Mohon tunggu...
Jusman Dalle
Jusman Dalle Mohon Tunggu... Editor - Praktisi ekonomi digital

Praktisi Ekonomi Digital | Tulisan diterbitkan 38 media : Kompas, Jawa Pos, Tempo, Republika, Detik.com, dll | Sejak Tahun 2010 Menulis 5 Jam Setiap Hari | Sesekali Menulis Tema Sosial Politik | Tinggal di www.jusman-dalle.blogspot.com | Dapat ditemui dan berbincang di Twitter @JusDalle

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Energi Marketing Om Telolet Om

24 Desember 2016   08:56 Diperbarui: 24 Desember 2016   19:28 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meme DJ Marshmello yang turut meramiakan Om Telolet Om di jagad maya (sumber : beritateknologi.com)

Bermula dari pinggiran jalanan di Jepara, fenomena Om Telolet Om kini mendunia. Suara khas klakson bus antar kota dan antar provinsi tersebut, tak hanya popular di jalan raya, namun juga menggema di seantero jagat maya. Di sosial media terutama, netizen demam Om Telolet Om.

Setelah beberapa artis elektronik dance music alias DJ papan atas memosting Om Telolet Om, maka tak menunggu lama suara khas yang memang mirip olahan musik elektronik pada DJ tersebut meledak di dunia maya. Terjadi viral. Bak virus, penyebaran Om Telolet Om tak terbendung. Om Telolet Om bertransformasi dari mainan anak-anak remaja tanggung di kampung, menjadi hiburan generasi millenial hingga pengaduk irama musik elektronik kelas dunia.

Lantas, apa yang membuat Om Telolet Om ini viral? Pertanyaan itu menarik diajukan untuk sampai pada pertanyaan berikutnya yang penulis kira tak kalah penting. Yaitu, apa benefit yang bisa dipetik dari viral Om Telolet Om?

Dalam perspektif komunikasi digital, viral terjadi ketika intensitas sebuah konten dibagikan (shares per views) terdongkrak oleh intensitas mengakses konten tersebut (click per shares). Konten viral menjadi semacam bola salju yang terus membesar tak terbendung, hingga menciptakan sebuah trend.

Secara umum, syarat konten viral yaitu berisi informasi, edukasi atau hiburan. Menurut studi yang dipublikasikan oleh The New York Times, konten-konten tersebut membentuk situasi emosi : marah atau terhibur yang lantas mendorong manusia untuk melakukan action membagikan (sharing) informasi yang mempengaruhi kondisi emosi mereka.

Fenomena Om Tolelot Om yang viral ke seantero penjuru internet, dilatari oleh suasana emosi yang terhibur. Ada faktor entertain dari irama khas bus yang “ditemukan” oleh sekelompok anak-anak kampung di Jepara tersebut. Tapi memang belum ada yang berani mendefinisikan secara pasti, apakah lakon anak-anak yang menunggu bus lalu bersorak-sorai ketika mendengar suara klakson tersebut, atau suara klakson itu sendiri sebagai objek hiburan bagi netizen.

Yang kita ketahui, merebaknya Om Telolet Om ke penjuru jagad internet, terjadi organik. Tidak melalui rekayasa dan perencanaan. Fenomena ini tidak seperti viral campaign produk komersil yang sejak awal disusun berdasarkan timeline dengan setting klimaks yang ditetapkan sebagai momentum melepaskan pesan-pesan ke publik. Om telolet Om terjadi alamiah.

Om Telolet Om ini seperti Gangnam Style yang dipopulerkan oleh seniman Korea Selatan, Park Jae Sang atau Psy. Dalam pidatonya di Harvard, Psy mengaku tidak pernah kepikiran bahwa goyang khas bak penunggang kuda tersebut bakal viral apalagi melejitkan namanya. Video Gangnam Style diposting seperti video-video lain milik penyanyi tersebut.

Namun pada akhirnya, Gangnam Style ditonton milyaran kali. Termasuk memegang rekor di Youtube sebagai video dengan views tertinggi. Yaitu sebanyak 2.7 milyar kali atau terpaut 500 juta views dari video terbanyak kedua ditonton di laman video sharing tersebut.

Setelah Gangnam Style viral, banyak benefit yang dikantongi oleh Psy dan Korea secara umum. Gangnam Style semakin memperkuat arus gelombang Budaya Korea atau Hallyu ke penjuru dunia. Penetrasi Korean Wave makin mencengkram di berbagai bangsa, termasuk Indonesia. Demam Korea yang melanda dunia meneguhkan brand nation Korea yang disebut sebagai coolest brand. Produk-produk berbau Korea, mulai dari teknologi, wisata, hiburan hingga pernak-pernik laku keras. Dunia keranjingan Korea.

