Mohon tunggu...
Jusman Dalle
Jusman Dalle Mohon Tunggu... Editor - Praktisi ekonomi digital

Praktisi Ekonomi Digital | Tulisan diterbitkan 38 media : Kompas, Jawa Pos, Tempo, Republika, Detik.com, dll | Sejak Tahun 2010 Menulis 5 Jam Setiap Hari | Sesekali Menulis Tema Sosial Politik | Tinggal di www.jusman-dalle.blogspot.com | Dapat ditemui dan berbincang di Twitter @JusDalle

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jalur LRT Melampaui Energi Ekonomi

24 Oktober 2016   11:15 Diperbarui: 24 Oktober 2016   11:41 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi LRT (sumber : www.railforthevalley.com)

Pembangunan Light Rail Transit  (LRT) yang bertujuan mengurangi kemacetan lalu lintas di wilayah Jabodetabek berdampak ganda. Geliat ekonomi di sepanjang jalur LRT ikut terdongkrak. Terutama bisnis properti.

Infrastruktur transportasi memang sangat efektif menolong pertumbuhan pengembangan maupun investasi properti. Harga lahan kosong serta hunian yang dilintasi jalur LRT menjadi lebih tinggi. LRT dan delalapan proyek transportasi yang dicanangkan pemerintah, merupakan harapan besar moda transportasi masa depan di Jabodetabek.

Sejauh ini, moda transportasi publik yang tersedia dan diminati adalah commuterline dan Trans Jakarta. Adapun angkutan kota kurang diminati karena nir kenyamanan.

Ditilik dari multiplier effectnya, LRT tidak hanya menjadi solusi transportasi, tapi juga bermanfaat bagi pengembangan hunian di luar pusat kota. Integrasi transportasi publik dengan pembangunan properti, menjadi pusat energi yang menggerakkan pendulum pengembangan wilayah.

Jakarta sudah terlalu sesak dengan proyek-proyek pembangunan hunian di dalam kota. Dalam jangka pendek, tak jarang pembangunan tersebut malah menjadi biang macet.

Pembangunan LRT, kunci pembuka aksesibilitas wilayah yang selama ini memiliki waktu tempuh berjam-jam. Perjalanan dari Cawang ke Ciawi (Bogor) misalnya, biasanya ditempuh dengan waktu 90-120 menit, dengan adanya LRT dipangkas menjadi 45 menit saja. Ada efisiensi waktu sebesar 50%.

Dengan moda transportasi massal yang memadai seperti LRT, maka para pengembang berlomba-lomba ke wilayah pinggiran. Harga lahan relatif lebih murah ketimbang di dalam kota. Menawarkan hunian terjangkau kepada psar yang belum mampu membeli properti di pusat kota.

Terlebih, pengembang seperti Agung Podomoro Land pasti tidak melewatkan untuk membangun kota mandiri. Hal ini dicanangkan untuk proyek Podomoro Golf View, Cimanggis yang persis bersisian dengan LRT. PGV dibangun laiknya kota sendiri yang memiliki mal, pusat pertokoan hingga sekolah jenjang pendidikan bertaraf internasional. Bukan tidak mungkin, kawasan sekitar juga berkembang menjadi area perkantoran.

LRT menjadi nilai jual bagi developer dalam memasarkan produknya (sumber : podomorogolf-view.com)
LRT menjadi nilai jual bagi developer dalam memasarkan produknya (sumber : podomorogolf-view.com)
Artinya, pemukiman dan pusat aktivitas manusia semakin bergeser ke luar dari pusat kota. Jikapun ada urusan di kota Jakarta, maka dapat ditempuh dengan cepat. Nilai tambah seperti ini, ditengarai mengerek harga tanah dan properti di jalur LRT.  Rata-rata kenaikan mencapai 15 persen hingga 20 persen per tahun untuk jangka panjang. Artinya, untuk prospek bisnis hal ini sangat profitable.

Tak heran bila kemudian beberapa pengembang besar sudah menyiapkan produk mereka memanfaatkan. Developer berlomba-lomba membangun hunian, terutama apartemen karena menyasar pangsa pasar commuter yang kebanyakan anak muda maupun keluarga muda.

LRT serta proyek transportasi publik lainnya, tak relevan lagi dilihat sebagai moda transportasi atau bahkan energi ekonomi semata. Lebih dari itu, proyek yang dihidupkan oleh Presiden Jokowi ketika menjabat sebagai Gubernur DKI ini, bahkan mampu menciptakan ruang redesign tata kota Megapolitan, Jabodetabek. Inilah saatnya menata Jabodetabek agar humanis dan civilized, dimulai dari aspek fisik sejalan dengan pembangunan jiwanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun