Mohon tunggu...
Karuniawan Sagala
Karuniawan Sagala Mohon Tunggu... Lainnya - Luntang lantung

hai all....\r\naku just_aminute\r\n18-06 '78

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kita Menjadi Teman Mesra Karena Chatting

20 Juni 2010   09:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:25 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

berpuluh-puluh jam aku duduk dihadapan PC. lama kucermati baris demi baris ketikan dari lawan chattingku yang entah dimana dia berada. sesekali kulontarkan tanggapan dengan harapan akan memberikan kesan humor, menyenangkan dan menghibur demi membantunya menapaki hari-hari berinternet lawan chatku itu. acapkali aku menerima respon positif sesuai dengan harapan, dialog itu menjadi menyenangkan dan mengalir bagai air sungai yang tak pernah diketahui kapan berakhir. saat ini katanya dia bahagia menemukan teman bicara yg menyenangkan dan "nyambung" seperti aku. ungkapan yang membahagiakan untuk aku walaupun sejadinya itu belum tentu. pengertian yang kuperoleh sejauh ini adalah kalau bukan karena hoby bisa jadi dia diluarsana adalah seseorang yang sedang merasa kesepian, aku tak tahu pasti. kujalani saja apa yang memang akupun ingin menjalaninya. didunia ini aku bernama just dan dia bernama sweet, kami berlainan gender, sesuatu yang alamiah aku pikir ktika rasa nyaman lebih dapat muncul ktika kita tahu bahwa lawan dialog berbeda jenis kelamin dengan kita. tujuan awalku pun bukan untuk memperoleh informasi atau pengetahuan baru yang luas, itu hanya iseng dan kulakukan itu sebagaimana orang yang iseng pula. jadi chating itu kini lebih mengedepankan "rasa". saat aku merasa bahagia misalnya betapa menyentuhnya sebuah lagu yang tengah kudengarkan, maka itulah yang kuutarakan, demikian sebaliknya. saat kumerasa senangnya memperoleh uang tambahan sampingan maka itu yang menjadi topik ulasan kami dalam chatting. berjuta-juta rasa kami pertemukan dalam dialog itu, silih berganti tiada henti, waktu demi waktu sampai berbulan-bulan. sampai rasa ketertarikan sebagai lawan jenis akhirnya pun terungkap dalam chatting itu karena memang sejak awal masing-masing sudah tahu untuk memposisikan diri sebagai lawan jenis, aku pria dan dia wanita. iseng dan nakal kuungkapkan kata cinta dan sayang, aku tembak dia. tidak sepenuhnya iseng sesungguhnya, karena dari pengalaman chatting bersama itu aku memang ada merasakan sayang dan lebih mengutamakan dia ketika chatting, bukan orang lain dari sekian ratus user id yang ada di contact list aku. tidak kuduga, ternyata diapun merasakan hal yang sama, ternyata dia juga menyayangi aku dan bahkan ingin memastikan apakah itu cinta? hah.... ini diluardugaanku sebagai chater yang iseng dan nakal. baiklah kukatakan saja: aku cinta kamu, dengan harapan bisa membuat hatinya bahagia atau juga tidak sampai mengecewakannya. pacaran dan mesra menjadi hubungan yang terjadi selama chatting. kubiarkan saja rasa demi rasa mengalir dalam tiap deretan kata yang aku ketik. akhirnya menjadi lumrah dan biasa, diapun ketikan hal yang serupa. update status menjadi ajang pameran kata cinta. room chatting menjadi wahana show love diantara sekian user id lainnya. aku menikmati celoteh-celoteh teman-teman chatting lainnya dan aku merasakan rasa yang kutuang dalam room chatting mampu menciptakan kondisi tiap id yang membaca untuk turut merasa, sehingga ada wabah cinta menghinggapi tiap user id untuk turut merasakan apa arti teman mesra dalam dunia chatting dan turut mengungkapkannya di dalam room chatting. chatting awalnya sebagai tempat untuk mengungkapkan apa saja yang aku inginkan. aku ingin muntahkan semua unek-unek dihati yang rasanya tidak sanggup kulakukan didunia nyata. didunia chatting ini awalnya aku merasa tidak mempunyai beban sebagai seseorang yang mempunyai predikat atau tanggung jawab tertentu. aku anggap user-user id lainpun hanya sebagai agregat id yang tidak menginginkan posisi apa-apa dalam komunitas teman chatting dan mereka hanya akan menanggapi tanpa perlu tahu aku ini siapa dan berada dimana. salah, aku salah. dunia chatting yang aku masuki dengan segala pola posting dan update status yang aku lakukan dan juga mereka lakukan, membentuk sebuah jalinan komunitas dengan sentimen tersendiri. kami merasa ada ikatan emosional yang real. suatu ketika rekan chattingku yang lain berkata: "hey  you kemana aja, gw kangen nih". sebuah rasa yang manusiawi, dan sebuah rasa yang mengejutkan karena bahkan bertemupun belum pernah, tapi memang terjadi karena ujung-ujungnya aku juga dihinggapi rasa rindu kepada teman-teman chatting. akhirnya aku kembali masuk ke dalam komunitas dan menjadi sosok yang punya kepribadian dan sebagaimana yang terjadi dalam komunitas, masing-masing pribadi akhirnya mempunyai status dan identitas serta tanggung jawab masing-masing. aku telah merebut hati salah seorang id dalam komunitas itu. Ya Tuhan, bahkan seremoni-seremoni pun dapat dilakukan disini. yah, karena seremoni juga dapat digambarkan melalui rangkaian kata-kata dan yang terpenting anggota komunitas ada disana sebagai individu-individu yang menyaksikan dan menyertai. alam maya yang penuh kejutan dan menyentuh perasaan pun aku lakoni. aku bak manusia yang terjun ke dalam layar internet mengecil, berubah wujud, melebur bersama id user bersama ribuan id lainnya. aku asyik dan tenggelam, sangat dalam, sehingga menyentuh relung-relung hati id user yang mesra dan yang turut menyaksikan kemesraan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun