Ketiga, entertain alias menghibur.Konten yang menghibur tentu saja paramaternya mampu membuat pembaca atau penonton tertawa, paling minimal senyam-senyum. Â Unsur hiburan dalam sebuah konten marketing tak bararti harus kehilangan ruang untuk menyampaikan pesan. Bukankah candaan Cak Lontong efektif menciptakan gelak tawa hadirin, dan kontennya ngena.
“Bapak-bapak tentu tahu merokok itu berbahaya untuk kesehatan. Pesan saya buat Anda para perokok ini cuma satu, jangan takut mati. Karena pasti ada korek. Jadi kalau rokoknya mati tinggal nyalain lagi pakai korek." Joke Cak Lontong tersebut, sangat pas dijadikan iklan layanan kesehatan masyarakat. Mengaitkan rokok dengan kematian. Meskipun kemudian ditutup dengan ending candaan.
Sesederhana itu memasukkan unsur entertain atau hiburan dalam sebuah konten marketing.
Tiga poin di atas, tidak hanya berlaku di dunia bisnis, khususnya marketing. Penulis seperti rekan-rekan Kompasioner pun, mestinya menerapkan tiga kunci itu ketika menulis artikel. Dengan demikian, maka tingkat readership artikel yang kita posting akan semakin besar yang saya yakin akan mendongkrak karier menulis rekan-rekan di masa depan.
Saya perhatikan, puluhan artikel yang saya tulis di online forum berbasis komunitas dan bahkan opini di media online dengan tingkat keterbacaan bahkan ada yang tembus lebih dari 110.000 kali, dan ribuan komentar, terutama karena dalam tulisan-tulisan tersebut sarat unsur emosional tanpa mengesampingkan data dan fakta atau penguatan rasionalisasi. Jika tiga poin di atas dikristalkan lagi, dua kata kunci konten viral yaitu emosional dan rasional sekaligus! Ini juga yang saya terapkan ketika menulis di media seperti Kompas, Republika maupun Tempo. Selamat mencoba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H