sebelum kita resmi menjadi pasangan sah cintaku. Aku mau kita buktikan cinta itu nanti bukan sekarang. Kamu tau gak, setelah lulus kuliah nanti agenda pertamaku adalah menikah dengan kamu sayank. Hasrat cinta aku sama kamu itu menyala-nyala dan liar dalam fantasi aku. Aku memohon jangan diusik dengan kata-kata "mana bukti". Aku bisa dan aku juga punya nafsu ke kamu koq, tapi itu aku tahan dengan segala nalar dan logika yang aku punya, karena aku mencintai kamu dan ingin mengecap kenikmatan nanti pada waktunya. Sayank, aku tahu siapa kamu. Biar ada seribu pria menjadi teman kamu, tapi aku yakin kamu bisa melewati godaan itu. yah, kita bersama-sama sayank, aku dan kamu. Cinta dan raga kamu pasti untuk aku doank kan say?! Iya dumz say, take care of you coz I love  you so much. Terkabul harapan Sony, pada malam esok harinya Clara membuka email. Tak terasa airmata haru menetes di pipi yang sedang memakai maskara bengkoang ketika membaca email Sony kekasih hatinya itu. Semakin mantap hatinya menjalani kisah cinta ini dengan Sony seorang. betul, ternyata hubungan fisik itu memang telah mengganggu angannya atas nama cinta dan pacaran. Surat dari Sony telah membeberkan semua, dan hatinya yang terdalam mengiyakan. "Owh sony.... I love you... I love too... kuharap kamu rasakan detak jantung kerinduanku ini Sony ku sayank. Aku kan tunggu hingga saat itu Sony, iya itu benar, benar sekali. Ada yang salah say, bukan seribu teman pria yang bisa menggodaku tapi sepuluh ribu video hape yang menggodaku melambungkan hayalan dan anganku arti bercinta. itu yang aku takutkan sayang. Tapi kamu sudah meyakinkan aku, dan aku akan tunggu moment itu" batin Clara bergumam panjang lebar tanpa sepatah pun mampu ia ketikan untuk menjadi jawaban email kekasihnya Sony.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun