"Jembatan yang melintasi jurang dalam, tumpuannya sering mulai dari sebuah batu kecil". ---kutipan dari buku laris CERDAS BERBICARA (Gramedia Pustaka Utama, 2010) Apakah Anda termasuk orang yang antipati terhdap KD (Krisdayanti-mantan isteri Anang) karena "jurus-jurusnya" dipublikasikan media massa? Ayo kita simak urainan berikut ini: Orang yang membangun kios atau tempat tinggal di tempat yang tidak diperuntukkan untuk itu, tahu bagaimana pada mulanya meletakkan sebuah kursi, meja dan membentangkan sehelai kain atau plastik. Kemudian, perlahan-lahan baru mengganti kain atau plastik dengan seng atau papan. Selanjutnya, dari dinding yang hanya satu sisi menjadi empat sisi, dari sekadar atap palstik untuk menghindar panas dan hujan, menjadi seng atau genting. Hal yang sama juga sering jumpai pada produser fim dan acara telivisi, dimana produsern sudah tahu bahwa tidak boleh menampilkan "tiga titik" (dua di dada, satu di bawah pusar) dan atau "adegan panas", namun si produsern malah dengan sengaja menayangkan langsung atau menyerahkan adegan yang menampilkan buah dadah, adegan cium, adegan hubungan seks, ke lembaga sensor. Sekali tidak lolos, dua kali tidak lolos. Sampai suatu hari, ketika orang di lembaga sensor lengah atau membiarkannya lolos, dapat diartikan bahwa sejak saat itu adegan tersebut telah "diperbolehkan". Rating acara, atau film akan naik, penonton akan penasaran, pemasang iklan juga akan meningkat. "Publik marketing" dan "komunikasi publik" yang handal dan tidak mahal. Nah, kembali ke soal si KD yang ciuman di depan umum, (atau kisah-kisah lain dari orang lain), apakah hal tersebut aneh (ciuman didepan umum)? Boleh "Iya", boleh "tidak". Anda bisa melihat adegan serupan dibanyak tempat umum mis di mal, di taman dsb. Dan, jika TV tak menayangkannya, kan beres? Kan Anda dan saya mungkin juga tak tahu adal adegan tersebut bukan? Apakah, Anda merasa terusik, melihat si KD merebut suami orang? Pernahkah Anda mendengar pepatah: kalau kerbau tak mau minum, tak ada yang sanggup memaksanya menundukkan kepala untuk minum" Kalau si laki atau si suami, iman (bukan imin) kokoh layaknya gunung, dapatkah KD atau perempuan lain mengodanya? Nah, kalau memang mau cari kesalahan, si KD binal, atau si suami yang nggak benar, atau TV yang bandel? Kembali ke kutipan awal tulisan: "Jembatan yang melintasi jurang dalam, tumpuannya sering mulai dari sebuah batu kecil". ---kutipan dari buku laris CERDAS BERBICARA (Gramedia Pustaka Utama, 2010) tentu, Anda pasti tahu siapa yang paling "bandel", apakh KD, si suami, atau TV? Sudahkah Anda baca buku laris CERDAS BERBICARA ? (Gambar cover ada di atas dan di bawah artikel) Salam, Jusra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H