Memiliki rumah dan mobil pribadi merupakan impian setiap orang, terutama setelah berkeluarga. Jika kondisi keuangan belum memungkinkan pembelian secara tunai, maka kredit atau berutang menjadi pilihan popular. Yang namanya, utang maka ada konsekuensi yang harus dibayar. Mulai dari beban bunga dan terutama cicilan setiap bulan.
Nah, kadang-kadang kewajiban/tagihan bulanan ini lama kelamaan membuat tidak nyaman. Mungkin saja karena merasa terkekang akibat pengaturan uang jadi sulit. Maka sebelum memulai kredit, perlu perhitungan matang agar tidak terlilit utang.
Dikutip dari OkeZone.com, penasehat dan perencana keuangan Mike Rini mengetengahkan rumus menghitung rasio utang terhadap pendapatan (debt to service ratio/DSR). Dimana jumlah beban pembayaran bunga dan cicilan pokok utang tidak lebih dari 30 persen total pendapatan keluarga (suami & istri).
Jika disimulasi, misalnya gabungan pendapatan tetap suami dan istri setiap bulan adalah Rp 15 juta. Maka jumlah tagihan bulanan jangan lebih dari Rp 4,5 juta. (Rp 15.000.000 x 30% = Rp 4.500.000)
Jika total kredit masih di bawah angka 30% dari total pendapatan suami-istri, maka kredit tersebut masih dalam status sehat.
Namun berbeda halnya jika cicilan KPR dan mobil sudah melampaui 30%, itu artinya agar kita tidak menyicil kedua-duanya. Juga sangat tidak disarankan  ditambah kartu kredit. Semenggiurkan apapun tawaran yang dilayangkan.Â
Jangan berutang demi memenuhi tuntutan gaya hidup dengan kartu kredit. Sebab itu akan menjadi penyakit yang terus membelenggu hingga dihantui teror utang-utang yang menumpuk.
Jika kondisi keuangan belum mumpuni untuk menyicil rumah dan mobil, sebaiknya menempatkan cicilan rumah di posisi pertama, kemudian disusul cicilan kendaraan. Cicilan harus ada wujudnya berupa aset.
Untuk beberapa pertimbangan, kita bisa saja mendahulukan kredit mobil. Misalnya dengan alasan kredit mobil lebih ringan dan bisa cepat di lunasi. Setelah kredit mobil lunas, barulah dilanjutkan dengan kredit rumah.
Opsi mendahulukan kredit mobil sangat masuk akal jika mobil bisa menambah produktivitas dan meningkatkan income bulanan. Misalnya, jika tidak digunakan mobil tersebut disewakan atau bergabung dengan aplikasi jasa kendaraan online seperti Go Car dan Grab Car.
Namun jika mobil tidak produktif, sebaiknya niat kredit mobil diurungkan dulu. Terlebih jika mobil hanya dipakai jalan-jalan ke pusat perbelanjaan atau ke tempat wisata yang membuat pengeluaran semakin membengkak.