Gangnam Style memang bukan elemen satu-satunya Korean Wave. Ada elemen lain dari dunia entertaimen Korea yang sebelumnya telah eksis. Namun ledakan Gangnam Style tidak bisa dilepaskan dari megalomania ekspor Budaya Korea yang dikonversi secara cantik sehingga menghasilkan valuasi tinggi.

Banyak versi untuk melihat asumsi nilai ekonomi dari gelombang dan dampak budaya Korea. Menurut data Layanan Informasi Budaya Korea, pada awal 2000-an, ekspor konten budaya Korea berada di angka 500 juta dollar. Lalu pada tahun 2011, meroket ke angka lebih dari 4 miliar dolar, itu sebelum Gangnam Style meledak.

Tahun 2012, Kementerian Budaya, Olahraga dan pariwisata Korea mensinyalir nilai aset ekonomi Hallyu berada di angka 83,2 miliar dolar. Dari nilai tersebut, sebesar 5,26 miliar dolar berasal dari industri musik. Angka-angka fantasitis tersebut sangat masuk akal jika melongok fenomena gurita Korea yang menjangkiti masyarakat dunia, terutama Asia.

[caption caption="Fenomena Om Telolet Om dimanfaatkan sebagai momentum marketing dengan membuat meme kreatif untuk tujuan meraih benefit ekonomi. Adapula yang memanfaatkan sekadar lucu-lucuan. Sumber : twitter @faktagrafis"]

[/caption]

Lalu bagaimana dengan Om Telolet Om, apakah akan didaulat menjadi ujung tombak Indonesia Wave? Tentu saja tidak. Om Telolet Om tidak merepresentasikan nation brand yang akan diketengahkan Indonesia di panggung dunia. Tapi in tidak berarti fenomen Om Telolet Om yang kadung mendunia tersebut dibiarkan begitu saja tanpa dikelola dan diraih benefitnya.

Maka tindakan melakukan sweeping dan pelarangan klakson Om Telolet Om tidak kontekstual. Biarkan saja Om Telolet Om menyebarkan kegembiraan sembari menjadi hiburan ikonik di tengah-tengah masyarakat.

Terlebih, fenomena Om Telolet Om berkembang menjadi lebih luas. Misalnya jadi ajang komunikasi bagi beberapa merek yang meme-nya dapat kita temukan di internet. Bahkan ada yang sudah membuat lagu dangdut khusus Om Telole Om. Kreatif. Semakin membuka banyak peluang. Maka tidak bijak jika dibonsai dengan berbagai dalih dan dalil. 

 Sementara di tingkat yang lebih advance, pemerintah melalui Kementrian Pariwisata atau instansi yang terkait, mengelola Om Telolet Om agar tampil dengan kemasan yang valuable dan layak menjadi elemen nation branding.

DJ Zedd misalnya, membuat kompilasi video tentang keindahan Om Telolet Om Indonesia yang dirilis di twitter dengan lebih dari 3,5 juta pengikut. Esensi dari video itu sendiri, sangat-sangat subtantif dengan tagline Wonderful Indonesia yang dipopulerkan Kementrian Pariwisata sebagai kampanye global di sektor pariwisata Indonesia.

DJ Zedd menampilkan keindahan Indonesia dalam klip berdurasi 1 menit 34 detik (sumber : twitter @Zedd)
DJ Zedd menampilkan keindahan Indonesia dalam klip berdurasi 1 menit 34 detik (sumber : twitter @Zedd)
Video iklan gratis dari DJ Zedd tersebut menampilkan keindahan laut, alam hingga cityscape Indonesia dengan kemasan yang fresh, terasa anak muda banget. Bahkan artis Joshua Suherman di akun @JojoSuherman mengomentari “Video pariwisata yg dibuat pemerintah belum pernah ada yg se-menarik, muda, enerjik, modern, punya Zedd”.

Nah, ide menarik saya kira jika pemerintah menggandeng para DJ yang menjadi garda terdepan dalam viral Om Telolet Om itu sebagai brand ambassador sekaligus mengukuhkan Om Telolet Om sebagai ikon pariwisata Indonesia tahun 2017 atau untuk jangka panjang.

Dengan pengaruhnya di industri hiburan, para DJ kelas dunia tersebut akan sangat powerful untuk menarik wisatawan internasional dari segmen market anak muda. Namun, tentu saja harus dikemas sedemikian rupa, sembari dikembangkan dalam berbagai varian produk seperti souvenir, kaos, dan lain sebagainya. Saya kira, memikirkan hal ini bukan hal sulit bagi bangsa sekreatif Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun